Gus Syaif : Bupati Jember Tinggalkan Rapat Paripurna Dinilai Semakin Tak Punya Etika

Loading

Jember – Jempol. Sikap Bupati Jember dr Faida MMR yang tiba-tiba meninggalkan Rapat Paripurna DPRD Jember, Kamis Sore(09/04/2020) ditanggapi negatif masyarakat Jember.

Sebut saja KH Syaiful Rijal atau akrab dipanggil Gus Saif, turut menyayangkan sikap Bupati Faida yang menurutnya semakin tidak punya etika, meninggalkan Rapat Paripurna sebelum rapat ditutup.

Tambahan pula, Rapat Purna digelar DPRD Jember untuk membahas pengesahan lima Raperda usulan Eksekutif.

“Ini rapat paripurna lho mas, sedang membahas kepentingan rakyat Jember, kan sudah semakin tidak punya etika,” kata Gus Syaif melalui ponselnya.

Sejak memimpin Kabupaten Jember  dr Faida MMR memang memiliki corak kepemimpinan yang menyimpang dari kelaziman birokrasi. Gus Saif merasa sudah mengingatkan dengan berbagai cara, sayangnya upaya banyak pihak mengingatkan Faida sepertinya tak digubris.

“Sekarang ya tinggal DPR bagaimana menyikapinya. DPR itu kan dipilih rakyat, ya harusnya mewakili kepentingan rakyat, sudah jangan mengedepankan kepentingan dirinya sendiri,” pinta Gus Saif.

Seperti dirilis media masa, Faida meninggalkan rapat paripurna saat unsur Fraksi PanDeKar Agusta Jaka Purwana mempertanyakan sumber anggaran sebesar Rp 400 M yang dialokasikan untuk penanganan wabah Covid19.

Agusta menginterupsi sesaat sebelum Pimpinan Sidang Itqon Syauqi menutup Rapat Paripurna. Agusta meminta Bupati Faida menjelaskan sumber alokasi anggaran itu agar tidak menimbulkan polemik.

Menimpali  Agusta, Anggota DPRD Jember dari Partai Amanat Nasional  Nyoman Aribowo juga bertanya  terkait  kejelasan APBD Jember yang  belum ada pembahasan.

Belum usai Nyoman berbicara, Faida sudah keburu meninggalkan Rapat Paripurna sebelum ditutup.

Menanggapi kejadian itu Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi kepada sejumlah media menjelaskan diplomatis. Menurut  Itqon  interupsi Agusta dan Nyoman dinilainya wajar dilakukan, karena memang selama ini sulit berkomunikasi dengan Bupati.

”Bagi Pak Nyoman dan Pak Jaka ini mungkin kesempatan, ini kan demi rakyat Jember juga. Harus ada kepastian hukumnya terkait dana penanganan Covid itu sehingga tidak jadi temuan BPK di kemudian hari. Saya apresiasi itu,” jelas Itqon.

Kedua anggota Dewan itu, kata Itqon memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan penjelasan dari Bupati Faida. Apalagi yang dilakukan Bupati dengan mengalokasikan  anggaran sebesar-besarnya untuk penanganan Covin-19 itu baik.

“Tapi ini negara, kalau kata Pak Nyoman ini NKRI,harus jelas aturanya,Rp. 400 Milyar itu dari mana ?. Itu lo. Tapi beliau (bupati) berhak kalau kecewa atau apalah, karna ini memang bukan agendanya,” jelas Itqon. (*)

Table of Contents