jempolindo.id – JEMBER. Merpati tak pernah ingkar Janji, begitu kata pepatah. Burumg Merpati telah menjadi simbol kesetiaan dan perdamaian. Karena dua simbol budaya sakral itu, mendorong Masyarakat Desa Sidomukti Kecamatan Mayang untuk melestarikannya, sebagai bukti Warga Sidomukti adalah warga yang rukun dan cinta damai.
Ajang gelar tradisi itu dikenal dengan “Totta’an Dereh” (Melepas Burung Merpati), seperti yang dilaksanakan pada hari Sabtu (02/02/19) di halaman rumah Pit Mus Dusun Ledok Desa Sidomukti Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Seperti dikatakan Kepala Desa Sidomukti, Sunardi Hadi, Kegiatan ini biasa dilakukan secara bergiliran, berpindah pindah dari rumah masing – masing anggota.
” Kali ini, warga desa Sidomukti kebagian menjadi tuan rumah”, kata Sunardi.

Tampak acara itu dihadiri Ratusan penggemar burung merpati dari Desa Sidomukti Mayang sebagai tuan rumah dan Desa Gambiran Kecamatan Pakusari sebagai tamu undangan.
“kami mengadakan semacam persahabatan. Yang mana sebelumnya burung merpati dari Desa Sidomukti dilepas di Desa Gambiran” tutur Sunardi.
Lain lubuk lain belalang, lain daerah lain pula caranya. Warga Sidomukti punya cara sendiri, Dalam menggelar totta’an dereh juga dilombakan.
“Jadi ada yang menang dan yang kalah,” kata Sunardi.
Kelebihan burung merpati yang terlatih biasanya mampu pulang kekandangnya, meski dilepas dari jarak yang sangat jauh.
Tetapi bukan tidak mungkin ada juga diantara ratusan burung merpati yang dilepas bersamaan itu ada juga yang tertinggal.
“Nah, tuan rumah yang kandang kemasukan burung tamu itulah yang menjadi pemenang,” ujar Sunardi.
Sebagai tanda kegembiraan atas kemenangannya, warga lantas menabuh kentongan yang dikenal dengan “nerter”.
“Itulah barangkali asal muasal munculnya aransemen musik kentongan, sebagai musik tradisi asli jember” pungkasnya.(shp0505)