Jember – Jempolindo.id. Jagongan bersama calon penggantiBupati Jember dr Faida MMRyang digelar Komunitas Butuh Bupati Baru (B3), bertempat di Yayasan Raudhatul Mutaallimin (Yasrama), Jumat (18/10/19) jadi ajang curhat 8 Bakal Calon Bupati Jember. Gelaran Jagongan itu diikuti tokoh Jember dari berbagai kalangan.
Mantan Ketua Asosiasi Kepala Desa Jember Zoelkifli selama menjadi kepala desa Sukowono merasa paling banyak didholimi Faida. Atas alasan itulah Zoelkifli menjajal mendaftar sebagai bakal calon bupati Jember periode tahun 2020 – 2025.
Mantan Kades Sukowono Zulkifli
“Saya paling banyak didholimi, kita harus berani melawan,” tegasnya.
Begitupun Pengusaha H Moh Nur Sulis yang mendaftar melalui Partai Nasdem, mengungkapkan situasi Kabupaten Jember yang menurutnya harus dibenahi. Karenya H Sulis mengajak bersama- sama bekerja mengatasi permasalahan itu.
“Semua tentu ada kelebihan dan kekurangannya. sebaiknya mari bekerjasama sama menanggulangi permasalahan yang ada,” katanya.
Aktivis senior PMII Kusbandono yang juga mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati Jember melalui PDIP mengungkapkan kekecewaannya atas pemerintahan Bupati Faida yang hanya memanfaatkan kaum difable.
Seperti yang dialaminya saat turut serta menyusun Perda Disabilitas tahun 2016.
“Saya siap bersama sama memperbaiki Jember,” tegasnya.
Aktivis Senior PMII Kusbandono
Sementara mantan Kepala BPPD Jember Ir Rasid Zakaria justru mempertanyankan bagaimana caranya memenuhi harapan Butuh Bupati Baru.
” Saya menerima.amanat dari para Kyai dan Ulama, amanatnya Faida harus diganti,” tegas Rasid.
Mantan Kepala BPPD Jember Ir Rasid Zakariap
Rasid yang telah mendafar Bacabup melalui PDIP dan Partai Nasdem
mengaku sudah melakukan survey, hasilnya Faida masih kuat. Meski menurut kalkulasi politiknya Faida tidak punya pintu untuk dapat rekom.
“Faida di Jember jadi Macan, tetapi saat mendaftar di PDIP jadi kucing,” Sindir Rasid.
Pernyataan pemilik Rien Collection H Hendy Siswanto ikut menjadi Cabup hanya berniat memperbaiki dirinya agar lebih bermanfaat dengan turut serta memperbaiki Kabupaten Jember.
“Diusia saya yang 58 tahun ini saya mengajak untuk bergotong royong melakukan perbaikan. Jember harus jauh lebih dari yang sekarang, kita sudah tertinggal dari kabupaten lain,” Katanya.
Pemilik Rien Collection Hendy Siswanto
Hendi menyadari tidak semua 13 Bacabup yang sudah mendaftar melalui partai politik tidak akan direkom semua.
“Jika terjadi ada tiga pasang calon yang direkom partai, ya bagaimana baiknya sudah,” katanya.
Mantan Kepala BPN Jember Joko Susanto yang tampaknya hanya melalui Partai Gerindra, juga merasa prihatin mengamati kondisi Jember.
Joko mengklaim didukung para kyai.
Joko mengkritisi kebijakan anggaran APBD, menilai APBD menurutnya tak hanya bicara hasil, melainkan mesti dicermati prosesnya.
Proses yang berpengaruh terhadap perekonomian, duit tetap beredar di Jember. Jika pekerjaan dilakukan oleh orang luar Jember, uang hanya akan dinikmati orang luar Jember
“Menjadi tugas bupati bagaimana mensejahterakan masyarakat jember,” katanya.
Mantan Kepala BPN Jember Djoko S
Mantan pimpinan DPRD Jembeer periode 2014 – 2019 Ayyub Junaedi menghimbau agar dalam memilih pemimpin masyarakat bisa melihat
track recordnya.
“Jadilah pemilih rasional, karena tantangan bupati ke depan sangat besar,” kata Ayyub.
