14.9 C
East Java

Ya Allah Kami Rindu Menyembah – Mu , Beri Kami Akses Yang Cukup

Loading

Jempol – Jember .

Siang itu Kusbandono (39) tahun menatap masjid yang berdiri megah didepannya. Matanya meredup seolah hendak menangis menahan rindu. Begitu kuat keinginannya menjumpai Tuhan didalam masjid nan indah dan megah itu, tetapi pria itu tak tahu harus berbuat apa.

Kakinya yang lumpuh  sejak kecil membuatnya menahan diri, tak tahu caranya masuk ke ruangan suci itu, melewati tangga yang sudah pasti menyulitkan langkahnya.Kalaupun bisa masuk keruangan dalam, Kusbandono harus berpikir, layakkah berada pada barisan jamaah ?.

Tempat wudlu yang didesain kurang ramah difable juga membuatnya semakin tertegun. Bagaimana caranya  melewati jalan menuju  tempat wudlu yang sudah tentu sulit dilewati bagi orang seperti Kusbandono.

“Padahal wudlu adalah sarat sahnya sholat,” kata Kusbandono.

Terbayang dibenak Kusbando, teman – temannya yang mungkin kondisinya lebih parah. Penyandang cacat yang menggunakan kursi roda, pasti mengalami kesulitan.

Pria yang pekerjaannya sebagai jurnalis itu sudah pernah menulis di media sosial, pada tahun 2017. Upaya itu juga pernah disampaikannya, berharap Masjid Al Amin Jember sudi memberikan fasilitas kemudahan ibadah bagi penyandang cacat.

“Tetapi takmir sepertinya masih mempertimbangkan aspek sejarah, dibanding kemanusiaan,” keluh Kusbandono.

Penuh kesabaran pria itu tetap berusaha menjumpai Tuhan nya, tanpa ada keberanian berkeluh kesah. Ada ketakutan menyelinap, cemas disangka mengada – ada dan provokatif. Apalagi era kini,  banyak orang menjadi sangat sensitif.

“Tuhan, hamba yakin Engkau ciptakan kami bukan untuk didiskriminasi, meski realitas kadang kala hamba harus lebih banyak  merenungkan kenyataan,” desah Kusbandono.

Sungguh, barangkali Kusbandono hanya satu dari sekian  penyandang cacat yang penuh harap ada perbaikan rumah ibadah ramah akses difable, tanpa bermaksud mendiskreditkan pihak manapun.

Di Teras Masjid itu, Kusbandono bersimpuh sambil malu – malu bercengkrama bersama Tuhannya.  

“Ya Allah, kami juga punya rindu, seperti mereka  mungkin juga punya rindu,” mukanya menunduk tersipu. (m1f)  

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img