Jempolindo.id – Jember.
“Hari ini, (Selasa,1/10/19) kami sangat menyesal, karena belum bisa masuk ke ruang paripurna untuk duduk bareng dan menyampaikan aspirasi , 7 tuntutan dengan anggota dewan, malah kita di biarkan terlantar didepan pintu masuk DPRD jember. saya harap kedepan DPRD bisa lebih terbuka”

Ketua GMNI Jember Irham Fidaruzziar menyampaikan keluh kesahnya atas sikap DPRD Jember yang terkesan lamban merespon tuntutan aksi Aliansi Mahasiswa Jember.
Aksi sekitar 500 Mahasiswa dari unsur GMNI, HMI, IMM, KAMMi dan BEM Universitas Muhammadiyah Jember itu harus bertahan sejak jam 09.00 hingga jam 15.00 WIB, hanya sekedar menunggu respon anggota DPRD Jember bersedia menerima kehadiran mahasiswa.
“Terkait aksi tadi merupakan aksi terlama yang pernah saya alami selama jadi aktivis kami bertahan menunggu kepastian DPRD, atas permintaan kami untuk bisa masuk ke ruang paripurna. Sayangnya DPRD masih enggan menerima kami,” keluh Irham.
Meski akhirnya dengan konsolidasi yang alot 10 anggota dewan bersedia turun menemui aksi mahasiwa. Tampak anggota DPRD Jember yang menemui Mahasiswa diantaranya Tabroni, Itqhon, Nyoman Aribowo, Agusta Jaka dan Tri Sandi.
Dikonfirmasi soal sikap DPRD Jember yang terkesan ogah ogahan temui aksi Mahasiswa, Anggota DPRD Jember Tabroni yang juga turut menemui mahasiswa, menjelaskan bukan berarti DPRD Jember tidak bersedia, hanya saja terjadi tarik ulur saat mahasiswa minta masuk semua, sementara pihak polisi menyarankan hanya 25 sampai 30 perwakilan saja.
“Endingnya, kami anggota Dewan keluar semua temui aksi mahasiswa,” kata Tabroni.
Melalui juru bicaranya DPRD Jember bersepakat dan siap mengawal tujuh tuntutan mahasiswa untuk disampai ke pusat. (*)