Jempolindo.id – Jember. Isu kudeta dewan jendral terhadap Presiden telah sampai ke Istana. Agitasl Kaki tangan Komunis berhasil membuat kacau situasi.
“Darah itu merah Jendral”
Penggalan dialog dari Fim Penumpasan Penghianatan G30S PKI
Suasana di Kafe Angop, Minggu Malam (29/9/19) begitu mencekam. Semua mata tertuju pada layar lebar yang sedang memutar Film Penumpasan Penghianatan G30S PKI. Tampak hadir para aktivis AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) Jember dan LSM LIRA Jember dan H Karimullah selaku Pembina LIRA dan sekaligus Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur

Melalui Ketua AMPI Jember Rani Ardini sengaja AMPI berinisiatip nobar Film G30SPKI. Sebuah film yang disutradarai Arifin C Noer memang sempat kontroversi, karena dinilai berpihak pada kepentingan Rezim Orde Baru.
Terlepas dari kontroversi, terdapat fakta yang tak bisa dibantah, terbunuhnya para Jendral di lubang buaya. Rani berpendapat film G30S PKI bukan sekedar hiburan melainkan juga sebagai informasi sejarah bagi generasi muda.
“Daripada ‘nyangkruk’ main game online ataupun menggosip gak jelas, sengaja kita gelar nobar film tentang peristiwa G 30 September yang dibalut dengan Diskusi,” terang Rani Ardini.
Lewat kegiatan Nobar itu, Rani berharap mampu menggugah rasa nasionalisme, terutama penanaman nilai bagi Kader AMPI melalui pemahaman masa kelam pembunuhan terhadap 7 jendral di Indonesia.
“Hanya mengingatkan bahwa dulu ada sejarah kelam, tentang para pahlawan di Indonesia. Hanya untuk mengingatkan dan waspada,” sambung Rani
Sementara itu, menurut Wildan Rasaili salah satu aktivis pemuda , mengaku tertarik dengan kegiatan nobar film tentang sejarah ini.
“Banyak kontroversial terkait film ini, menariknya saat ini kita berhadapan dengan musuh bersama sehingga membangkitkan rasa nasionalisme,” kata mahasiswa S3 jurusan Administrasi Negara Unej itu.
Kata Wildan diskusi mencoba membedah apakah masa kini ada indikasi bangkitnya kembali PKI yang telah menjadi musuh bersama bangsa ini ?. Apakah komunisme berupaya masuk lagi dengan kebangkitan Cina dan Bahayanya politik ?.
“Poinnya, diharapkan dari nonton bareng ini bisa bangkit rasa nasionalisme itu,” tandasnya.
Gelaran Nobar kali ini direspon positif Tokoh Pemuda Jember Umar Faruk yang menilai acara Nobar film 30 S PKI ini menarik, karena disertai diskusi, sehingga penonton bisa mengerti pesan nilai yang hendak disampaikan Film itu dari sudut pandang masing – masing.
“Yang kita tonton ini Film yang di produksi saat ORBA sedang berkuasa pada kala itu, sehingga banyak sekali fakta sejarah tidak semua di ungkap dalam alur Film ini, tetapi secara obyektif hal ini bagus bagi kita para pemuda untuk selalu di ingatkan bahwa Bangsa ini pernah mengalami sebuah masa dimana pada tahun 1965 terjadi penghianatan besar yang dilakukan Partai Komunis Indonesia,” jelas umar.
Aktivis Pemuda Pancasila itu turut mengapresiasi inisiatif AMPI Jember yang mampu mengemas acara Nobar ini menjadi hidup.
Berbeda dengan Pemuda LIRA Lukman YP menilai acara Nonton Bareng ini masih belum begitu greget dalam pelaksanaannya.
“Saya rasa Nobar seperti ini harus juga menghadirkan para pelaku sejarah tahun 65, sehingga suasana pada tahun tersebut akan bisa digambarkan secara nyata oleh para Pelaku sejarah pada waktu itu,” papar Lukman. ( arul )