Jempolindo.id – Jember. Nama sebenarnya Nasrul Fuad Abbas, orang sekitarnya biasa memanggilnya Kriwul. Menuturkan kisahnya, Jum’at (27/9/19) rela menggendong Nenek lumpuh demi menyelamatkan suara rakyat Desa Jubung saat Pilkades Jubung yang dilaksanakan pada hari Kamis (26/9/19) kemarin.
“Kasihan mas, saya jadi ingat ibu saya sendiri,” tuturnya.
Kriwul tak tega mendengar permintaan Nenek Murjana , warga Disun Darungan Lor, yang memaksa ingin ikut nyoblos Bhisma Perdana.
“Engkok nyoblosah Bhisma cong, majuh ateragi (red : aku mau nyoblos Bhisma, tolong antarkan),” kriwul menirukan permintaan Nenek itu.
Nenek Murjana, kata Kriwul rupanya hendak memberikan contoh bagaimana menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bhisma Perdana.
“Saya juga tidak paham mas, mengapa nenek itu memaksa, mungkin selama ini merasa diperhatikan kehidupan di masa tuanya,” kata Kriwul.
Kriwul sebenarnya sahabat Bhisma yang sudah membantu sejak Bhisma mencalonkan periode pertama. Hingga pencalonan ketiga kalinya, Kriwul masih setia menemani Bhisma.
“Ya kami sudah sudah seperti saudara sendiri. Saya tahu Bhisma itu sosialnya tinggi,” tutur Kriwul.
Boleh jadi orang tak percaya jika mendengar Bhisma bukan orang kaya seperti penampilannya. Apalagi sudah menjadi kepala desa dua periode.
Saat pencalonan ketiga kalinya, tim pemenangan Bhisma hanya memgandalkan tekad dan semangat, tak ada janji muluk yang ditawarkan kepada warga Jubung.
“Kami hanya menjelaskan apa yang sudah diperbuat Bhisma selama ini kepada masyarakat Jubung. Biarlah masyarakat yang menilai. Mau beli suara darimana wong Bhisma tak punya uang,” kata Kriwul.
Soal berbeda pendapat diantara keduanya sudah biasa terjadi. Tetapi tak pernah bisa memisahkan persahabatan diantara mereka.
Semangat persahabatan itu pula yang mengantarkan Bhisma menang mutlak pada Pilkades ketiga kalinya.
Semangat ratusan pemuda Kriwul.
“Aku sendirian ya gak mungkin lah mas, banyak kawan kawan lain yang kompak saling membantu,” ujarnya merendah. (*)