Ketua DPC PKB Jember Ayyub Junaedi
Ayub mencontohkan rendahnya kinerja pemkab Jember, diantara soal Jember yang tidak mendapat quota rekruetmen ASN tahun 2019.
Berdasar informasi, ternyata akibat dari buruknya tata kelola birokrasi.
“Masak ada kasi kambing, kasi sholawat, kasi haji,” sindir Ayub.
Pengusaha Property Abdussalam menyadari carut marutnya birokrasi jember yang berdampak pada pelayanan masyarakat.
“Untuk itu saya bertekad turut serta memperbaiki Jember, dengan jargon Jember Juara,” katanya.
Pengusaha Property H Abdussalam
Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad Halim, satu – satunya dari 50 anggota DPRD yang hadir merasa masih ada nuansa tersandera di lingkungan DPRD Jember. Hal itu tampaknya akibat dari terjeratnya kasus Bansos yang sempat menjebloskan ke penjara Mantan Ketua DPRD Jember Thoif Zamroni.
“Setiap kali saya ingin mengomentari kebijakan eksekutif dan saya sampaikan kepada anggota dewan lainnya selalu ada rasa ketakutan,” akunya.
Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad.Halim
Halim mengaku prihatin membandingkan dengan kesejahteraan yang diterima anggota DPRD Kabulaten tetangga.
“Anggota dewan Jember take home pay hanya 26 juta. Sedangkan Banyuwangi sudah 36 juta dan Bondowoso 34 juta,” keluhnya.
Pertanyaan Rasid perihal cara B3 melaksanakan agendanya, ditanggapi Tuan Rumah Sekaligus moderator acara jagongan Kustiono. B3 kata Kustiono dapat dilalui salah satunya dengan mencermati Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK tahun 2019.
“LHP BPK merupakan pintu masuk menghabisi Faida. Apalagi jika didukung kekuatan anggota DPRD,” kata Kustiono menyakinkan.
Penggagas B3 Kustiono Musri
Kustiono juga menegaskan perlunya kekompakan para Bacabup penantang Faida untuk tidak saling menyerang.
“Kita minta kesepakatan para bacabup,” tegas Kustiono.
Lain halnya dengan Aktivis Jember AgusMMmeragukan LHP BPK dapat digunakan sebagai senjata untuk menyerang Faida. Dirinya yang mengaku mempelajari LHP BPK sejak tahun 2015 menganggap tidak bisa menggeser bupati.
” LHP BPK itu banci,” sergahnya.
Aktivis LSM LAPPAP Jember Agus Mashudi
Aktivis Partai Nasdem Mursid menyatakan sikap penolakannya untuk mendukung Faida, meski seandainya Partai Nasdem merekom Faida.
“Kalaupun saya harus dipecat dari keanggotaan partai gak apa – apa,” tandasnya.
Sementara Ketua Partai Berkarya Jember Muhammad Firdaus merasa perlu banyak mendengar seluruh masukan dari semua pihak untuk dijadikan bahan laporan kepada pimpinan partainya.
“Kami akan memberikan pertimbangan kepada pimpinan partai siapa yang pantas direkom,” katanya.
Ketua Partai Berkarya Jember M Firdaus
Aktivis Partai Golkar Hafidi mengingatkan agar memilih pemimpin yang memiliki kemampuan serta komitmen yang kuat.
” Jika partai merekom calon pemimpin bukan ahlnya, tunggu saat kehancurannya,” sindir Hafidi.
Aktivis Partai Golkar Hafidi
Saat diminta pendapatnya Ketua PWI Jember Sigit Maryantomenegaskan posisi PWI sebagai lembaga profesional bersikap netral.
“Adayang menganggapPWI oposisi. Sesungguhnya PWI mengkritisi faida sebagai bupati. jika diperlukan untuk sarana publikasi sepanjang tidak menjelekkan calon lain PWI siap,” tegas Sigit.
Ketua PWI Jember Sigit Edy Maryanto
Acara jagongan itu ditutup dengan pernyataan KH Syaiful Rijal (Gus Syef), mengklarifikasi bahwa kritik yang dilakukannya bukan terhadap Faida secara personal, melainkan Faida sebagai Bupati.
Penanggung Jawab B3 KH Syaiful Rijal
“Sekarang kan ahlaknya makin ambruk, sudah perlu diganti,” pungkasnya. (*)