Laskar Sasak Deklarasi Masyarakat NTB Kecam Segala Bentuk Kekerasan dan Terorisme

Loading

Persiapan Lombok Mercusuar jadi Even Nasional, Suarakan Nasionalisme Berakar Tradisi Budaya

MATARAM_jempolindo.id_ Laskar Sasak kembali memotori pertemuan para tokoh budaya, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam rangka wujudkan program Lombok Mercusuar menjadi even nasional, bertajuk “Menyuarakan Rasa Nasionalisme dari Bumi Lombok Sebagai Perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang rencananya akan digelar Februari 2021 mendatang.

Pertemuan dikemas Sarasehan bersama Para Tokoh guna memperkuat program Lombok Mercusuar itu diakhiri dengan Deklarasi “Masyarakat NTB Mengecam Segala Bentuk Tindak Kekerasan dan Terorisme’.

Acara silaturahmi tokoh dan deklarasi warga NTB digelar di Taman Budaya Provinsi NTB, Rabu Sore(30/12/2020).

Sedikitnya 50 orang Tokoh Budaya, Adat, Masyarakat dan Agama dari Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram serta Lombok Barat dengan menggunakan pakaian adat serta duduk bersila menyampaikan sejumlah pendapat, aspirasi serta dukungannya terkait program Lombok Mercusuar yang menempatkan tradisi budaya menjadi akar nasionalisme sehingga bisa menjadi perekat rasa kebangsaan di Republik Indonesia itu.

Lalu Putria, Datu Siledendeng mengatakan, ada tiga prinsip adat yang dipegang masyarakat dibumi Lombok yaitu adat hubungan manusia dengan Tuhan. Kedua adat hubungan manusia dengan manusia dan Ketiga adat hubungan manusia dengan alam lingkungan.

“Semua [ketiga relasi adat itu] memgandung filosofi sehingga menumbuhkan harga diri rasa tahu diri dan rasa malu apabila mengambil yang bukan haknya. Bahkan meskipun tidak ada yang melihatnya,” kata Miq Putri saat memberikan pendapat.

Lebih jauh Ketua Laskar Sasak Lalu Taharuddin membenarkan bila pihaknya kembali memotori pertemuan para tokoh tersebut masih tetap dalam kerangka LombokMercusuar. Pertemuan itu membahas sebagai isu terkini termasuk kondisi bangsa.

“Para tokoh berdialog tentang nilai-nilai adat, budaya, dan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Platform tradisi dan budaya sebagai basic menumbuhkan rasa nasionalisme yang pernah didengungkan awal Oktober 2020 di Pendopo Gubernur NTB itu sepertinya bisa menjadi solusi problem bangsa saat ini, sehingga LombokMercusuar InsyaAllah akan menjadi even berskala nasional,” kata Lalu Taharuddin dalam pernyataan persnya Kamis (31/12/2020).

Seperti diketahui, Program Lombok Mercusuar yang dihadiri sedikitnya 150 tokoh budaya dan tokoh agama se- pulau Lombok yang merupakan ajang silaturahmi Tokoh guna Menyuarakan Nasionalisme dari Bumi Lombok digelar pada Sabtu (3/10/2020) lalu, di Pendopo Gubernur NTB.

Lalu Taha menambahkan, pihaknya bersama tokoh yang hadir di Taman Budaya mendukung penuh gerakan LombokMercusuar sebagai upaya mengembalikan jatidiri bangsa yang mulai terkikis.

“Mudah-mudahan pemerintah daerah dan pusat jeli melihat ini,” harapnya.

Menurut Lalu, adat budaya bukan sekedar tenteng keris dan pakaian, tapi ada nilai persatuannya. Bila diperkuat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu dari luar. Ini tentunya akan menjadi daya tarik dalam perhelatan MotoGP tahun depan [2021]. Wisatawan asing tidak hanya melihat MotoGP tetapi juga melihat tradisi Sasak.

Raden Muhammad Rais, Tokoh Adat Sasak menyatakan Warga Negara Indonesia mesti mengikuti tradisi dan budaya leluhur.

