Jember- Jempol. Curah hujan tinggi 260 rumah dan sekolah dasar di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember terendam banjir. Banjir terlihat sejak hari sabtu, 13 maret 2019 sampai hari Senin, 18 Maret 2019 masih terlihat menggenang.
Menurut Kepala Desa Wonoasri Sugeng Priyadi, setiap tahun banjir hampir dipastikan selalu terjadi. Wilayah Desa Wonoasri merupakan cekungan dari beberapa desa, dari utara aliran sungai mandilis, Sanenrejo dan Curah Takir. Wilayah selatan mulai dari Desa Andongrejo, Sanenrejo dan Taman Nasional Gunung Kucur.
“Jadi kalo curah hujan intensitas tinggi pasti terjadi genangan seperti ini,” ungkapnya.
Aktivitas Belajar Mengajar Terganggu
Menurut keterangan warga setempat, genangan air sempat surut. Tetapi, hujan yang datang lagi pada malam hari membuat genangan air betambah lagi. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar menjadi terganggu lantaran ruang kelas belajarnya terendam air.
Pihak sekolah segera mengamankan meja, kursi belajar siswa dan sebagian buku pelajaran yang turut terendam.
Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Desa Wonoasri, Suyit terdapat enam kelas yang terendam, terparah di kelas 1,2 dan 3. Sejumlah 106 Siswa, terdiri dari 56 laki – laki dan 50 perempuan, sebenarnya tidak diliburkan, hanya saja karena banjir terpaksa aktifitas belajar mengajar tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
“Tadi ada yang datang tidak berseragam, sekitar 20 orang,” katanya.
Rumah Warga Juga Terendam
Bukan hanya sekolah yang terendam air, akibat curah hujan air sungai meluap, dan menggenangi sekitar 260 kepala keluarga atau 1.300 jiwa terdampak banjir.
Guna menanggulangi warga terdampak banjir, pihak BPBD Jember segera menerjunkan Tim Reaksi Cepat dengan mengevakuasi dan mendistribusikan logistik warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Jempol, atas kejadian ini tidak ada korban jiwa. Sebagian warga juga terlihat enggan mengungsi. Mereka memilih menjaga harta dan ternaknya.
Seperti dikatakan Warga Desa Wonoasri Arif lebih memilih tidak mengungsi sambil menunggu perkembangan situasi.
“Kami
tidak mengungsi dulu, sambil menunggu perkembangan, kalo memang situasi tidak
memungkinkan ya kami baru mengungsi,” katanya. (sgt)