Jempolindo.id- Jember. Ketua LSM Gerakan Pedagangan Pasar Tradisional (Gerpast) Samsul soroti rehab Pasar Tanjung Jember yang dinilainya salah rencana. Pasalnya, hasil rehab telah menyebabkan pedagang yang menghuninya justru tidak merasa nyaman. Hal itu dikatakan Samsul kepada Jempolindo.id, Selasa (26/2).
Suasana pasar Tanjung, kata Samsul kini malah terasa panas. Ventilisi udara yang mestinya menjadi sirkulasi udara bebas malah tertutup dengan dinding kaca sehingga menyebabkan suhu ruangan tak nyaman.
“Pedagang mengeluh jengah, dan barang dagangannya gampang busuk sehingga menyebabkan bau,” Kata Samsul.
Mestinya, menurut Samsul, alokasi APBD sebesar 9,2 Milyar dapat dipergunakan untuk merencakan rehab dengan lebih baik, misalnya dengan menggunakan instalasi AC, sehingga tidak menyebabkan suhu udara didalam ruangan panas.
“Kenyataannya rehab pasar tanjung sepertinya direncanakan acak – acakan, ini harus menjadi perhatian para pihak berwenang,” tegas Samsul.

Samsul juga menyayangkan belum selesainya Rehab Pasar Tanjung hingga lewat tenggang waktu perjanjian kontrak kerja sebagaimana ditentukan perundangan. Rehab yang dianggarkan melalui APBD TA 2018 harusnya sudah selesai ahir desember 2018, karena pengusaha pelaksana tidak bisa menyelesaikan tanggung jawabnya, maka diperpanjang selama 50 hari.
“Ini kan sudah lewat 50 hari, terhitung dari awal januari tahun 2019,” Kata Samsul.
Molornya penyelesaian Rehab Pasar Tanjung itu menurut Samsul berdampak pada kegiatan pedagang. Banyak pedagang yang masih belum kembali ke tempatnya semula dan tidak bisa melakukan kegiatan berdagangnya sebagaimana bisanya.
“Ini bukan saja pedagang yang rugi, negara juga dirugikan,” tegas Samsul.
Menyikapi buruknya pelaksanaan rehab Pasar Tanjung, Samsul merasa perlu menyikapi dengan melayangkan Somasi kepada pemangku kebijakan di kabupaten Jember, agar segera ditinjau ulang.
“Kita akan pelajari dulu, jika memang diperlukan kami akan segera menyikapi masalah ini.” