Saat Bagikan 1500 Paket Santunan Anak Yatim, Laskar Sasak : “Pingin Ngumpulin Tokoh Adat Se Indonesia”

Laskar Sasak
Keterangan foto 1. Pembina Laskar Sasak, Ir Wahyudi AS (pakai baju putih) yang juga Kabinda didampingi HL Putria, Wakabinda NTB dan tokoh adat seperti HL Imam Hambali, Dr Masnun Hambali dan lain-lain.

Loading

Lombok Mercusuar Tawarkan Adat  Sebagai Resolusi Persoalan Bangsa

NTB – JEMPOLlaskar sasak lombok, dibawah kendali Lalu Taharruddin, menyatakan ingin mengumpulkan tokoh adat seluruh Indonesia. Gagasan besar itu disampaikan, bersamaan dengan giat  pembagian bantuan 1500 paket,  untuk anak yatim piatu, anak terlantar dan kaum dhuafa se Pulau Lombok. Penyerahan paket ini dipusatkan di kediaman Kedatuan Siledendeng, HL Putria, Minggu sore (9/5) dengan memakai Prokes 19.

Budayawan Suku sasak,  Mamiq Putria dalam lontar Sasak didapat istilah adat pendita telu, yang  disampaikan ke pimpinan,  sebagai trilogi adat. Trilogi adat ini, satu tatakrama hubungan manusia dengan Tuhan. Dua, tatakrama hubungan manusia dengan manusia dan ketiga, hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.

‘’Kalau ini diterima di semua agama, bahkan di semua suku itupun syariatnya berbeda beda, kebetulan Sasak ini basicnya Syariat Islam, saya pelajari dari budayawan Sasak ternyata Islam di suku Sasak jauh sebelum Islam di Pulau Jawa, dari Syeikh Rukunuddin Sumbar di abad 7, sebelum Majapahit,’’ bebernya.

Karenanya, seperti sudah terus dikumandangkan  gagasan tentang Lombok Mercusuar, yang pelaksanaannya masih terkendala Covid 19, sehingga diundur dan semoga Covid 19 segera mereda.

‘’Kata pimpinan, kok kayaknya gak peduli Covid, kalau kita undang tokoh- tokoh adat se Indonesia kumpul di Lombok, iya betul juga sehingga perlu bersabar dulu, masa bersabar tidak pernah ketemu, kesempatan kali ini saya harapkan sebagai momen silaturrohim para tokoh adat namanya konsolidasi, konsolidasi kebulatan tekad, untuk menumbuh kembangkan adat di Bumi Lombok ini,’’ jelasnya seraya menambahkan dengan doa lebih 1000 yatim menjadi berkah.

Silaturrohim Lombok Mercusuar,  yang dipandu Sekjen Laskar Sasak, berlangsung penuh kekeluargaan. HL Imam Hambali, yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam menekankan,  jati diri Sasak harus tetap dipertahankan, mulai dari pendidikan keluarga dan  generasi muda.

‘’Tidak ada kata terlambat dan kita mulai dari Keluarga,’’ tegasnya,

Kabinda : “Laskar Sasak Itu Ksatriya”

Acara yang diinisiasi Laskar Sasak bekerjasama dengan Nindya Karya tersebut dihadiri Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto, Ketua Yayasan RSI, pejabat setempat dan Kades se Kecamatan Pujut.

Sementara Kabinda NTB, Ir Wahyudi AS yang juga pembina Laskar Sasak mengatakan sangat apresiasi dengan ide ini dan Laskar Sasak mulai menggalang bantuan.

‘’Dan Alhamdulillah setelah saya laporkan ke atasan saya, beliau mengatakan kalau bicara yatim ini kita gak boleh menawar,’’  katanya dan beberapa waktu kemudian Sekretaris utama BIN, Komjen Bambang SW SH Mhum menelpon dan memberitahukan kalau sudah menyiapkan 1500 paket.

Terkait Lombok Mercusuar, sudah dua kali dipresentasikan di tingkat nasional yang akan menghadirkan tokoh-tokoh adat seluruh Indonesia.

‘’Untuk konsolidasi seperti hari ini sebetulnya silaturrohim atau temu kangen, ’’ paparnya.

Namanya Lombok Mercusuar, jadi Lombok menjadi Mercusuar, menjadi cahaya penuntun arah di gelapnya malam, di tengah gelombang dan badai.

‘’Jadi mercusuar itu dan Indonesia ini dalam gelombang gelapnya malam maka perlu penunjuk arah,’’ tegasnya.

Program Lombok Mercusuar yang dipenjurui oleh Laskar Sasak merupakan upaya menjadikan adat Sasak sebagai pilot proyek, dengan memfungsikan adat sebagai resolusi berbagai persoalan bangsa khususnya persoalan radikalisme dan sparatisme.

Laskar Sasak, kata Wahyudi ini tak pernah minta minta sepeser pun.

‘’Jadi mereka ini ksatria, yang mengawal nilai-nilai adat dan budaya Sasak maka saya mau jadi pembina, dan adat Sasak bisa menjadi acuan adat di nusantara, kalau adat dikedepankan maka tidak ada sparatisme, dari Aceh sampai Papua, enggak ada, ’’ yakinnya.

Pola Komunikasi Milenial

Tokoh Sasak, Ir HL Anas Amrullah juga melihat potensi generasi muda dan generasi milenial harus dicari pola komunikasi yang tepat untuk mengkokohkan budaya.

‘’Generasi sekarang beda dengan yang dulu sehingga komunikasi yang tepat penting,’’ pintanya.

Budayawan Sasak Dr Masnun Hambali melihat ucapan yang berkonseksensi hukum dan perbuatan yang berkonsekwensi peraturan. Ke depan perlu konvensi menjadi bagian penting untuk dikomunikasikan dengan berbagai pihak sambil mencontohkan kasus yang ditanganinya beberapa waktu lalu.

Dari YBM PLN, Habib Lutfi Sufi al Idrus juga melihat perkembangan politik, ekononomi, sosial yang beda sekarang dan peran generasi muda penting untuk mengawal eksistensi dan jati diri bangsa.

Dari tokoh agama, TGH M Ibrahim mengatakan tokoh agama telah mempersiapkan mental sudah sejak dini.

‘’Tokoh agama menyiapkan mentalnya,’’ jelasnya.

Bantuan Dibagikan Melalui Kades

ketua laskar sasak, Lalu Taharuddin mengatakan, bantuan untuk anak yatim dibagikan secara simbolis,yang diterima langsung oleh Kades se Kecamatan Pujut dan anak yatim. Secara teknisnya diantar ke masing masing desa agar tidak memberatkan dan Kades yang membagikan, sedangkan di Kabupaten / kota Se Pulau Lombok, Laskar Sasak yang turun langsung.

Kades Ketara, L Buntaran nampak senang dengan pembagian paket untuk anak yatim ini.

‘’Kalau ada kurangnya, desa yang akan menambah,’’ ujarnya.

Pemberian paket yang dirangkai dengan Silaturrohim, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh budaya dengan ikon Lombok Mercusuar menurut Putria jangan sampai pembangunan di Lombok Tengah sebagai pusat wisata internasional kemudian menghilangkan jati diri Sasak.

Dialog yang berlangsung sekitar 1 jam ini banyak menghasilkan poin penting dan strategis. Ketua Laskar Sasak, Mamiq Tahar mengatakan sudah menginventarisir agenda dan isu startegis tersebut untuk follow up. (*)