14.7 C
East Java

Resmikan Museum TELU, Sekdakab Jember: Semoga Tahun 2025 Terealisasi Museum Daerah

Loading

Jember, Jempolindo.id – Mewakili Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU ASEAN Eng, Sekdakab Jember Arief Cahyono meresmikan Museum TELU di Perum Bunga Nirwana Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, pada Jum’at (03/01/2025) siang.

Museum Telu
Keterangan Gambar: Ruangan Museum Telu

Hadir pada kesempatan itu, selain Sekdakab Jember mewakili Bupati Jember, juga Kadisparbud Bambang Rudianto dan Asisten 3 Sekdakab Jember.

Dihadapan Wartawan Arief menyampaikan terimakasihnya kepada pengelola Nirvana Kreatif Faktori (bagian dari Yayasan Lima Cahaya Berkah Nusantara), yang telah melengkapi keberadaan Museum di Jember.

“Mewakili Bupati Jember, kami sampaikan kepada pengelola Museum Telu yang telah melengkapi keberadaan museum di Jember, selain Museum Huruf, Museum Tembakau dan lainnya,” ujar Arief.

Kehadiran Museum Telu yang cukup lengkap, menurut Arief selain menjadi Haritage Wisata edukasi, juga bisa menjadi sarana belajar bagi pelajar, masyarakat umum termasuk Wartawan.

“Melalui khasanah yang ada di Museum ini kita semua dapat belajar tentang Jember,” jelasnya.

Arief bahkan menyebut bahwa berdasarkan peninggalan sejarah, usia Jember bukan 96 tahun, karena terdapat jejak sejarah peradaban manusia di Kabupaten Jember, bahkan sudah ribuan tahun silam.

“Ada banyak temuan peradaban masa lalu, seperti waktu kening, watu kubur dan peninggalan lainnya, yang membuktikan bahwa sudah ada peradaban di Jember sejak jaman batu bahkan,” paparnya.

Karenanya, dipandang perlu adanya Museum Daerah Kabupaten Jember, yang dapat menyuguhkan peninggalan sejarah peradaban manusia di Kabupaten Jember.

“Mudah mudahan tahun depan sudah bisa kita realisasikan berdirinya Museum Daerah,” ujarnya.

Meski, sebenarnya sudah dilakukan inventarisasi peninggalan, catatan sejarah dan kajian.

“Namun, kami belum bisa menyuguhkan, karena masih harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mencukupi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember Bambang Rudianto membenarkan bahwa sudah perencanaan pendirian museum daerah, di sekitar Hotel Kebon Agung.

“Berkat dukungan dari Komisi B DRPD Kabupaten Jember, kami optimis bisa direalisasi tahun 2025, terlebih sudah ada tambahan anggaran di Disparbud,” ujarnya.

Selain Museum konvensional, Disparbud Jember juga akan mengembangkan Museum Digital.

“Ini kan sudah era digital, kami juga akan mengembangkan Museum Digital, yang menyediakan fasilitas bagi para pengunjung untuk mengetahui riwayat benda benda yang tersimpan. Tinggal barkot, sudah bisa bercerita tentang benda benda bersejarah yang ada,” ujarnya.

Disparbud Jember juga sedang melakukan inventarisasi destinasi wisata heritage, diantaranya makam para pahlawan yang berada dipinggiran.

“Teman teman sedang melakukan pemetaan makam bersejarah, yang bisa menjadi Destinasi Wisata Heritage,” katanya.

Pengelola Museum Telu Pri wahyu Hartanti menjelaskan bahwa maksud pendirian museum merupakan bagian dari upaya untuk mendukung program pemerintah, untuk melestarikan budaya.

“Karena pelestarian kebudayaan itu merupakan tanggung jawab kita semua,” jelasnya.

 

Museum Telu mencoba menyuguhkan tampilan yang lebih menarik, sehingga para pelajar menyukai untuk mengunjungi museum.

“Agar lebih menarik kami buat sedemikian rupa, sehingga anak anak muda menyukai, termasuk diantaranya art galeri, Penyelenggaraan FGD dan kegiatan lainnya,” ujarnya.

Ide untuk mendirikan Museum itu, kata Pri Wahyu tidak terlalu sulit, karena sebagian besar barang yang ada berasal dari milik keluarga, yang terawat secara turun menurun.

“Barang barang yang ada ini sebagian besar dikumpulkan dari barang milik keluarga, dari nenek dan kakek buyut saya,” ujarnya.

Selain itu, Pri Wahyu memang memiliki perhatian khusus terhadap keberadaan museum, yang sudah dilakukannya sejak muda.

“Jadi, kemanapun saya berkunjung, maka saya selalu berusaha untuk mengunjungi museum yang ada,” katanya.

Secara keseluruhan, tagline Museum Telu menyuguhkan konsep kelahiran alam semesta, yang merujuk pada masa lalu, terbentuknya peradaban dan perkembangan peradaban.

“Ini semua merupakan wujud dari pengertian bahwa kekuatan manusia untuk menapaki hidup ada tiga hal, yakni cipta, rasa dan karsa,” paparnya.

Selanjutnya, Pri Wahyu juga mengatakan bahwa untuk mengunjungi Museum Telu tidak dipungut biaya.

