Tips Meraih Sukses

Loading

Jempolindo.id – Meraih Sukses, setelah berulang kali mengalami kegagalan, bukan sesuatu yang sulit. Seorang motivator, Helmy Yahya memberikan jalan keluar agar dapat bangkit dari kegagalan.

“Sejak saya dipecat, wuahhhh rejeki saya melimpah luar biasa. Satu pintu tertutup ribuan pintu terbuka,” Helmy Yahya, dalam Channel Snack Vidio pribadinya membuka penjelasannya, tentang bagaimana meraih sukses.

Sosok Helmy Yahya. adalah seorang pembawa acara televisi, aktor, produser dan politikus Indonesia keturunan Melayu dan Palembang, Sumatera Selatan.

Pada tahun 1981, Helmy Yahya masuk kota Jakarta, bagaikan gembel yang tidak punya apa-apa.

Ayahnya yang hanya sebagai pedagang kaki lima, harus menggadaikan harta bendanya untuk membiayai nya sekolah.

“Berat memang berat, sepatu saya jebol ya kan. Saya memulai kehidupan dari minus bukan dari nol. Berhadapan dengan anak anak kota yang sombong sombong,” katanya.

Banyak pemuda seusianya, memandangnya hanya sebagai anak kampung. Lalu, bagaimana dia menjadi orang yang kemudian yang sangat dikenal dan dihormati, oleh temannya.

“Kuncinya adalah anda harus mengcreate citra diri,” katanya.

Citra diri itulah yang disebutnya sebagai personal branding.

“I build my personal branding,” ucapnya.

Karena, tanpa citra diri, manusia tidak akan dikenal. Helmy menyebut, bahwa dulu orang hanya mengenal bahwa hanya produk saja yang ada brand nya.

“Ternyata, orang pun harus punya brand,” katanya.

Helmy mencontohkan produk kopi, yang harganya murah, karena tidak memiliki brand.

“Kopi tubruk gitu aja, harganya cuma berapa sih, paling 15 ribu. Tapi kalau dinamai Tomorow Coffe, atau Starbucks Coffe, harganya uhhhh bisa 3 sampai 4 kali lipat,” katanya.

Atau Es teh manis, kalau dikampung paling harganya hanya 10 ribu, tetapi kalau di beri branding Ice Lemon Tea, atau brand yang bagus, maka harganya bisa 4 kali lipat.

“Itu kita bicara tentang produk. Orangpun, kalau anda ingin dihargai, kalau anda ingin punya value, dibutuhkan orang dan dibayar dengan harga mahal, kita harus menciptakan branding kita,” ujarnya.

Menurut Helmy, branding itu terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:

Skill, yang harus diinformasikan kepada semua orang tentang kemampuan yang kita miliki.

“Saya Helmy Yahya, jago apa, jago ngomong. Saya adalah ahli komunikasi. Ahli motivasi, that’s my brand,” katanya.

Achievement, yang menjelaskan bahwa skill yang dimiliki itu telah mendatangkan banyak prestasi.

“Oh, Helmy Yahya memenangkan banyak penghargaan. Itu achievement,” ujarnya.

Appearance, merupakan penampilan seseorang setiap harinya, yang menunjukkan citra dirinya dengan jelas.

“Helmy Yahya, misalnya ingin didengar banyak orang. Saya sehari hari pun harus berpakaian yang mendukung,” katanya.

Jika ingin menunjukkan kemampuan dibidang bisnis, kata Helmy, seseorang harus juga berpakaian seperti orang bisnis pada umumnya.

“Ya jadi appearance, juga menjadi sesuatu yang penting,” katanya.

Uniqueness, seseorang juga harus memiliki keunikan, untuk membedakan dengan orang lain.

Attitude, merupakan sikap pribadi seseorang. Hal ini merupakan inti dari personal branding.

“Ya, gak ada gunanya anda pintar, hebat, unik, keren, tetapi attitude nya tidak ada, gone !,” katanya.

Orang yang tidak memiliki attitude yang baik, menurut Helmy akan membuat orang lain enggan membangun hubungan.

“Datang terlambat, nggak mau minta maaf, gak sopa sama orang tua. Sikapnya selalu mengeluh, suka mencelakakan orang, menjadi orang yang toxic,” ujarnya.

Itulah kenapa, banyak orang punya prestasi akademik yang baik, dari lulusan universitas terbaik, tetapi gagal.

“Kenapa, karena tidak punya attitude. Orang yang sekolah nya tinggi, kadang sombong. Dia pikir orang butuh dia, Common man,” tegasnya.

Itulah, tips yang sudah dipraktekkan oleh Helmy Yahya untuk bangkit dari beberapa kali mengalami kegagalan.

Dia menceritakan bagaimana pernah gagal menjadi anggota Legislatif, yang berangkat dari daerah asalnya.

“Saya tidak dipilih, kenapa?. Karena saya tidak mau main uang. Bayangkan, ada yang tidak dikenal bisa mengalahkan saya, karena mereka main uang,” katanya.

Dengan kegagalan itu, Helmy tidak merasa malu. Dia tetap merasa bangga, karena mempertahankan brand dirinya, sebagai orang yang menolak politik uang.

“Tuhan Maha Baik, kalau kita berbuat baik, akan dibalas dengan kebaikan,” katanya.

Kesempatan semakin terbuka, kata Helmy, justru setelah mengalami kegagalan.

“Jadi itulah perlunya sebuah personal branding, yang harus terus menerus dirawat dan dijaga,” katanya.

Kata Helmy, meskipun kalah, gagal, percayalah bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik.

“Selamat mencoba,” pungkasnya. (MMT)

Table of Contents