Jempolindo.id – Jember.
“As wr wb. Saya ilham wahyudi ( mantan ketua umum asosiasi gtt ( Guru Tidak Tetap) dan ptt (Pegawai Tidak Tetap) PGRI Kabupaten Jember dan aktivis pendidikan. Saya mengecam keras langkah bupati jember untuk merekrut 1300 satgas. Karna menurut saya ini telah menyakiti hati ribuan gtt ptt kab jember”. Tulisan itu disampaikan Ilham melalui pesan WhatsApp (WA), Rabu Malam (2/10/19).
Usai Pimpinan Sementara DPRD Jember Itqon Syauqi mempertanyakan Legalitas Rekruetmen Satgas, giliran Ilham Kecam keras kebijakan yang dinilainya tidak berkeadilan itu.
Menurut Ilham, sampai saat ini nasib ribuan gtt ptt tidak jelas. Bupati masih menggaji gtt dibawah gaji kuli bangunan. Belum lagi ribuan ptt tidak tersentuh. Bupati telah melakukan diskriminasi pada gtt dan ptt di kab jember.
“Seharusnya seorang bupati harus bersikap adil, gtt ptt juga sama sama warga negara RI. Padahal kita telah berjuang mengabdi puluhan tahun berada pada garis depan untuk ikut mencerdaskan anak anak bangsa,” ketus Ilham.
Seharus nya bupati memberlakukan UU no 14 thn 2004. Tentang guru dan dosen, disebutkan seorang guru berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum.
UU No 20 thn 2003 tentang sistem pendidkan nasional, berbunyi :”salah satu hak dari guru memperoleh penghasilan dan jaminan. Kesejahtraan sosial yang pantas dan memadai” dan UU no 13 thn 2003 tentang ketenaga kerjaan .
“Semua undang undang diatas tidak dijalankan oleh bupati jember. Kita gtt ptt gajinya di bebankan pada BOS dan PPG. Itupun tidak tiap bulan cair. Padahal jelas di peraturan pemerintah PP no 48 thn 2005, PP no 43 thn 2007, dan surat edaran menteri dalam negeri thn 2013. “Melarang gubernur, bupati, se Indonesia untuk mengangkat tenaga honorer daerah”
“Saya berharap bupati mengurungkan niatnya untuk mengangkat 1300 satgas. Dan kembali fokus untuk menyelesaikan nasib gtt ptt kab jember. Kita punya hak untuk memiliki kehidupan yg layak sesuai ananat UU guru dan dosen,” tandasnya.
Hanya Bisa Prihatin
Senada dengan Ilham, Ketua LSM Dhuafa Safa Ismail juga turut menyesalkan Rekruetmen Satgas Duafa yang tes wawacaranya sudah dimulai sejak hari Rabu hingga Jumat (2 – 4 /10/19) di Pendopo Kab Jember.

“Kabarnya honor satgas diatas 2 juta. Asli mung iso ngelus dodo kenapa ??,” Keluh Safa.
Safa mencatat beberapa kebijakan Bupati Jember yang jauh berbeda perlakuannya dibanding Satgas, diantaranya, Pendataan 5000 warung jejaring, dengan program memberikan bantuan modal usaha, data sudah masuk ke pendopo, namun hingga sekarang 3 tahun lebih tidak ada kejelasannya.
“Coba anggaran untuk satgas ini
dialokasikan untuk warung jejaring, pasti sudah bisa memenuhi janjinya 5000 warung dan usaha kecil sangat terbantukan,” tandasnya.
Safa juga merasa prihatin atas nasib PTT eks upt pendidikan yang sekarang nganggur semenjak ditutupnya UPT tersebut.
“Mengapa bukan mereka saja yang dipanggil ?,” Ketusnya seraya bertanya.
Begitupun nasib Sopir ambulance dengan tugas dan beban kerja yang luar biasa, honornya dibawah satgas. sehingga diduga ada jg sopir ambulance yang sekarang ikut daftar satgas.
“Honor satgas yg menggiurkan sangat menyinggung perasaan GTT yg mengabdi belasan tahun hanya menerima honor 500 rb / bulan,” pungkasnya. (*)