Menguak Paradox Sambutan Bupati  Faida Saat Pelantikan Pejabat

pelantikan pejabat di lingkungan pemkab jember
pelantikan pejabat di lingkungan pemkab jember

Loading

Jempolindo.id – Jember. Mendengarkan rekaman sambutan Bupati Jember dr Faida MMR saat pelantikan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember, selasa (11/6/2019) sungguh sangat membingungkan.  Betapa tidak,  isi sambutan sangat  berisi, sayang sangat bertentangan dengan realitas yang ada.

“Pertama saya sampaikan selamat kepada bapak ibu yang telah dilantik dalam jabatan yang baru, kesempatan ini tidak dimiliki oleh setiap orang, oleh karenanya setiap kesempatan manfaatkan sebaik – baiknya sebagai ladang kinerja dan ladang amal ibadah,” Kalimat pembuka Bupati Faida yang sangat menyentuh.

Kesannya menunjukkan profesioanlisme birokrasi  yang religius. Ladang kinerja, Faida ingin menunjukkan bahwa kepemimpinannya berbasis kinerja, maka ukurannya adalah profesional, maknanya paling gampang menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat (rigth man on the right place).

Faktanya, banyak  pejabat mengisi jabatan tidak sepadan dengan kemampuan yang dimilikinya. Bahkan tak sedikit pejabat yang merangkap lebih dari dua jabatan dalam waktu yang tidak ditentukan. Contohnya, Kepala Dinas PU Bina Marga yang dijabat Yessy Asrifah. Entah alasan apa, hingga kini statusnya masih Pelaksana Tugas (Plt).

Kebiasaan ini sudah menjadi lazim sejak Faida memerintah. Bahkan, dari 900 jabatan yang ada sampai 3 tahun berjalan pemerintahan Faida hanya terisi 600 jabatan. Sisanya dibiarkan dalam kondisi tak menentu.

Ladang Ibadah,  ungkapan itu sangat agamis, penuh dengan makna. Alangkah indahnya jika kinerja pemerintah memang dibarengi dengan semangat ibadah, semata dipersembahkan untuk kepentingan pelayanan  yang baik bagi warga Kabupapten Jember, sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa.

Faktanya, pelayanan tampak semrawut, terutama pada sektor layanan di Dinas  Kependudukan dan catatan sipil. Meski sudah terjadi OTT pada mantan Kadispendukcapil, tidak juga mengalami perbaikan signifikan.

“Bapak ibu, sementara masih ada yang harus menetap pada jabatan yang lama sebagai Plt,” Faida mengakui sendiri tumpang tindihnya jabatan dalam pemerintahannya.

“Setialah pada kebenaran, setialah pada  profesi dan jabatan, karena kesetiaan pada profesi yang akan membawa bapak ibu pada kemaslahatan hari ini esok dan akan datang. Jangan setia pada seseorang tapi setialah pada kebenaran, karena setia pada seseorang bisa salah dalam mengambil keputusan, “ perhatikan kalimat  jangan setia pada seseorang.

Kalimat itu sungguh sangat jauh dari realitas gaya kepemimpinan Faida, jika ditanya kepada 900 pejabat di lingkungan Pemkab Jember tentang sebuah pekerjaan dilingkungannya, maka mereka dipastikan 100 % serentak menjawab “Apa kata Bupati”.

Bupati Faida berhasil menjadikan birokrasi menjadi pemerintahan sentralistik yang menutup seluruh kemungkinan PNS untuk bekerja sesuai tupoksinya. PNS di lingkungan pemerintah kabupaten Jember praktis seperti robot yang bergerak tergantung pada remote yang menggerakkan.  Kepemimpinan sentralistik gaya faida, sungguh bukan hanya kesetiaan, melainkan kepatuhan yang disertai  dengan ketakutan berlebihan.

Faida juga menyinggung soal pelaksanaan pemilu 2019 baru lalu, Faida mengatakan bahwa PNS sempat  terganggu konsentrasi dengan sibuk dukung mendukung pesta demokrasi.

“Ingatlah ASN mempunyai koridor koridor tertentu,” kata Faida.

Sindiran Faida bukankah juga menyindir dirinya sendiri. Seluruh warga Kabupaten Jember tahu, kalau Suami Bupati Faida  (dr Abdur Rohim) juga ikut kontestasi sebagai calon legislator DPRRI dari Partai Nasdem.

Sudah bukan rahasia lagi, seluruh kekuatan dikerahkannya untuk memenangkan suaminya itu. Jejak digitalnya bertaburan di media sosial yang bisa dengan mudah disimak.

“Hindari membuat kelompok – kelompok,………. tupoksi adalah garis perjuangan bukan faksi – faksi,” Kalimat Faida ini bukankah juga membuka tabir pemerintahannya, yang entah disengaja atau tidak telah membangun faksi- faksi.

Soal jabatan yang kosong, saat ditanya wartawan Bupati Faida akan segera mengisi dengan open bidding.

“dengan adanya roling ini, ada jabatan yang kosong, saya akan pertimbangkan untuk mengisi dengan open bidding. Dan saya sudah menunjuk pansel (Panitia seleksi) open bidding,” kata Faida.

Sudah tiga tahun lebih  pemerintahan Bupati Faida berjalan, birokrasi sepertinya masih belepotan dengan soal isi mengisi jabatan yang gak kelar – kelar, terus kapan bekerjanya ? . Wallahu a’lam. (*)

Table of Contents