jempolindo.id – Jember. Sebagai catatan ahir tahun, saya coba membuat refleksi perjalanan aktivis Jember, sebagai sebuah apresisi sedalam dalamnya atas kegigihan mereka. Tanpa kehadiran para aktivis yang masih konsisten memperjuangkan nasib Jember, tidak tahu nasib Jember.
Orang boleh saja nyinyir atas aksi yang dilakukan para aktivis mengkritisi berjalannya pemerintahan Jember. Mereka bisa dipandang sebelah mata sebagai kelompok penekan (pressure group) yang kesannya kurang kerjaan hanya mencari cari kesalahan orang. Hampir hampir apapun yang dilakukan Bupati Jember Faida MMR tidak ada benarnya dimata mereka selalu ada celah untuk dikritisi.
Kelompok masyarakat Jember menjadi terpecah menjadi dua kekuatan kelompok besar, kelompok pendukung dan kelompok oposan. Kehadiran dan kegigihan kelompok penekan secara otomatis pada awal pemerintahan Faida Muqid melahirkan kelompok pembela. Adu argumen hampir setiap menit berlangsung secara konsisten di dinding Media Sosial.
DPRD JEMBER MATI SURI
Hampir saja Faida menjadi penguasa Jember yang memiliki kebenaran mutlak, tanpa bisa disalahkan dan dikritisi. DPRD jember bertekuk lutut terjerembab berhasilnya upaya politisasi anggota dewan melalui skenario hukum.
Ketua DPRD Jember Thoif Zamroni kini mendekam dipenjara atas tuduhan penggelapan Dana Bansos Ternak. Kabarnya, perkara Thoif melebar hingga ke 33 anggota dewan lainnya. Bahkan perkara itu sudah menyeret Mantan Sekda Jember Sugiarto dan Mantan Kepala BPKA Jember Ita Puri Handayani ke kamar prodeo.
Dari sisi penegakan hukum, terjeratnya Thoif dkk patut diapresiasi sebagai wujud penegakan hukum (law enforcement), tetapi disisi lain telah membuat DPRD Jember mati suri, seperti kerbau dicucuk hidungnya.
Fungsi kontrol menjadi tidak jalan, dewan tak lagi garang menyuarakan aspirasi publik. Bahkan ketika menyimak keruwetan pelayanan adminduk, dewan seperti acuh dan seolah tak terjadi apa apa.
Seandainya tak ada kelompok penekan, seperi GMNI, PMII, Format barangkali tak akan pernah ada OTT pungutan liar di kantor Dispendukcapil. Dan bisa dipastikan Faida tetap akan menganggap kebijakan adminduknya yang paling benar dan tepat.
SAMA SAMA GIGIH
Meski sudah ditekan sedemikian rupa, Faida tetap kekeh mempeetahankan kebijakannya. Kasus OTT dispenduk misalnya, tidak membuat Faida memgakui kesalahannya, bahkan dirinya membuat pernyataan bahwa tidak ada perintah pelayanan yang tersentral di Dispendukcapil, maka terbit kebijakan yang memerintahkan kepada kecamatan untuk membuka ruang Pelayanan. Sementara pelayan di roxy dan kantor dispenduk masih berlanjut. Antrian masih belum bisa dihindarkan.
ANJLOKNYA TRUST PUBLIK
Belakangan mencuat gerakan tolak tambang, elemen masyarakat Silo, PMII, Jatam dan kelompok penekan lainnya mulai melancarkan aksi protesnya. Mendesak Bupati untuk tegas menolak.
Pernyataan Bupati tentang tolak tambang yang disampaikan dalam berbagai kesempatan sepertinya tak digubris. Publik mulai tak percaya bahwa pernyataan Bupati benar. Publik sepertinya mulai terbiasa dan mulai memahami.
Karenanya, kelompok penekan tak bisa lagi hanya mendengar pernyataan yang menyenangkan tanpa ada bukti otentik atas pernyataan tersebut.
Upaya melalui “Gerakan Kongres” dalam berbagai bentuknya sepertinya tak menggeser anjloknya kepercayaan publik.
Faktanya, GTT misalnya, meski sudah berkali kali dikongreskan tak juga membuat mereka (GTT) jera untuk terus melakukan agenda protesnya. Bahkan terbitnya PP 49/2018 tak membuat GTT Jember percaya begitu saja.
MEDIA MAINSTREAM
Media mainstream yang bekerja sama dengan Pemkab Jember yang tumbuh menjamur juga mulai kehilangan peminatnya. Publik mulai bosan disuguhi yang hampir satu nafas. Lebih dari 25 media on line menjadi media publikasi menyebarkan program pemkab atau lebih tepatnya kegiatan Bupati Jember.
Media On line yang menjamur itu entah milik siapa saja, yang pasti telah menjadi bagian dari upaya taktis melawan media oposan dan kekuatan media sosial yang juga tak kalah gigih mengkritisi jalannya pemerintahan.
TERIMA KASIH KEPADA :
1. Kustiono Musri dkk , Format
2. Sudarsono, IBW
3. Sullam Ridwan, LAPPAP
4. Agus Mashudi, LAPPAP
5. Farid Wajdi, LSM MP3
6. JUMADI MADE
7. GMNI dan PMII
8. Komunitas GTT Jember
9. M Sholeh , Mina Bahari
10. Para Aktivis Medsos
Dan banyak lagi komunitas lainnya yang tak bisa disebut.
Kami paham, anda tak punya kekuatan kapital, tak punya kekuatan media, kalian hanya punya kepekaan. Hidup kalian senantiasa dalam cacian dan ancaman. Jalan masih panjang kawan.
Jember butuh anda ! .