“Semua gratis, kalau hari Senin tutup, bukanya Selasa sampai Minggu,” ujarnya. (Slmt)

Table of Contents

Loading

Jember, Jempolindo.id – Mewakili Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU ASEAN Eng, Sekdakab Jember Arief Cahyono meresmikan Museum TELU di Perum Bunga Nirwana Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, pada Jum’at (03/01/2025) siang.

Museum Telu
Keterangan Gambar: Ruangan Museum Telu

Hadir pada kesempatan itu, selain Sekdakab Jember mewakili Bupati Jember, juga Kadisparbud Bambang Rudianto dan Asisten 3 Sekdakab Jember.

Dihadapan Wartawan Arief menyampaikan terimakasihnya kepada pengelola Nirvana Kreatif Faktori (bagian dari Yayasan Lima Cahaya Berkah Nusantara), yang telah melengkapi keberadaan Museum di Jember.

“Mewakili Bupati Jember, kami sampaikan kepada pengelola Museum Telu yang telah melengkapi keberadaan museum di Jember, selain Museum Huruf, Museum Tembakau dan lainnya,” ujar Arief.

Kehadiran Museum Telu yang cukup lengkap, menurut Arief selain menjadi Haritage Wisata edukasi, juga bisa menjadi sarana belajar bagi pelajar, masyarakat umum termasuk Wartawan.

“Melalui khasanah yang ada di Museum ini kita semua dapat belajar tentang Jember,” jelasnya.

Arief bahkan menyebut bahwa berdasarkan peninggalan sejarah, usia Jember bukan 96 tahun, karena terdapat jejak sejarah peradaban manusia di Kabupaten Jember, bahkan sudah ribuan tahun silam.

“Ada banyak temuan peradaban masa lalu, seperti waktu kening, watu kubur dan peninggalan lainnya, yang membuktikan bahwa sudah ada peradaban di Jember sejak jaman batu bahkan,” paparnya.

Karenanya, dipandang perlu adanya Museum Daerah Kabupaten Jember, yang dapat menyuguhkan peninggalan sejarah peradaban manusia di Kabupaten Jember.

“Mudah mudahan tahun depan sudah bisa kita realisasikan berdirinya Museum Daerah,” ujarnya.

Meski, sebenarnya sudah dilakukan inventarisasi peninggalan, catatan sejarah dan kajian.

“Namun, kami belum bisa menyuguhkan, karena masih harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mencukupi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember Bambang Rudianto membenarkan bahwa sudah perencanaan pendirian museum daerah, di sekitar Hotel Kebon Agung.

“Berkat dukungan dari Komisi B DRPD Kabupaten Jember, kami optimis bisa direalisasi tahun 2025, terlebih sudah ada tambahan anggaran di Disparbud,” ujarnya.

Selain Museum konvensional, Disparbud Jember juga akan mengembangkan Museum Digital.

“Ini kan sudah era digital, kami juga akan mengembangkan Museum Digital, yang menyediakan fasilitas bagi para pengunjung untuk mengetahui riwayat benda benda yang tersimpan. Tinggal barkot, sudah bisa bercerita tentang benda benda bersejarah yang ada,” ujarnya.

Disparbud Jember juga sedang melakukan inventarisasi destinasi wisata heritage, diantaranya makam para pahlawan yang berada dipinggiran.

“Teman teman sedang melakukan pemetaan makam bersejarah, yang bisa menjadi Destinasi Wisata Heritage,” katanya.

Pengelola Museum Telu Pri wahyu Hartanti menjelaskan bahwa maksud pendirian museum merupakan bagian dari upaya untuk mendukung program pemerintah, untuk melestarikan budaya.

“Karena pelestarian kebudayaan itu merupakan tanggung jawab kita semua,” jelasnya.

 

Museum Telu mencoba menyuguhkan tampilan yang lebih menarik, sehingga para pelajar menyukai untuk mengunjungi museum.

“Agar lebih menarik kami buat sedemikian rupa, sehingga anak anak muda menyukai, termasuk diantaranya art galeri, Penyelenggaraan FGD dan kegiatan lainnya,” ujarnya.

Ide untuk mendirikan Museum itu, kata Pri Wahyu tidak terlalu sulit, karena sebagian besar barang yang ada berasal dari milik keluarga, yang terawat secara turun menurun.

“Barang barang yang ada ini sebagian besar dikumpulkan dari barang milik keluarga, dari nenek dan kakek buyut saya,” ujarnya.

Selain itu, Pri Wahyu memang memiliki perhatian khusus terhadap keberadaan museum, yang sudah dilakukannya sejak muda.

“Jadi, kemanapun saya berkunjung, maka saya selalu berusaha untuk mengunjungi museum yang ada,” katanya.

Secara keseluruhan, tagline Museum Telu menyuguhkan konsep kelahiran alam semesta, yang merujuk pada masa lalu, terbentuknya peradaban dan perkembangan peradaban.

“Ini semua merupakan wujud dari pengertian bahwa kekuatan manusia untuk menapaki hidup ada tiga hal, yakni cipta, rasa dan karsa,” paparnya.

Selanjutnya, Pri Wahyu juga mengatakan bahwa untuk mengunjungi Museum Telu tidak dipungut biaya.

“Semua gratis, kalau hari Senin tutup, bukanya Selasa sampai Minggu,” ujarnya. (Slmt)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Berita Populer