Jempolindo.id – Jember. Budidaya lele memang masih menjanjikan, pasar kebutuhan lele baik dalam skala pasar lokal maupu eksport terus berkembang. Tantangan itulah yang mendorong Pengembang Tehnik Budidaya Lele Organik Media Cempolong Drs Bintoro terus melakukan inovasi. Hal itu dikatakan Bintoro saat berkunjung ke kantor redaksi Jempol, Kamis (6/6/19).

“Kalau tanya jangan detail detail mas, aku ini hanya bisa menjelaskan berdasarkan apa yang saya lakukan, sama sekali gak ada ilmunya. Dasarnya ya pengalaman, dan petunjuk guru,” kata Bintoro.


Peternak lele biasanya gulung tikar gara – gara harga pakan lele yang mahal dan tidak sebanding dengan hasil panennya. Hambatan itu justru menjadi tantangan bagi aktivis FKPPI Jawa Timur itu. Kini, hasil uji cobanya sudah bisa dipastikan mampu menekan sekitar 80 % penggunaan pakan pelet. Peternak lele tak perlu cemas lagi dengan harga pakan lele yang mahal.
“Alhamdulillah dengan pola yang kami kembangkan, mulai dari awal tebar hingga panen hanya membutuhkan sekitar 20 kg pelet jadi, selama 70 harian,” akunya.
Biaya yang dibutuhkan peternak sekitar 800 ribu rupiah. Hasil panen per cempolong dari 2000 ekor bibit lele yang ditebar menjadi sekitar 1,5 kwintal. Jika harga pasar lele sebesar 15.000 rupiah, maka hasil penjualan kotor sekitar Rp. 2.225.000,-.


Analisa Biaya Per Cempolong :
No | Uraian | Satuan | Jumlah |
I | BIAYA INVESTASI | ||
Cempolong ( tinggi 50 cm X Diameter 80 cm | 1 x Rp. 150.000 | 150.000 | |
Peralatan Budidaya 1 paket | 1 x Rp. 100.000 | 100.000 | |
Jumlah | 250.000 | ||
II | BIAYA PRODUKSI | ||
a | Biaya Tetap | ||
Biaya Penyusutan Cempolong (10 tahun) | Per panen x Rp. 6.250 | 6.250 | |
Biaya Penyusutan Peralatan (3 tahun) | Per panen x Rp. 2.500 | 2.500 | |
Jumlah | 8.750 | ||
b. | Biaya Variabel | ||
Bibit (2000 ekor ) | 2000 x Rp. 150 | 300.000 | |
Pakan Pelet (30 Kg) | 30 Kg x Rp. 15.000 | 450.000 | |
Pakan Organik | secukupnya | 100.000 | |
Jumlah | 850.000 | ||
Total Biaya Produksi | 858.750 | ||
Produksi Hasil Panen | 1,5 KW X 15.000/kg | 2.250.000 | |
Pendapatan Per panen | 1.391.250 |
Rahasianya ada pada pola organik yang lebih alami dan sedikit penggunaan bahan kimia. Pemanfaatan sejenis daun – daunan yang dibuat jeli telah terbukti mampu memberikan keuntungan peternak lele.


Penggunaan bahan organik itu menurut Bintoro berdampak pada daya hidup bibit lele. Pelet buatan rata – rata mengandung baha pengawet yang jika dikonsumsi secara ajeg bisa berdampak pada kematian bibit lele.
Ransum Pakan Lele Pola Organik
NO | Bahan |
1 | Jus herbal : mengkudu, daun pepaya, daun sirih, daun kemangi, daun kelor, daun jambu biji (kl ada jambu merah) |
2 | Cairan Probiotik |
3 | Pelet / Konsentrat (-1 & -2) |
4 | Jus bawang putih 5 siung (botol sendiri) |
“Setelah saya cek lele yang mati biasanya dilehernya ada sisa makanan yang nyandet dan tidak dcerna secara baik,” katanya.
Pemanfaatan bahan organik, katanya juga berdampak pada serapan pasar. Konsumen di luar negeri yang juga dibidiknya ternyata lebih suka dengan lele dengan pola organik, disamping rasanya juga karena alasan faktor kesehatan.
“Lele hasil panen kami sudah mulai dilirik konsumen luar negeri, diantara permintaan dari korea dan madinah,” Kata Pria itu.
Sistem budidaya yang dikembangkannya memang menjanjikan, buktinya sudah ada sekitar 200 – 300 cempolong yang dimiliki kurang lebih 80 peternak lele di Kabupaten Jember binaannya.
“ya meskipun Cuma bersedia membuat 3 -5 cempolong saya kawal juga, siapa tahu menambah pendapatan teman – teman. Pendampingannya gratis kok,” pungkasnya. {*)
Bagi yang berminat dapat menghubungi : Bintoro :082.140.683.654

