SIDOARJO – Jempolindo.id – Sesi Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sidoarjo memasuki babak akhir. Dalam debat terakhir pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati dari nomor urut 1 Bambang Haryo Soekartono (BHS) dan Taufiqulbar jadikan pertanian sebagai maskot.
Agenda debat disiarkan langsung salah satu stasiun TV lokal i-news dimulai pukul 19.00 wib hingga berakhir pada pukul 21.00 wib, Selasa (1/12/2020).
Saat sesi tanya jawab, pasangan calon nomor urut 2 Muhdlor Ali dan Subandi menguji gagasan program kerja BHS di sektor pertanian.
Pertanyaan yang justru mempertegas kerja nyata BHS dalam memajukan para petani di Kabupaten Sidoarjo dan menanamkan kepada para pemuda untuk memiliki kesenangan menekuni bidang pertanian
Sebuah pertanyaan yang membuat BHS makin semangat.
“Oh Maaf-maaf belum ya. Ya, jadi kami serius sekali tentang pertanian dimana hampir sebagian besar area pertanian kita paling banyak 1 kali panen dalam setahun, ini akan kita dorong agar bagaimana menggunakan metode yang bagus agar bisa 2 kali panen dalam setahun. Tentunya dengan memperbaiki pola pengairan untuk sawah-sawah petani,” jawab BHS dalam sesi Jawab tersebut.
Masih senada, Taufiqulbar menambahkan rencana membuat sebuah laboratorium berjalan.
Sehingga pola pertanian petani di Kabupaten Sidoarjo bisa terukur akurasinya, digarap sejak di hulu hingga hilir.
“Kita buat laboratorium berjalan untuk petani mulai pembibitan hingga panen,” tambah Taufiq.
Saat disinggung tentang pertanyaan lanjutan, regenerasi anak petani. BHS juga menyampaikan bahwa regenerasi merupakan prioritas kedua. Karena, jika prioritas derajat untuk mengangkat derajat petani tersebut bisa sukses, efek-efek dari non prioritas akan dengan sendirinya mengikuti.
“Kalau petani sejahtera, karena keuntungan petani lebih dari 60 persen, mana ada bisnis yang keuntungannya sampai 60 persen? Nah, kita akan edukasi itu. Asal saprodinya bagus dan tata kelola airnya bagus,” jelas BHS.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan nantinya akan memasukkan program pembelaharan pertanian dalam aktifitas non formal dalam bangku pendidikan.
“Memberikan ekstrakulikuler dibidang pertanian dalam sekolah. Jadi bagaimana nantinya para petani-petani ini juga menjadi guru buat mereka,” lanjutnya.
Kemudian, disambung dengan wakilnya Taufiqulbar bahwa nantinya akan berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Sidoarjo untuk membuat Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
“Kita juga akan bentuk LP2B dengan Dewan,” sahutnya. (*)