jempolindo.id – Jember. Jember hanya ada satu desa sangat tertinggal, 46 desa tertinggal, 114 desa berkembang, dan 60 desa maju. Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari tergolong desa tertinggal diantara 46 desa tertinggal lainnya.
Diantaranya kurangnya dukungan sarana prasarana. Akses jalan yang masih harus ditingkatkan. Selama ini akses jalan desa masih belum keseluruhan tuntas dibangun.
Dari tiga kategori indikator Indeks Desa Membangun (IDM) yaitu Sosial, ekonomi dan ekologi , jika boleh memilih kata Bukhori lebih memilih peningkatan sektor ekonomi, karena lebih punya potensi untuk dikembangkan.
” pean kan paham juga masyarakat dusun sumber klopo, tingkat kesejahteraan naik tajam dibanding taun 90an, gimana waktu itu saya tahu persis tingkat kesejahteraannya terpuruk, tapi pada akhirnya berbanding terbalik ketika masyarakatnya membudidayakan tanaman kopi, walau cara pengolahannya dilakukan secara tradisional (manual), pean lihat sendiri lebih kurang 70 prosen perekonomian masyarakat naik,” Buhori menjelaskan panjang lebar seolah memgingatkan jempolindo.id.
Buhori seolah membuka memori, mengingatkan kondisi masyarakat Dusun Sumberklopo Desa Curahkalong yang berada dibawah garis kemiskinan di era tahun 90 an. Kini, setelah terbukanya akses kerjasama pengelolaan hutan (PHBM) bersama KPH Perhutani Jember kondisi ekonomi masyarakat kian membaik.
“Soal meningkatkan skor desa, semuanya kan tidak lepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakatnya, termasuk kemampuan birokrasinya,” tegasmya.
Menyadari amanah yang diembannya, Kepala Desa Curahkalong Suhaemi Irfani Hamzah bertekat mempersembahkan yang terbaik di sisa waktu jabatannya.
“Kami, pemerintah desa bersama masyarakat akan memacu pembangunan disemua sektor, baik fisik maupun non fisik,” tandas Hemi.
Hemi berkeyakinan Desanya mampu menjadi desa mandiri dengan pembangunan yang terencana dan dengan dukungan segenap pihak.
PERPUTARAN SEKTOR KEBUN KOPI MENCAPAI 15 M
Pernyataan Bukhori didukung oleh Ketua Kelompok Tani Curahkalong 1 Teguh Wahyudi.
Perputaran uang di masyarakat dari produksi kopi pertahun bisa mencapai 15 Milyar. Perhitungan itu didapat dari luasan lahan x rata rata produksi x harga pasar.
Wahyudi mengakui jarak tempuh dari dusunnya menuju jalan protokol sekitar 15 km, dengan kondisi jalan yang belum semuanya baik.
Upaya hanya dari Dana Desa menurutnya tidak akan mencukupi untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Jadi harusnya ada dukungan anggaran pembangunan dari sektor lain.
“Curahkalong itu luas mas, saya kira termasuk daerah terluas di desa Bangsalsari. Kalo hanya mengandalkan dari dana desa, yang hanya sekitar 2 milyar pertahun, ya gak nutut,” keluh Wahyudi.
DANAU LANGON SURGA TERPENDAM
Danau Langon secara administratif berada di bawah Desa Curahkalong tetapi aliran airnya di manfaatkan oleh masyarakat desa Selodakon dan PT JA WATIE Perkebuman Tugusari. Sementara masyarakat Curahkalong sendiri tidak memanfaatkannya.
“Kami sudah usulkan agar pemerintah pusat lebih peduli, sudah pernah datang juga berkunjung. Lalu janjinya tinggal janjinya,” Wahyudi menuturkan penuh harap.
Danau ini memiliki keindahan tersendiri, disamping misteri yang menyelimutinya. Termasuk keberadaan ikan tanpa daging yang hanya kelihatan tulangnya. Kabarnya jenis ikan ini merupakan varietas asli Indonesia.
Sayang keindahan Danau Langon masih belum tersentuh. Akses jalan menuju lokasi juga masih berupa tanah yang jika musim hujan dipastikan licin dan sulit dilewati dengan kendaraan bermotor.
” Jika digarap lebih serius Danau Langon tentu juga berdampak positip pada ekonomi masyarakat sekitar,” kata wahyudi.
Menurut Wahyudi Curahkalong memiliki Potensi Wanawisata yang layak.
” Potensi yang ada merupakan sektor ekologi yang masih terbuka untuk dikembangkan,” pungkasnya. (#)