Surabaya _ Jempolindo.id _ Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji’un, telah berpulang ke rahmatullah pelukis sejarah Moh Yasin atau Jansen Jasien (JJ), Selasa,(14/5/2024), pukul 21.38 di RSUD dr Soetomo, karena sakit.
Almarhum telah dimakamkan pada pukul 01.00 di Pemakaman Islam Desa Tambak Kemeraan, Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Alamat duka RT 3/RW 4, Desa Tambak Kemeraan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Beliau meninggalkan seorang istri dan dua putri.
Kabar meninggalnya Mohamad Jasin, atau akrab disapa Jansen Jansien (JJ), menghentak dan menyisakan duka mendalam bagi para sahabatnya.
Tak terkecuali juga Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, yang punya kenangan tersendiri, seperti tertuang dalam tulisan lepasnya berikut, yang diterima Jempolindo.id.
Saya merasa sangat kehilangan atas wafatnya JJ. Bukan saja bagi teman, tapi beliau sebagai seniman yang memiliki idealisme kuat “menarasikan” sejarah lewat goresan di kanvasnya.
JJ memiliki skill tinggi dan kemampuan teknis yamg kuat dalam menuangkan cat minyak di atas kanvas.
Andai JJ mangambil objek kontemporer , misal tentang landscape sebuah kota tua, maka saya yakin lukisannya akan diminati pasar dan mudah “terjual”.
Terbukti salah satu lukisannya tentang landscape Tanjung Perak yamg bertema:
“Mr D Fock on Tanjung Perak Harbour”, kini dikoleksi oleh salah satu museum seni di Belanda.
Tapi goresan JJ lebih memilih bercerita tentang sejarah leluhur tanah Jawa, yang tentu tidak setiap orang bisa mengapresiasi objek lukisan tersebut secara khidmat.
Ketika di tanggal 17 Maret, saat JJ mulai menurunkan beberapa lukisannya dari dinding Hall PWI Jatim – sebagai tanda berakhirnya Pameran Lukisan dalam rangkaian HPN, saya mencoba meenyelidik raut muka JJ : adakah rasa kecewa ketika tidak satu pun lukisan yg dipajangnya dibeli (diapresiasi) oleh pengunjung?.
Sungguh saya tidak menemukannya. JJ tetap menunjukkan semangat dan seolah merasakan kebanggaan sudah bisa berkontribusi pada perayaan HPN.
Terus terang saya sedih saat itu. Tapi JJ tidak sama sekali.
Yang bikin trenyuh, JJ full tidur (menginap) di hall PWI, selama pameran.
Mungkin beliau sudah merasa inilah moment terakhirnya berkhidmat mengabdi di bidang seni lukis.
Meski tidak membawa “rupiah” pulang ke rumah, tapi beliau seolah bangga membawa pulang kembali harta karun lukisannya yany penuh nilai idealisme.
Saat mengangkut lukisannya pakai truk, JJ sempat WA saya:
_”Abah (cara JJ memanggil saya). Saya sisakan dua lukisan di dinding khusus untuk dibawa Abah ke rumah. Tolong kalau ada kegiatan PWI lagi saya diberi kesempatan untuk pameran.”_
Kini kedua lukisan itu masih di dinding PWI. Saya berniat menawarkan kedua lukisan tersebut kepada siapapun, syukur- syukur jika teman-teman ikut membantu menawarkan, yanh seluruh hasilnya akan kami (PWI) berikan kepada anak-istrinya .
Selamat jalan sang – maestro, kamu tetap memiliki nilai yang membanggakan
Profil JJ
Jansen Jasien, lahir di Gresik, pada tanggal 15 April 1974
Istri Tercinta: Try Ativa
Anak Tersayang: Mahara Swarganessa Sinavas, Mahesa Sekarmayang Sinavas
Pendidikan Lukis: Ototidak
Konsep Berkarya:
Melukis adalah suatu kehidupan suci lahiriah dan batiniah yang menyatu, terwujud nilai-nilai misterius, religius, dan sekaligus bagian dari ekspresi sosial, budaya dan peradaban manusia
Pameran Tunggal:
2007 – Bingkai sejarah RSU Dr. Soetomo dari simpang ke Karangmenjangan, di Surabaya.
2008 – Tandjoeng Perak Tepi Laoet di Graha Pena Jawa Pos Surabaya
2008 – The History of My Life, di Telkomsel Priority Longe Srabaya
2008 – Hari Pahlawan, PWI Jawa Timur Jl. Taman Apaari Surabaya
2009 – Soerabaia di Oedjoeng Doepa di Galeri House of Sampoerna Surabaya
2011 – Art Invasion, Pameran secara mobile di Singapura
2015 – Jelajah Jagad di sekolah Selamat Pagi Indonesia (Transformer Center) Batu
2024 – Jelajah Perasaban Leluhur, PWI Jawa Timur Jl. Taman Apaari Surabaya
Pameran Bersama:
1992 – 2023 Sebanyak 50 Kali di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Jakarta, Denpasar, Singapura, Hong Kong, Belanda.
Aktivitas Lain:
2007 – Mendirikan Kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah (KPSPS) Surabaya dan hingga saat ini menjabat sebagai ketua
2008 – Menyelenggarakan Penghargaan Sembilan tokoh pers peduli seni budaya
2008 – Menggagas tahun penghargaan 100 pusaka Surabaya bersama Surabaya Heritage
2010 – Mendirikan Sjarekat Poesaka Surabaya bersama beberapa tokoh
2013 – Penghargaan Masterpiece Indonesia Art Series
Karya Monumental:
2012 – Menemukan situs candi peninggalan Majapahit di Terung – Krian Sidoarjo
2012 – Membangun Monumen Tebu Mas di PG Ngadirejo Kediri
2021 – 2024- Menemukan Situs dan membangun, membuka Punden Kepuh Makam Mbah Bungkem, Dusun Bungkem, Desa Kweden Kembar, Kec. Mojoanyar, Kab. Mojokerto. (*)