Jempolindo.id – Jember. Pemasangan Paving Tidak Sesuai Harapan Warga Perumahan Pesona Wirolegi Protes. Seperti disampaikan Ketua RT Samsul Arifin alias Pak Saiful. Selasa(9/7/19).
“Kami merasa tak adil, pemasangan paving yang RT depan lebih bagus dibanding paving di RT kami,” kata Pak Saiful.
Warga, kata Pak Saiful membandingan dengan pemasangan paving yang di lingkungan RT depan. Sekitar bulan maret tahun 2018 pengembang melakukan pemasangan paving di empat blok depan dengan lebar pemasangan 4,2 Meter menggunakan bantuan dari Pemerintah.
“waktu itu sebagian warga sudah memprotes karena tidak semua kawasan perumahan dipaving, seperti Blok belakang yang kami huni,” sergahnya.
Saat ditemui warga, pihak pengembang berdalih blok selanjutnya akan dipaving pada periode kedua juga menggunakan bantuan pemerintah.
” ternyata hingga masuk tahun 2019 pemasangan paving tidak juga dilakukan,” Sesal Pak Saiful.
Bulan Juli 2019, Pak Saiful mengaku dapat informasi dari pengembang bahwa akan dilakukan pemasangan paving yang dibiayai dari uang pengembang bukan dari pemerintah.
Tentu kabar itu menggembirakan, warga menyambut baik rencana itu, namun ternyata ketika mulai pekerjaan ada perbedaan lebar pemasangan dan kualitas paving dibanding dengan blok depan, Lebar paving 4,2 dengan tebal paving 8 centi meter. Sementara, di RT 05 lebar jalan hanya 2,75 meter dan tebal paving hanya 6 cm.
“Kami bersama beberapa warga sudah bertanya pada pelaksana pekerjaan atas nama pak Deki, jawabannya acuh dan mengatakan bahwa seharusnya warga harus bersyukur dan berterima kasih karena itu hadiah dari pengembang dari pada tidak dipaving dan bilang agar warga jangan kaku-kaku kalau kaku bisa seperti warga di perumahan taman gading gak dipaving,” papar Pak Saiful.
Pengembang perumahan Pesona Wirolegi yang juga pengembang diperumahan taman gading Gunarso, dinilai warga sulit ditemui dan diajak komunikasi.
Melalui pelaksana Proyek Diki, mempersilahkan warga bertemu manajer pengembang.
Disepakati, senin 08 Juli 2019 warga sepakar menemui langsung Gunarso. Sayangnya, 15 orang perwakilan warga juga tidak berhasil menemui Gunarso.
“Kami hanya ditemui karyawannya, namanya pak edi,” kata Pak Saiful.
Warga memunta untuk sementara agar dihentikan terlebih dulu sebelum bertemu pimpinan pengembang, namun pada tanggal 09 Juli 2019 pemasangan dilanjutkan dan sisi-sisi pemasangan paving dilakukan pengecoran.
Warga menyesalkan tindakan pengembang yang acuh dan tidak menerima apresiasi warga, padahal warga hanya ingin mendapat penjelasan dari pihak pengembang.
“Setiap kali warga ingin bertemu hanya dijawab karyawannya, yang selalu menyampaikan bahwa keputusan ada pada pimpinan,” sergah Saiful.
Tampaknya, kekesalan warga merupakan tumpukan kekesalan atas beberapa masalah, diantaranya :
- Fasilitas tempat ibadah yang tidak segera dipenuhi, pembangunan nya dilakukan setelah warga memprotes karena pada bulan romadhon tahun 2017 warga solat tarawih berjamaah dirumah warga. padahal tahun 2017 awal sudah banyak warga yang tinggal dikawasan perumahan.
- Tanah Makam yang tidak segera disediakan bahkan ketika ada 2 orang warga yang meninggal dunia harus dimakamkan di taman makam sekitar bukan yang disediakan pengembang dan kawasan makam baru disediakan pada awal tahun 2019 padahal tahun 2017 awal sudah banyak warga yang tinggal dikawasan perumahan.
- Pada maret 2018 protes karena tidak dipaving nya semua kawasan perumahan.
- Tidak ada inisiatif dari pengembang untuk menyediakan Tempat Penampungan Sampah Sementara.
- Adanya warga yang dimintai pembayaran penyambungan Listrik sedangkan dalam proses pemasangan tanpa persetujuan dari warga yang bersangkutan, ketika warga tersebut menolak sambungan tersebut dan meminta dicabut, akhirnya sambungan tersebut dipindahkan kepada warga yang lain tanpa biaya (gratis) sedangkan sampai sekarang nama pemegang rekening listrik tersebut masih atas nama warga yang sebelumnya dimintai pembayaran pemasangan.
Warga menilai pengembang perumahan Pesona Wirolegi tidak adil dan tidak profesional.
“Warga hanya ingin pengembang bertanggung jawab. Untuk Penerangan jalan saja warga sudah berbaik hati melakukan swadaya sendiri tanpa bantuan dari pengembang,” pungkasnya.
Sementara pihak pelaksana pengembang Diki menyatakan bahwa proses pembangunan sedang dikerjakan.
Berhubung yang bersangkutan keberatan fotonya dipampang tanpa ijin, maka jempolindo.id menghapus foto sdr. Diki
“Kalo depan itu murni Bantuan KEMENPUPERA, sama halnya yg di TAMAN GADING 2017 kemarin, utk tahun ini Pesona Wirolegi sama Taman Gading gak dapet, sudah kita ajukan utk 2018, bisa dicek di REI Jember,” kata Diki.(Budi Harijanto)