16.7 C
East Java

Akibat Banjir Sekolah Dasar dan 260 Rumah di Jember Terendam

Loading

Jember- Jempol Curah hujan tinggi  260 rumah dan sekolah dasar di  Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo  Kabupaten Jember  terendam banjir. Banjir terlihat sejak hari sabtu, 13  maret 2019 sampai hari Senin, 18 Maret 2019   masih terlihat menggenang.

Menurut Kepala Desa Wonoasri  Sugeng Priyadi,  setiap tahun banjir  hampir dipastikan selalu terjadi. Wilayah Desa Wonoasri merupakan cekungan  dari beberapa desa,  dari  utara aliran sungai mandilis, Sanenrejo dan Curah Takir. Wilayah selatan mulai dari Desa  Andongrejo,  Sanenrejo dan Taman Nasional Gunung Kucur.

“Jadi kalo curah hujan intensitas tinggi pasti terjadi genangan seperti ini,” ungkapnya.

Aktivitas Belajar Mengajar Terganggu

Menurut  keterangan warga setempat, genangan air sempat surut. Tetapi, hujan yang datang lagi pada malam hari membuat genangan air  betambah lagi. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar menjadi terganggu lantaran ruang kelas belajarnya terendam air. 

Pihak sekolah segera mengamankan meja, kursi belajar siswa dan sebagian buku pelajaran yang turut terendam.

Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Desa Wonoasri, Suyit terdapat enam kelas yang terendam, terparah di kelas 1,2 dan 3.   Sejumlah 106 Siswa, terdiri dari 56 laki – laki  dan 50  perempuan, sebenarnya tidak diliburkan, hanya saja karena banjir terpaksa  aktifitas belajar mengajar tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Tadi ada yang datang tidak berseragam, sekitar 20 orang,” katanya.

Rumah Warga Juga Terendam

Bukan hanya sekolah yang terendam air, akibat  curah hujan air sungai meluap,  dan menggenangi  sekitar  260 kepala keluarga atau 1.300 jiwa terdampak banjir. 

Guna menanggulangi  warga terdampak banjir, pihak  BPBD Jember segera menerjunkan Tim Reaksi Cepat dengan mengevakuasi  dan mendistribusikan logistik  warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jempol, atas kejadian ini  tidak ada korban jiwa. Sebagian warga juga terlihat enggan mengungsi. Mereka memilih menjaga  harta dan ternaknya.

Seperti dikatakan Warga Desa Wonoasri Arif lebih memilih tidak mengungsi sambil menunggu  perkembangan situasi.

“Kami tidak mengungsi dulu, sambil menunggu perkembangan, kalo memang situasi tidak memungkinkan ya kami baru mengungsi,” katanya. (sgt)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img