Sidoarjo – Jempolindo.id _ Menyikapi masih tingginya tingkat kemiskinan di Pedesaaan, Penangaanan Desa Tertinggal dan Pencegahan Stunting di Jawa Timur, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Prov Jawa Timur menyelenggarakan
Rapat Teknis Pendampingan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (P3MD) yang bertempat di Balrom Utami Hotel Juanda Sidoarjo pada Senin pagi (25/11).
Acara diikuti 1.000 dari 3.871 Pendamping Desa di seluruh Jawa Timur merupakan perwakilan dari Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD) dan Tenaga Ahli (TA) Kabupaten, dibuka Sekretaris Daerah Prov Jatim Heru Tjahjono mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa karena berhalangan hadir.
Sebelum Materi disampaikan Kepala DPMD Jatim M Yasin, peserta dan Pejabat yang Hadir diajak makan telur bersama untuk menyikapi isu telur Jatim yang mengandung zat dioksin. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan masyarakat jika telur dari peternak Jatim aman dikonsumsi.
Dalam paparannya M Yasin mengatakan di Jawa Timur, yang terdiri dari 7724 Desa ada sekitar 300an Desa tertinggal, peran pendamping Desa dalam mengawal penggunaan Dana Desa harus fokus pada Prioritas Dana Desa 2020 sesuai Permendes No 11/2019 dijelaskan prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2020 harus memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi masyarakat Desa berupa:
a. peningkatan kualitas hidup
b. peningkatan kesejahteraan
c. penanggulangan kemiskinan, dan
d. peningkatan pelayanan publik.
“Nah dari 4 indikator itu sudah jelas, maka menjadi kewajiban Desa untuk menganggarkan DD untuk Pananggulangan Kemiskinan, Desa Teringgal dan Penanganan Stunting di Desa, Ini bukan kewenangan tapi ini adalah kewajiban” jelasnya.
Diakhir acara dilanjutkan dengan pemberian motivasi dari motivator Indonesia Joko Surono sebagai penyemangat kepada para pendamping desa dalam memfasilitasi desa untuk membangun Indonesia. (*)