Nonton Debat di Rumah Rakyat Jokowi Makruf Senikmat Unicorn

Loading

Jempolindo.id – Jember.  Nonton Debat Capres Ke 2 di Rumah Rakyat Jokowi Makruf Jember,  Minggu (17/2/19), terasa lebih nikmat dibanding dengan debat capres pertama. Bukan hanya yang hadir lebih beragam, bahkan sekelas profesor juga turut hadir, tetapi materi debatnya lumayan  membuat gemas, segemas Unicorn.

Ketua RR JOMA Ignatius Sumarwiadi mengatakan  bahwa nonton debat kali lebih berasa karena kehadiran Alumni Unej,  Prof Bambang Supeno, Perwakilan relawan , Koalisi Perempuan Indonesia dan Caleg dari Para pengusung JOKOWI MAKRUF.  

Pada kesempatan itu Prof Bambang juga memberikan apresiasinya atas keberadaan RR JoMa yang menurutnya merupakan upaya yang tidak gampang mengumpungkan beragam komunitas dalam satu wadah.

Profesor Bambang Supeno

“Saya turut apresiasi atas kerjasama pak Marwi bersama kawan – kawan,” ucapnya.

Disamping itu, Debat kali ini mempertontonkan kualitas masing – masing Capres, sehingga memberikan banyak input kepada publik untuk menyakinkan siapa pilihannya pada tanggal 17 April mendatang.

 Pertanyaan Capres 01 Joko Widodo tentang Unicorn membuat Capres 02 Prabowo Subiyanto sempat kebingungan. Barangkali sebagian besar pemirsa debat juga bingung apa sebenarnya yang dimaksud Joko Widodo dengan pertanyaan yang cukup mematikan itu.

“Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung perkembangan unicorn Indonesia?” kata Jokowi

Istilah kekinian soal status  status yang disandang sebuah perusahaan rintisan atau startup jika valuasinya sudah mencapai US$ 1 miliar. Sebelum mencapai unicorn ada beberapa tahapan pendanaan dari sisi valuasinya. Startup series A adalah perusahaan rintisan yang memiliki valuasi US$ 600 ribu hingga US$ 3 juta.  Empat diantaranya merupakan unicorn asal Indonesia yakni Tokopedia, Bukalapak, Gojek dan Traveloka.


“Yang Bapak maksud unicorn? Maksudnya yang online-online itu, iya, kan?” kata Prabowo bertanya balik. Jokowi tampak tak mendengar jelas pertanyaan balik Prabowo sehingga tak merespons dengan jawaban jelas.

Sontak saja para pemirsa debat capres di Rumah Rakyat Jokowi Makruf berseru kompak.

Praktis debat kali ini, pukulan telak bagi capres 02 Prabowo Subiyanto yang terlihat betul kurang memahami perkembangan tehnologi informasi.  Meski Prabowo  memaparkan komitmennya untuk perkembangan unicorn di Indonesia. Jika terpilih, Prabowo akan memangkas sejumlah regulasi yang, menurutnya, bisa memperlancar perkembangan startup unicorn di Indonesia.

“Kita kurangi regulasi, kurangi pembatasan karena mereka lagi giat-giatnya dan pesat-pesatnya berkembang. Saya akan dukung sebagai upaya memperlancar. Mereka juga mengalami kesulitan dalam arti merasa ada tambahan-tambahan regulasi. Mereka mau dipajaki rupanya dalam jaringan online. Ini yang mereka juga mengeluh,”  jawaban Prabowo malah terasa  membingungkan.

“huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu……..,” seruan yang terkesan kecewa mendengar Prabowo terkesan tak memahami.

Perdebatan semakin tak berimbang ketika diujung debat Capres 01 Jokowi memaparkan soal pembangian sertifikat kepada rakyat yang sudah mencapi 2,6 juta hektar, dari target seluas 12,7 juta hektar.

“Kita membagikannya bukan kepada yang gede – gede,” ucap Jokowi membalas sindiran Prabowo yang menilai pembagian sertifikat itu justru  hanya akan merugikan anak cucu kelak.

Capres 01 Jokowi cukup cerdas dan tajam membalas sindiran itu dengan mengembalikannya  dengan cara menyuguhkan data yang sebelumnya mungkin sedikit sekali yang mengetahui nya, yakni dengan menyebut luas lahan yang dimiliki Prabowo.

“Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektare, juga di Aceh Tengah 120 ribu hektare. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan masa pemerintahan saya,” Jawaban Jokowi itu sungguh mematikan nalar Prabowo.

Sehingga pada clossing statemen terkesan gugup dengan memberikan jawaban yang justru menjadi bumerang bagi dirinya.

“Ya saya akui itu memang lahan milik saya, dari pada di kuasai asing lebih baik saya kuasai dulu,” sebuah kata penutup yang menampar muka sendiri. (#)    

Table of Contents