Jember _ Jempolindo.id. Misteri kebenaran musholla di dalam rumah Warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kec Ledokombo Jember yang menjadi tempat mengubur jasad mayat, terkuak sudah. Setelah Polres Jember dan Polda Jatim membongkar lantai musholla itu , ternyata benar ditemukan sosok mayat. Minggu malam (3/11/19).


Apakah sosok jasad itu merupakan jasad Suyono (51) warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, seperti diberitakan Jempol sebelumnya. Berdasarkan keterangan Kasun Juroju Misli alias Pak Edi Santoso, yang mendapat informasi dari anak Suyono bernama Bahar (27), bahwa Suyono dikubur di bawah lantai musholla.

Menurut keterangan Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, pihaknya masih belum bisa memastikan kebenaran sosok jasad itu.
“Kami masih harus melakukan otopsi untuk memastikan sosok siapa sebenarnya ? Apa sebab kematiannya,” kata Kapolres Alfian.
Kapolres Alfian menjelaskan jasad dipendam dengan dua lapis beton setebal 25 cm. Setelah dibongkar ditemukan sosok jasad mayat dibungkus sarung dan sprei.
“Memang sepertinya sosok jasad itu dibungkus sarung yang dipendam dibawah tanah, lalu dilapisi beton setebal 25 m, diatas beton ditutup tanah, dan dibeton lag dan ditutup keramik lantai musholla,” kata Kapolres Alfian.
Menurut sumber Jempol, pembongkaran disaksikan banyak warga, yang mengetahui kondisi jasad itu yang karena kondisinya sudah berupa tulang belulang belum bisa dipastikan sosok mayat siapa itu.
“Gak jelas sudah wajah mayatnya,” kata warga.
Klarifikasi :
Berita jempol sebelumnya sempat membuat salah paham pembaca, karena foto yang terpampang bukan foto milik Suyono, melainkan Foto Kasun Juroju Misli alias Pak Edi Santoso.
Edi Santoso menyampaikan protesnya atas pemampangan Foto bapaknya yang telah menimbulkan salah tafsir pembaca.
“Mas kalau bisa dihapus saja postingan soalnya warga banyak yang salah paham, karena gak buka linknya jempol. Kalau aku sih paham mas, setelah saya buka linknya,” kata Edi.
Jempol berusaha menjelaskan penerbitan berita itu sudah melalui ijin Misli alias Pak Edi.
“Ya mas, kalau kami paham, hanya warga saja yang protes,” kata Edi. (*)