Jempolindo.id– Jember. “Biar dah om…rakyat jember yg lebih faham….meskipun faida di delegasi ke planet merkurius saya dan guru2 kabupaten jember gak bakalan pilih faida…”. Aktivis GTT Jember Nur Fadli menanggapi perlawatan Bupati Jember dr Faida MMR ke Negara Swiss, Senin (17/6/19).

Kabar dari Swiss yang dirilis media on line tentang kepergian Bupati Faida ke negara Swiss dalam rangka menghadiri Forum PBB tentang HAM, tak membuat Fadli terperangah. Meski, kabar itu memang membanggakan bagi banyak orang yang tak pernah merasakan beban penderitaan seperti yang dialami Guru Tidak Tetap (GTT).
“Apanya yang mau dibanggakan, melanggar HAM yang ada,” sindirnya sinis.
Harusnya bangga, karena tentu keberadaannya pasti membawa nama harum Kabupaten Jember. Apalagi yang dihadiri forum bergengsi sekelas PBB. Tambahan pula, Faida satu – satunya bupati yang mewakili Indonesia.
Bupati Faida dinilai layak menghadiri forum PBB tersebut, karena perannya sebagai kepala daerah katanya telah mampu memberikan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) pada masyarakatnya.
Bagi Fadli Faida tak lebih dari penguasa yang suka menelantarkan hajat hidup banyak orang. GTT dan Honorer di Kabupaten Jember, kalau saja mereka jujur sudah tentu merasakan pedihnya perlakuan pembiaran atas nasib dan hajat hidup GTT.
“GTT dan Honorer ada yang sampai enam bulan gajinya belum dibayar. Penguasa menelantarkan banyak orang itu kan pelanggaran HAM ?,” katanya seraya bertanya.
Faida hadir bersama negara asia lainnya yang ikut diundang, Nepal, Korea bersanding dengan delegasi dari Amerika Serikat, Australia, Meksiko, Swedia, Uruguay, Italia, Spanyol, Korea, Prancis, Kamerun, Tunisia, Netherland dan Swiss sebagai tuan rumahnya.
Kabarnya Faida akan memberi paparan tentang “Jember sebagai kota ramah HAM serta tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’S) dalam konteks global dan Internasional”.
Tema itu juga tampaknya tidak menggambarkan kenyataan yang ada di Kabupaten Jember. Menurut Fadli Bukan saja GTT dan Honorer yang sering terlambat gajinya, saat lebaran gaji GTT dibungkus sedemikian rupa sehingga seolah seperti THR.
“Mana lagi Surat Penugasan yg cuma berlaku 1 bulan, rusak pendidikan jember. Yang jelas Faida menyiksa batin banyak orang,” sergahnya.
Memprihatinkan
Tak jauh berbeda dengan perlawatan Bupati Faida ke Cina baru lalu, tampaknya juga tidak banyak yang mengetahui kepergiannya. Jempol sempat bertanya kepada anggota DPRD Jember melalu WhatsApp, tanda di WA hanya centang dua biru, tanda dibaca tapi enggan menjawab.
Begitupun jajaran pejabat pemkab Jember, mengaku tak ada yang mengetahui pastinya dalam rangka apa Faida ke Luar Negeri.
“Kami tahunya hanya ke luar negeri itu saja,” kata info Jempol. (*)