Malang _ Jempolindo.id _ Film Hati Suhita yang dirilis pada 25 Mei 2023 menyita perhatian publik kota Malang. Film drama karya sutradara Archie Hekagery ini adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama, karya Khilma Anis ini dibintangi oleh Nadya Arina, Omar Daniel, dan Anggika Bölsterli.



Film yang mengangkat tema tentang perjodohan di lingkungan Pesantren ini, menarik salah satu Komunitas Sosial Sahabat Hikmah Bafaqih (Sahiba).
Sahabat Hikmah Bafaqih (Sahiba) yang merupakan kumpulan pegiat sosial di Malang ini menyelenggarakan Nonton Bareng (Nobar) Film Hati Suhita secara gratis. pada Kamis (01/06/2023).
Dalam kegiatan Nobar yang turut dihadiri langsung oleh Hikmah Bafaqih ini, diikuti ratusan peserta yang terbagi dalam 4 Studio.
Dari pantauan di lokasi Nobar, nampak peserta terdiri dari beberapa para aktivis sosial, masyarakat umum, kaum milenial juga turut serta mengikuti Nobar ini. Tampak juga istri Kyai-kyai muda, Bu Nyai muda turut hadir, bahkan terlihat mantan Wali Kota Malang, Abah Anton juga hadir.
Lebih detail Hikmah Bafaqih, Pembina Sahiba menyatakan bahwa sangat mengapresiasi ditayangkannya film Hati Suhita ini.
Secara khusus, menurut Hikmah, film karya novelis santri ini, memuat unsur falsafah kebudayaan yang baik untuk mengisi kekosongan tema-tema budaya yang masih kurang dalam tema film-film di tanah air.
“Film ini bagus sekali, apalagi dihasilkan dari tangan santri. Kita melihat film kita yang mengangkat unsur falsafah kebudayaan masih kurang ya, film Hati Suhita ini bisa mengisi dan harapannya kedepan akan banyak dilahirkan film-film serupa,” ujar Tokoh Perempuan yang juga Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim ini.
Lebih jauh Hikmah juga menambahkan bahwa Sahiba sebagai sebuah komunitas sosial akan selalu mendukung bangkitnya sineas tanah air dengan karya-karya yang mencerahkan dan memajukan masyarakat Indonesia.
Jempolindo _ Siapa Khilma Anis
Khilma Anis, perempuan Penulis Novel Hati Suhita itu, lahir di Jember, pada tanggal 04 Oktober 1986. Ternyata kehidupannya memang lekat dengan dunia pesantren.
Statusnya sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Annur Kesilir Wuluhan Kabupaten Jember, memperkaya maha karyanya, yang berlatar belakang pesantren.
Berbagai media menulis tentang Sosok ibu muda ini, yang mengawali pendidikannya di MTs Al Amien Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Jember.
Lalu setelah lulus dari MTs Al Amin, Ning Khilma, melanjutkan pendidikannya ke MA Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang.
Ketika menempuh pendidikan di MA Ponpes Tambak Beras, Ning Khilma, mengawali karir menulisnya. Dia dipercaya menjadi redaktur di Majalah ELITE. Sebuah majalah milik MA Ponpes Tambak Beras.
Usai menyelesaikan pendidikannya di MA Ponpes Tambak Beras Jombang, Ning Khilma melanjutkan pendidikan tingginya, di UIN Sunan Ampel Yogjakarta, Fakultas Dakwah, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Sambil kuliah, Ning Khilma juga masih mondok di Pesantren Ali Maksum Kompleks Gedung Putih Krapyak Yogjakarta.
Khilma Anis juga menajamkan kemampuan menulisnya dengan aktif di organisasi pers Mahasiswa ARENA. Selain itu, dia juga banyak menulis cerpen, dan berbagai tulisan ke berbagai media cetak.
Selama menjadi mahasiswa, Khilma juga aktif di organisasi ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Ia juga sempat mengajar di Madrasah Muallimat Kudus. Disekolah ini dia menjadi pembimbing Majalah KALAMUNA.
Sinopsis
Film Hati Suhita mengisahkan tentang perempuan bernama Alina Suhita, yang menikah dengan Gus Biru, putra dari pengasuh Pondok Pesantren di Wilayah Kediri.
Pernikahan antara Suhita dan Gus Biru sepertinya merupakan hasil perjodohan yang dipaksakan orang tua. Karena Gus Biru sejak malam pertama, sudah menyatakan tidak mencintai Suhita.
Gus Biru ternyata sudah punya kekasih bernama Ratna Rengganis, yang masih dicintainya bahkan ketika Gus Biru sudah menikah dengan Suhita.
Bagi Suhita, malam pertamanya bukanlah malam pertama, seperti pengantin pada umumnya. Gus Biru tidak pernah bersedia tidur dengannya.
Begitu pula dengan Suhita, juga tidak berkenan bercumbu dengan pria yang tidak mencintainya. Karenanya, meski sudah menikah dalam kurun waktu cukup lama, mereka tidak juga dikarunia anak.
Hingga keluarga mereka curiga, mengapa pasangan Gus Biru dan Suhita tidak segera memiliki momongan.
Suhita memang juga menjadi pengajar di Pondok Pesantren milik keluarga Gus Biru. Celakanya, Gus Biru malah menuduh Suhita hanya memanfaatkan dirinya, agar Suhita bisa menjadi kepala sekolah.
Begitulah, sekelumit gambaran tentang Film Hati Suhita. Jika pingin lebih lengkap, sebaiknya nonton saja. (*)