Jember, Jempolindo.id – Serangan Virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan di Kabupaten Jember, masih belum terlalu masive. Namun, banyak kalangan menilai perlu penanganan serius.
Pantauan media, dari 31 Kecamatan di Kabupaten Jember, serangan PMK sudah terjadi di 29 Kecamatan, sedangkan Kecamatan Sukorambi dan Kaliwates, belum terlihat ada serangan.
Dari populasi sapi di Jember sebanyak 273.000 ekor, hanya sekitar 1000 ekor yang sudah terjangkit.
Karenanya, Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto menolak untuk menutup pasar sapi di Kabupaten Jember, hanya karena alasan adanya serangan PMK.
Menanggulangi adanya PMK, kata Hendy bukan dengan cara menutup pasar hewan, melainkan dengan upaya vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang.
Jika menutup pasar hewan, Hendy menghawatirkan akan berdampak buruk pada pergerakan sektor ekonomi, dengan adanya anggapan situasi di Jember sudah rawan.
Seorang pedagang sapi asal Desa Banjarsari, Kecamatan Bangsalsari Toliman, menjelaskan bahwa kondisi pasar hewan sedang lesu.
“Ini gara gara serangan penyakit kuku dan mulut,” katanya.
Dengan adanya desakan agar Pasar ditutup, untuk sementara waktu, menurut Toliman rencana itu justru akan memperparah keadaan, bukan malah membantu.
“Jadi gak perlu menutup pasar. Kalau ada rencana menuup pasar, kami pedagang terus mau kerja apa,” Katanya.
Apalagi, menurut Toliman masih lebih banyak sapi yang masih sehat dan layak di jual.
“Tidak semua sapi sakit, hanya sebagian kecil saja,” ujarnya.
Kondisi saat ini, sebenarnya masih relatif terkendali, serangan PMK, bisa dikendalikan dengan segera memberikan pengobatan dan menjaga kebersihan kandang.
“Saya juga punya sapi yang mengalami serangan penyakit, saya obati parutan kunyit dan temu Ireng (temu hitam) kok sudah membaik,” ujarnya. (#)
Penulis: Gilang
Editor: Miftahul Rachman