Jember – Fatimah Tenggelam, kabar sementara yang diterima pihak keluarga, perempuan bernama Fatimah, warga Dusun Curaharum Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember dikabarkan turut berada dalam peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut 60 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang karam akibat cuaca buruk sekira di perairan Johor. Rabu (15/12/2021)
Baca juga : 60 PMI Tenggelam, Resiko Masuk Malaysia Illegal
Menurut keterangan kerabat dekatnya, Rudi menjelaskan kabar tentang meninggalnya Fatimah diketahui setelah berkoordinasi dengan pihak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Banyuwangi, meski mulanya belum berani memastikan bahwa mayat perempuan yang dimaksud adalah Fatimah.
“Informasi yang kami terima saat itu masih 90 persen, jadi belum ada kepastian,” tuturnya.
Tetapi setelah, ada beberapa petunjuk, kata Rudi, diantaranya paspor yang berada pada mayat dan anting – anting, dapat dipastikan mayat yang ditemukan itu adalah Fatimah.
“Sementara petunjuk yang sudah kami terima mengarah benar memang itu kerabat kami yang meninggal,” tegasnya.
Kepastian semakin menguat, menurut Rudi setelah pihak keluarga yang berada di Malaysia memastikan ke pihak Rumah Sakit di Malaysia.
“Keluarga kami yang ada di Malaysia sudah melihat jenazah almarhumah, merkipun kami masih harus menunggu hasil otopsi dan tes DNA,” tegasnya.
Karenanya Rudi, berharap agar pemerintah berkenan membantu kelancaran pemulangan jenazah almahumah, agar kemudian dapat dimakamkan sebagaimana layaknya.
“Kami berharap, jika memang sudah dipastikan itu benar jenazah kerabat kami, maka kami mohon bantuan pemerintah agar segera dapat memulangkan almarhum,” pintanya.
Terkait dengan tragedi yang telah menimpa kerabatnya, Rudi juga akan meminta pertanggung jawaban tekong yang membantu keberangkatan Fatimah ke Malaysia.
“ya biar ada efek jera, soalnya kami sudah dua kali mengalami masalah serupa,” tandasnya.
Menurut pengakuan Sapii, suami dari Almarhumah Fatimah, keberangkatan Fatimah tidak sepengetahuan dirinya sebagai suami.
“Yang jelas saya tidak mengijinkan, tahunya saya istri saya menelpon sudah berada di Batam,”kisahnya.
Saat itu Sapii sudah mencoba membujuk Fatimah agar kembali pulang, mengenai biaya, kata Syapii akan dibicarakan bersama keluarga.
“Tetapi istri saya tetap tidak mau, katanya tidak ingin memberatkan keluarga,” ujarnya.
lebih lanjut, Sapii juga berharap jenazah istrinya segera dapat dipulangkan, meski juga berharap agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan hukum yang belaku.
“Untuk itu saya sudah pasrah kepada saudara saya ini (Rudi), biar diurusi,” pungkasnya. (Agung)