Respon Keluhan Jalan Berlubang Bupati Faida Bentuk Tim, Tapi “Nggrundel”

Loading

http://Jempolindo.id Jember . Ibarat pepatah Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Bupati Jember dr Faida MMR, setelah  tak terhitung keluhan warga Jember disampaikan melalui berbagai media, ahirnya membentuk lima Tim Jalan Berlubang, Jum’at (1/3/19). Meski Bupati Faida masih berkeluh kesah dengan menuding ada agenda politik dibalik maraknya opini Jalan berlubang.

Seperti dilansir media online Zonajatim.id, bertajuk “Jalan Lubang Jangan Jadikan Senjata Politik”. Bupati Jember, dr HJ Faida MMR  mengingatkan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Jember tidak terlibat dalam politik.

“Jangan masalah jalan lubang ini menjadi senjata untuk menyerang kami sebagai bupati jember karena untuk kepentingan politik,”tegasnya.

Pernyataan itu disampaikan Bupati Faida kepada sejumlah awak media usai melaunching ‘Tim Jalan Lubang’ di halaman Pendopo Wahya Wibawagraha Pemkab setempat, Jumat (1/3/2019) pagi.

“ASN itu harus netral tidak boleh terlibat politik, kesampingkan kepentingan pribadi. Karena tugas utaman ASN ialah sepenuhnya untuk melayani kepentingan masyarakat, bukan golongan atau pribadi,” tegas Bupati Faida.

Tak jelas siapa yang dituding Faida telah memanfaatkan keluhan  jalan berlubang sebagai isu politik. Pernyataannya justru kontra produktif, secara tak langsung berprasangka bahwa keluahan itu mencuat karena ada yang menggerakkan.

Warga kebanyakan justru menilai Faida dengan sengaja memanfaatkan program pembangunan sebagai alat politik.

“Lah kalo memang semua material sudah siap kenapa tidak dari dulu – dulu diperbaiki,” kata Warga sekitar jalan Mastrip Jember.

Alasan tertundanya penanganan jalan berlubang karena musim penghujan bukanlah alasan yang tepat, pasalnya kerusakan jalan itu sudah lama terjadi, keluhan warga sudah berlangsung jauh sebelum musim penghujan.

Tak cukup dengan berprasangka ada agenda poliitik, Faida juga membuat kriteria “Kondusif” dan “Tidak Kondusif”.

Kriteria itu dipergunakan sebagai ukuran untuk penanganan jalan berlubang yang harus ditanggulangi terlebih dulu.

Bupati Faida menegaskan agar mendahulukan perbaikan jalan yang “Kondusif”, Yakni jalan yang tidak ditnamai pohon pisang.

“Karena itu nantinya bisa menghambat dalam perbaikannya. Ada tim sendiri yang mengatasinya,” pesan Faida seperti diberitakan Zonajatim.

Sejak Tahun 2016 Sudah Diajukan Anggaran Perbaikan Jalan Rusak

Seperti dirilis Koran Sindo edisi tanggal 15/3/2016,  Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Kabupaten Jember saat Rasid  Zakaria masih menjabat sebagai Kepala Dinas telah   mengajukan anggaran sebesar Rp350 miliar untuk memperbaiki seluruh jalan rusak di Kabupaten Jember.

“Sesuai paparan kepada bupati, kami butuh anggaran senilai Rp 350 miliar untuk menuntaskan perbaikan jalan rusak di Jember,” ujar Rasyid kepada Koran Sindo saat itu.

Rasyid  yang kini menjabat sebagai Kepala BPPD Jember, pernah menyampaikan  bahwa menuntaskan perbaikan jalan rusak di Jember  merupakan harapan masyarakat.  Jika jalan baik,  akan bisa meningkatkan perekonomian warga.

Berdasarkan data LKPJ, diketahui jika jalan beraspal di Kabupaten Jember panjangnya sekitar 1949 kilometer, terdiri dari :

  • Jalan aspal kondisi baik sebanyak 46%,
  • jalan sedang 40,49%,
  • jalan rusak ringan sebanyak 7,34 %.
  • Jalan  rusak berat sebanyak 5,86 %.

“Jika saja sejak awal pemerintahan Faida sudah berbuat dengan merencakan pembangunan jalan secara matang sudah barang tentu keluhan rusaknya jalan bisa diminimalisir,” turut sumber jempol.

Menolak Lupa

Protes warga sebenarnya bukan hanya di tahun 2019, sejak tahun 2016 sudah terjadi protes warga dengan cara menanam pohon pisang.

Pada tahun 2017, seperti dirilis suarajatimpost.com – Puluhan aktivis lakukan aksi damai di halaman gedung DPRD, sudah mempertanyakan kinerja dan kerja Bupati Jember terkait kondisi kerusakan jalan. Senin, (10/04/2017)

Aksi damai tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga Jember terkait banyaknya kondisi jalan berlubang yang yang tak segera diatasi padahal sisa anggaran APBD Jember masih banyak tak terpakai.

Warga menilai, selama Bupati Faida memimpin, kondisi Pemerintah Kabupaten Jember semakin mundur. 

“Tidak usah terlalu jauh kepada janji-janjinya, menjadi bupati yang benar saja sudah cukup, benahi kondisi jalan itu kebutuhan dasar,” ujar Kustiono Musri , salah seorang koordinator aksi.(#)

Table of Contents