“Kita ini ibarat air di dalam bumbung, siapa saja yang melubangi itu maka semua akan kekringan. Jadi kita ini berkewajiban untuk menjaga NKRI, itu pesannya melalui silaturahmi ini,” tegasnya.

Sementara, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi NTB Ir Wahyudi Adi Siswanto mengatakan, adat dan tradisi itu sangat diperlukan.

“Selama ini dilupakan bahwa adat ini bisa merekatkan (persatuan), bahkan melawan ideologi politik anti nasionalisme yang mulai berkembang. Melalui penyamaan persepsi dan tujuan dalam silaturahmi ini diharapkan dapat memperkuat rasa nasionalisme dari Bumi Lombok untuk Nasional,” kata Wahyudi.

Secara khusus Wahyudi mengingatkan akar budaya dan karakter Suku Sasak ini sangat luar biasa dalam menjaga tradisinya, sehingga LombokMercusuar yang belum lama ini digelar disetujui menjadi agenda nasional.

“Untuk itu, bila LombokMercusuar menjadi even nasional maka semua konflik yang ada di Bumi Lombok sudah semestinya bisa ditanggalkan,” pesan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember itu.

Ajang silaturahmi dengan balutan kental adat Sasak serta alunan musik khas pulau Lombok yang diperdengarkan oleh para anggota Laskar Sasak itu mengambil tema utama Menyuarakan Nasionalisme dari Bumi Lombok

Peserta acara Silaturahmi tokoh adat, tokoh budaya, tokoh masyarat dan tokoh agama LombokMercusuar itu terdiri perwakilan dari Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah serta Lombok Barat dan Kota Mataram.

Tampak hadir dalam Musyawarah Adat para tokoh Masyarakat Adat Sasak :

Lombok Utara dan Lombok Tengah terdiri atas Datu Artadi (Kedatuan Sokong Tanjung), Raden Suta Gde (Pujangga Dayan Gunung), Raden Prayoga Wangsa (Mangku Sokong Prawira), Lalu Muzhab (Kepala Pertanian & Pembibitan Provinsi sub.KLU), Lalu Kusnawan (DPD LS KLU), Lalu Abdurrahim (MAS), Raden H.Moh Rais (Mambalan), Raden Lanang (Mambalan).

Selanjutnya Lalu Suryatna, Lalu Husnul Yaqin (Mahaguru MPSSGI), Lalu Nasrulah (MPSSGI), Raden Agus Bakri Gondang, Lalu Musyfir (Loteng) H.Lalu Putrie (Siledendeng Ketara), Lalu Satria Wangsa (FSKN), Lalu Sofiyar Putrangga Muncar (Pasaka), Lalu Awaludin, Mangku Amak Bajang Nikrana Bayan, Mutawadi (Ketua koprasi KLI/ Sek LS KLU), Lalu Haerum Jayadi, Lalu M. Ali Sadikin (Pengambar), Dr. Abdurahman Sembahulun, TGH Ustadz Sanusi Gugur Mayang, Lalu Putrawan, Dirman (MPSSGI) dan TG Junaidi.

Perwakilan dari Lombok Timur terdiri atas Mamiq Jumedal, Lalu Mustiarep, Lalu Satriadi, Lalu Darman, Lalu Abdul Kadir, Mamiq Abdul, Lalu Jayak, Raden Sembalun, Lalu H. Ratmaja (Poltek Pariwisata, Dr Muh Yahyaddin MM, Lalu Ahmad, Moch. Sobri dan Moch. Renaldi

Perwakilan dari Kota Mataram dan Lombok Barat terdiri atas TGH. Lalu Sanusi ( Dasan Geria lobar), M. Sukron makmum (Gerung Lobar), Awan (Gerung Lobar), Marzuki (Gerung Lobar), M. Rizal hidayatulloh (Gerung Lobar), Misbah (Gerung Lobar), Mahsun Ababil (Gerung Lobar), Ustad Sulton (Pagesangan Mataram), Lalu Bayu Ginawiran (Mataram), Lalu Widrat Hadi (Mataram) dan M Jusnu (Mataram). (Humas Laskar Sasak). (rilis)

Table of Contents