Jempolindo.id – Jember .
Tak dinyana, ternyata Dusun Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember merupakan kampung pengrajin wayang kulit. Salah satunya Suparlan (60) yang mengaku menekuni sebagai pengrajin wayang kulit merupakan warisan dari orang tuanya, yang pekerjaannya sebagai penata wayang. Kini, justru menjadi sumber mata pencaharian keluarganya.

“Bapak saya dulu bekerja sebagai penata wayang,” kata Suparlan.
Suparlan menuturkan Proses pembuatan wayang membutuhkan keahlian tersendiri, proses pengerjaan mulai dari pengeringan kulit, memotong, memahat dan mewarnai, satu wayang membutuhkan waktu sekitar 3 hari hingga satu minggu, tergantung tingkat detail perwatakan tokoh wayang.


Pengrajin lainnya, Roby (40) juga mengaku menekuni dunia kerajinan wayang kulit bermula dari kecintaannya kepada kesenian wayang yang sudah digemari sejak kecil. Sejak 10 tahun lalu Roby mencoba menekuni kerajinan wayang yang tak nyana justru mendatangkan keuntungan.


“Semula saya hanya coba – coba membuat satu dua wayang kulit, lama – lama kok ada yang pesan, ya kita coba layani pesanan,” kata Roby.
Pekerjaan yang ditekuninya merupakan bagian dari upaya dirinya untuk melestarikan seni budaya wayang kulit di tengah perkembangan jaman. Roby bersama pengrajin lainnya terus bertahan memproduksi wayang kulit.
Wayang Kulit yang terbuat dari bahan kulit sapi atau kerbau karya pengrajian asal Wuluhan itu kwalitasnya tak kalah dengan produksi dari wilayah lainnya. Buktinya, permintaan Wayang Kulit karya Roby terus mengalir bahkan sampai ke manca negara.
“Mayoritas permintaan memang masih dari wilayah jawa, tetapi ada juga dari kore, Jepang dan Amerika juga ada ,” kata Roby.
Roby menjual karyanya dengan harga yang masih terjangkau, dia membandrol dengan harga Rp 250 ribu sampai dengan Rp 1 juta, tergantung dari bentuk, ukuran dan kualitas bahan yang digunakan.
“Kalo pakai bahan yang bagus, satu wayang membutuhkan biaya sekitar 450 ribu,” pungkasnya. (sgt-02)