Jembatan Ambrol Warga Gunakan Perahu Getek

Jembatan ambrol
Keterangan Foto : Warga terpaksa menggunakan alternatif getek untuk menyeberang sungai

Loading

Jempolindo.id – Jember – Jembatan ambrol,  Warga Dusun Bregoh Desa Sumberejo, dan Dusun Ungkalan Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, harus melintasi sungai penyeberangan sebagai jalur alternatif. Hal itu, karena jembatan utama masih dalam proses pembenahan sejak awal Juni 2021. Sehingga, warga pun terpaksa harus melintasi sungai penyeberangan  dengan menggunakan perahu getek.

Diketahui, sungai Mayang itu kurang lebih lebarnya 100 meter, dengan kedalaman kurang lebih 5-6 meter.

Salah satu petugas penjaga penyeberangan sungai, Abas mengatakan, penyeberangan menggunakan gethek itu sudah ada sekitar satu bulan terakhir ini.

“Adanya penyeberangan ini karena jembatan penghubung pertama masih dalam proses renovasi total,” ucap Abas saat dikonfirmasi wartawan di lokasi penyeberangan, Senin (8/11/2021) siang.

Penyeberangan itu, kata Abas, sebagai kegiatan aktivitas sehari-hari untuk warga Desa Sabrang.

“Jadi, penyeberangan ini sifatnya sementara saja. Untuk warga yang akan menyebrang ke Dusun Ungkalan dan Dusun Bregoh,” jelasnya.

Abas menjelaskan, sebelumnya memang ada jembatan utama yang menghubungkan dua Dusun. Namun, karena masih dalam proses renovasi, jadi inisiasi warga menggunakan penyeberangan sungai.

“Kebetulan kan sekarang lagi musim hujan, sungainya pun pasang surut. Jadi, sekarang diganti ini sebagai pengubung (penyeberangan menggunakan perahu gethek),” ungkapnya.

Saat melintas sungai itu, lanjut Abas, harus membayar jasa perahu getek sebesar Rp 2 ribu sekali melintas. Kondisi inipun diakui kurang mengenakkan. Karena kebutuhan jembatan penghubung antar dua desa itu sangat dibutuhkan warga.

“Tapi maksimal ada sekitar 300 orang penyeberangnya. Ini pun aktivitasnya sampai malam ya seperti ini juga,” katanya.

“Ini pendapatannya kurang lebih bisa sampai 500 ribu. Itupun nanti dibagi sama pekerja yang menjaga disini juga. Ini hanya berlaku untuk sepeda motor saja, kalau mobil tidak bisa,” paparnya.

Abas juga menambahkan, terkait adanya penyeberangan sungai tersebut adalah jalur alternatif.

“Selain ini (jalannya) ada, cuma jauh dan harus muter. Lagian jalannya becek dan medannya susah. Lebih cepat dan dekat ya ini (nyebrang sungai),” pungkasnya.

Terpisah, salah seorang penyebrang sungai, Susi saat dikonfirmasi di tempat mengatakan, dirinya sering menggunakan penyeberangan sungai itu.

“Memang jembatannya masih dibenahi, dan ini ada sekitar satu bulanan. Pas waktu musim hujan ini. Kemarin-kemarin kan ada sesek (jembatan penghubung). Cuma, kan masih dalam renovasi,” ujarnya.

“Penyeberangan sungai ini satu-satunya jalan yang menghubungkan Dusun Ungkalan, dan Dusun Bregoh, Desa Sabrang. Jalan lain sebenarnya ada, cuma kita memutar jauh. Harus lewat selatan kira-kira kurang lebih 15 km, itu pun lewat hutan. Ada pemukiman, hutan lagi, terus ada desa,” tutupnya.

Saat wartawan berusaha meminta konfirmasi dari Pj  Kepala Desa Sumberejo  Samsuri sedang tidak ada di kantornya. Menurut perangkat desa setempat yang enggan disebutkan namanya, Pj Kades Samsuri sudah pulang lebih dulu.

“Pak Pj Kades sudah pulang sekitar jam 1 siang tadi. Karena rumahnya jauh di sekitar Desa Pontang sana,” ujarnya singkat. (fit)

Table of Contents