Jempolindo.id – Jember. Saat banyak orang berpendapat tanpa politik uang akan sulit memenangkan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), Bhisma Perdana SH saat ikut Pilkades Jubung Kecamatan Sukorambi, Kamis (26/9/19) berhasil membuktikan tanpa menyogok rakyat dengan uang ternyata juga bisa memenangkan Pilkades.

Perolehan Suara Pilkades Jubung :
1. Ahmad Siswanto 48 suara
2. Ahmad Busaeri 438 Suara
3. Taufik Hidayat 143 Suara
4. Imam Zaenuri 953 Suara
5. Bhisma Perdana SH 1811 SuaraTidak sah 43 suara
Total suara 3436 suara
Bhisma Perdana sebenarnya sudah dua kali menjabat sebagai kepala Desa Jubung, dan kini kali ketiga Pemuda simpatik itu mengikuti Pilkades periode 2019 – 2025.
Saat ditemui Jempol, Bhisma mengaku sama sekali menghindari politik uang hanya untuk memenangkan Pilkades.
“Saya kira jangan cederai demokrasi dengan uang. Kapitalisasi pilkades dengan membeli suara rakyat harus dilawan. Ini tidak mendidik,” tegas Bhisma.
Ibu Penjual Nasi di Dusun Krajan Desa Jubung yang ditemui Jempol mengaku tidak ingin menukar suaranya dengan uang. Dia menganggap terlalu berisiko memilih pemimpin hanya ditukar dengan uang.
“Kurang apa Pak Bhisma selama ini sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Doakan ya nak ,” katanya lugu.
Kekuatan Pemuda
Bukan hanya menolak menggunakan politik uang, bahkan untuk kepentingan mengongkosi pendukungnya nyaris tanpa uang. Tim pemenangan Bhisma Perdana yang sebagian besar pemuda berjalan dengan kesadan melawan keangkuhan para pemilik kapital.


“Pemuda Jubung sudah membuktikan bahwa pemuda memang punya kekuatan sebagai agen perubahan,” tandas Bhisma.
Sengaja Bhisma menggunakan pemuda sebagai Tim penggerak, bukan berarti kurang hormat kepada generasi tua, melainkan didorong oleh keinginan untuk memberikan landasan estafet kepemimpinan periode berikutnya.
“Apalagi, undang – undang sudah tidak memperbolehkan saya memcalonkan kepala desa empat periode. Tentu para pemuda ini kelak lima tahun mendatang harus lebih baik daripada sekarang,” tegasnya.
Komitmen Lebih Berharga Dibanding Uang
Koordinator Pemenangan “‘Bhisma Perdana” Arief Suhatmanto mengaku senantiasa mengajak pendukung Bhisma agar tidak tergiur dengan iming – iming uang dan materi.


“Kami bukrikan bahwa komitmen lebih berharga dibanding sekedar uang,” kata Arif.
Rasa hawatir tentu saja ada. Bagi pendukung Bhisma, kata Arif kemenangan bukanlah segalanya. Jika menang dengan mengeluarkan ongkos besar pasti hanya akan mengorbankan kepentingan pelayanan rakyat.
“Untuk apa menang jika tidak mampu memperbaiki keadaan,” tegasnya.
Sementara, Nasrul Fuad Abbas akrab dipanggil Kriwul adalah salah satu penggerak Pemenangan Bhisma mengakui tim pemenangan Bhisma bergerak hanya didorong dengan keyakinan bahwa Desa Jubung masih membutuhkan kepemimpinannya.
“Saya berani bersumpah, kami tidak mengedepankan uang. Kami bergerak memenangkan Pak Bhisma semata ingin membangun desa Jubung,” kata Nasrul.
Sepenuh daya kemampuannya, kata Kriwul, pemuda menjelaskan pada generasi tua untuk memilih Bhisma dengan pertimbangan masuk akal.
“Kami tolak iming iming uang yang ditawarkan orang. Kami bertahan pada jargon kami Maju Desanya Bahagia Masyarakatnya” tandasnya. (*)