Protes Pemilihan Umum Raya Universitas Jember Tertunda Berbuntut Intimidasi

Loading

Jember _ jempolindo.id _ Tertundanya Pemilihan umum raya Universitas Jember tahun 2020 yang semula akan dilaksanakan tanggal 10 Desember 2020, yang telah diumumkan  Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUM) UNEJ pada 9 Desember melalui konferensi pers di sekretariat KPUM, berbuntut intimidasi. Kamis,10 Desember pukul 18.30.

Baca juga :

“Penundaan Jadwal Pemilu Raya Universitas Jember Cederai Demokrasi Kampus” https://www.kompasiana.com/miftahulrahman/5fd3fc488ede4831a75a0942/penundaan-jadwal-pemilu-raya-universitas-jember-cederai-demokrasi-kampus

Tindakan intimidasi dialami Yudha,  Salah satu tim sukses Pasangan Calon 02 Agung – Cendi, gegara Yudha memasang Banner Protes  di double way UNEJ yang berisi ketidak percayaan publik terhadap KPUM, BEM, serta BPM. Publik menilai tiga lembaga tersebut telah gagal dan kehilangan independensi.

Menurut penuturan Yudha,  intimidasi terjadi  dalam bentuk upaya serangan    ketua BPM UNEJ, saat  Yudha  hendak melihat banner yang dipasang timnya.

“Kami baru pulang dari acara Puskapsi FH UNEJ di hotel Valonia. Saat kami lewat double way dan ingin melihat banner tersebut, tiba-tiba kami diteriaki dan hampir dipukul oleh Sastra, ketua BPM. Kami merasa diintimidasi”, ungkap Yudha.

Setelah suasana ribut di double way UNEJ, salah satu pelanggan ruko berusaha memediasi dan memberikan tempat untuk mereka berembuk.

“Kami lagi nongkrong, tiba-tiba ada suara ribut didepan. Ya sudah kami inisiatif menghampiri dan memberikan tempat supaya bisa bicara baik-baik.” ungkap zulfikar salah satu pelanggan ruko.

Yudha menyayangkan tindakan intimidasi itu, sebagai tindakan yang kurang pantas dilakukan seorang ketua Lembaga BPM.

“Dia kan ketua lembaga BPM yang punya marwah. Kalau tindakannya seperti itu, sungguh tidak pantas. Kami menyangkan itu,” tukasnya.

Yudha berharap   momen pemira UNEJ, semua pihak harus berpolitik dengan sehat sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

“ya tentu kami harap pemira ini bisa demokratis dan tanpa tindakan intimidasi, apalagi sampai menggunakan kekerasan. Kita sudah menguras tenaga untuk pemenangan Agung-Cendi, masa harus diintimidasi juga.  Kita sama-sama dewasa lah, katanya mahasiswa intelektual,” pungkas yudha. (*)

Table of Contents