Kader PMII Banyuwangi Bersilang Pendapat Sikapi Tolak Tambang Tumpang Pitu

Loading

Kader PMII Banyuwangi  Bersilang Pendapat Sikapi Tolak Tambang Tumpang Pitu

Jempolindo.id – Banyuwangi.  Kader PMII Banyuwangi berbeda sikapi tolak tambang Tumpang Pitu Banyuwangi.  Pernyataan Ketua PC PMII Banyuwangi  Dimas Heru S yang dirilis JATIMTIMES, BANYUWANGI –  rabu, (20/2/19) direspon tajam  Ketua Rayon Bhinneka PMII UNTAG 45 Banyuwangi, Rekse Umu Romadon.

Pernyataan Dimas yang menilai aksi Tolak Tambang Tumpang Pitu merupakan perbuatan oknum dinilai Rekse sebagai  pernyataan yang tak layak di sandangkan pada seorang kader yang berada di garis depan perjuangan perlawanan menolak pertambangan emas di hutan lindung gunung tumpang pitu.

“Tanpa mengurangi rasa hormat saya sebagai Ketua Rayon Bhinneka PMII UNTAG 45 Banyuwangi. Saya tidak bermaksut mempretensi pernyataan sahabat mandataris ketua umum tetapi ada hal yang mengganjal dari stetemen dan penggunaan suku kata / diksi “Oknum” yang di pakai me-lebel-kan kader PMII UNTAG 45 Banyuwangi,” kata Rekse.

Rekse balik mempertanyakan sikap Dimas yang  menegaskan dukungan atas semua bentuk investasi dan berbagai upaya pemerintah kabupaten Banyuwangi dalam percepatan pembangunan yang endingnya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat akan didukung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi.

“Predikat sebagai organisasi intelektual telah sahabat Dimas reduksi dengan pernyataan mendukung Investasi dan pembangunan  serta memberikan kata “oknum” pada kader PMII. Saya tidak bisa mahfum akan sikap sahabat Dimas  kali ini.” Tegas Rekse.

Rekse mengingatkan Dimas agar kembali menengok perjalanan sejarah keterlibatan peranan PMII Banyuwangi dalam persoalan Tambang Tumpang Pitu, yang menurut Rekse telah mengancam kehidupan masyarakat Pesanggrahan dan sekitarnya. Aktivitas tambang itu hanya akan merusak lingkungan hidup.

Atas alasan  itulah, mengapa PMII UNTAG 45 Banyuwangi melakukan aksi tolak tambang pada selasa kliwon. Menurut Rekse  keterlibatannya dalam aksi tolak tambang membawa mandat ideologi dan nilai-nilai serta tujuan PMII dengan kaidah “Amar makruf nahi mungkar” serta dasar filosofis dan pengetahuan yang menarasikan nilai-nilai perjuangan.

Reksa menegaskan bahwa aksi itu merupakan bentuk kecintaan pada bendera PMII. Perlu di sadari PMII adalah organisasi dan PC. PMII Banyuwangi adalah lembaga oraganisasi dari ratusan bahkan ribuan lembaga dari level rayon hingga PB.

“Lalu dimana salahnya kami membawa nama sebagai kader PMII ?Kami tidak membawa nama PC. PMII Banyuwangi, kanapa anda (Red : Dimas )  risau,” sindir Resa

Kata Reksa, aksi selasa kliwon merupakan aksi rutinan warga dalam menolak praktek pertambangan emas di hutan lindung gunung tumpang. Dalam sejarah perlawanan warga pemukulan, ancaman, dan kriminalisasi kerap terjadi. PMII sempat mewarnai perjuangan itu walaupun pasang surut.

PMII kubu Reksa menilai adanya pabrik pengelolaan emas di gunung tumpang pitu telah merampas akar dari hak asasi manusia (HAM). Hak tersebut meliputi hak generasi, hak untuk hidup, dan hak menolak mati.

Hak generasi adalah bagaimana anak cucu kami mendapat manfaat dari lingkungan; menghirup udara yang sama, meminum air yang sama, memakan tumbuhan dari tanah yang sama, melihat indahnya alam yang sama.

Lebih jauh Reksa menjelaskan dampak investasi  serasmpangan itu telah menyebabkan rakyat waspada menjaga kampungnya karena khawatir jalan tol menggusur rumah mereka, di wilayah muncar sana berdiri pabrik-pabrik yang tak pernah anda koreksi manfaatnya, di pesanggaran pabrik pengolahan emas merebut kebahagiaan warga, kendaran bermotor semakin banyak yang menambah tingkat polusi lebih tinggi sedangkan para penyedia jasa angkutan umum semakin kecil,  sawah-sawah produktif beralih menjadi perumahan-perumahan dan pabrik-pabrik.

“Tuntutan kami pada sahabat dimas untuk menarik statemennya di media lokal yang memuat pernyataan  Dimas. Bersegeralah menentukan sikap sebagai representasi PC. PMII Banyuwangi menolak atau mendukung pertambangan ?,” Pungkas Reksa. (#)

Table of Contents