Jember _ Jempolindo.id _ Banyak kalangan, masih mempertanyakan pelibatan Generasi Z dalam Pemilu 2024. Seperti diungkapkan oleh Ketua Cabang HMI Jember Ikhlasun Malik Fajar, saat menjadi narasumber, pada Diskusi Publik, di Aula PB Sudirman Pemkab Jember, Rabu (19/07/2023) Siang.
Dialog Publik itu diselenggarakan oleh HMI Cabang Jember Komisariat Ibn Kholdun, bertajuk “Peran Generasi Z dalam Suksesi Pemilu 2024”, berbarengan dengan RAK ke XXII dan Muskohkom I.
Selain Ikhlasun, bertindak sebagai Narasumber diantaranya Ketua KPU Jember Muhammad Syaiin, Anggota Bawaslu Jember Ayuningtyas Saptarini, Anggota DPRD Jember Mufid, Akademisi Dr Fauziyah SH MH.
Jalannya diskusi yang dipandu oleh kader HMI Ikmalia Ardhana, berlangsung cukup hangat.
Pada kesempatan itu, dengan cerdas, Ikhlasun menunjukkan kelasnya membedah peran milenial, yang notabene merupakan suara terbanyak dalam Pemilu mendatang.
“Dimana sebenarnya para pemegang kebijakan menempatkan Generasi Z, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam Pemilu,” ujar Ikhlasun.
Untuk mempertegas sikapnya, Ikhlasun mengajak kalangan Milenial untuk tidak terjebak dalam perspektif historis masa lalu.
“Seringkali kita mendengar tentang peran pemuda dimasa lalu, namun kita belum pahami bagaimana pemuda diposisikan pada tempat yang porporsional,” ujarnya.
Pesan Bupati Jember
Sebagai pembuka Diskusi Publik itu, Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, melalui Kepala Bakesbangpol Jember Dr Edy Budi Susilo, berpesan agar HMI Cabang Jember terus berkiprah dalam membangun bangsa dan negara.
“Kita sudah sama mengenal, bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa berbasis Islam, yang telah berkontribusi terhadap kehidupan bangsa ini. Karenanya, kami mengajak agar HMI terus mencetak kader kader berkualitas,” pesan Bupati Jember.
Generasi Z Menurut KPU Jember
Terkait partisipasi pemuda, Ketua KPU Jember Muhammad Syaiin menjelaskan bahwa KPU Jember telah melakukan upaya sosialisasi kepada kalangan pemuda, tentang pelaksanaan Pemilu 2024.
“Kami mengajak pemuda untuk terlibat aktif dalam pemilu,” kata Syaiin.
Syaiin menepis kritik, jika hanya menjadikan penggunaan medsos, sebagai indikator keterlibatan Generasi Z .
“Saya kira tidak bisa hanya menggunakan medsos sebagai indikator untuk menilai partisipasi kalangan pemuda. Kami sudah melakukan upaya lain, dengan tatap muka, semacam pertemuan yang digelar kali ini,” ujarnya.
Bawaslu Jember
Sementara, Anggota Bawaslu Ayuningtyas Saptarini memberikan paparan tentang peran Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu.
“Bawaslu bukan lembaga tandingan KPU, melainkan mitra kerja, yang akan mengawal agar jalannya pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” ujarnya.
Seperti permasalahan netralitas ASN, yang diadukan oleh Jaringan Pemilih Rasional (Jper) Kabupaten Jember, Ayu menyebut dalam konteks netralitas ASN, Bawaslu Jember bukan lembaga pemutus.
“Kami tidak punya kewenangan menghukum, kami hanya merekomendasikan kepada lembaga diatasnya untuk berwenang memutuskan,” katanya.
Anggota DPRD Jember
Wacana Generasi pemuda dalam pemilu, kata Anggota DPRD Jember Mufid, dari masa ke masa masih belum banyak bergeser.
“Saya kira sejak 30 tahun lalu, ketika saya menjadi mahasiswa, opini tentang peran pemuda masih hampir serupa,” ujar Mufid.
Maka, menurut Mufid diperlukan kemauan politik bagi para pengambil kebijakan, agar peran pemuda bisa lebih optimal.
“Hal ini tidak terlepas dengan politik anggaran,” ujarnya.
Namun demikian, Mufid berkomitmen untuk mendorong agar pemuda mendapatkan tempat berpartisipasi dalam pemilu mendatang.
“Bagaimanapun, pemuda adalah generasi yang melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa,” tegasnya.
Pandangan Akademisi
Selaku Akademisi, DR Fauziyah menekankan pentingnya partisipasi kalangan pemuda dalam pemilu.
“Partisipasi itu bisa dibangun dengan pemahaman yang utuh terhadap makna politik, dan mengapa harus berpartisipasi,” ujar Dosen Universitas Muhammadiyah itu.
Caranya, kata Fauziyah bisa dengan memperbanyak forum diskusi yang sudah digelar HMI cabang Jember Komisariat Ibn Kholdun.
“Apa yang kita peroleh dalam forum seperti ini tidak kita temukan dalam bangku kuliah,” jelasnya.
Pembanding
Selaku pembanding dalam diskusi itu, Ketua LSM TrAPP Kabupaten Jember Miftahul Rachman, memberikan gambarsn bahwa ciri khas generasi milenial itu berpikiran progresif dan inklusif.
“Indikatornya adalah Pemanfaatan digital,” ujarnya.
Tanpa bermaksud menyudutkan penyelenggara Pemilu, Cak Memet, sapaan akrab pengelola Jempolindo itu, menyampaikan fakta rendahnya pemanfaatan Digital oleh penyelenggara.
“Jika dilihat dari platform digital milik penyelenggara, maka peran generasi z masih sangat rendah,” katanya.
Waktu berjalan begitu cepat, Diskusi yang berlangsung ganyeng itu sepertinya tidak cukup untuk mewadahi kegelisahan kalangan Generasi Z.
Diskusi berakhir dengan pernyataan sikap Generasi Z yang siap mengawal suksesnya Pemilu 2024 mendatang. (Gilang)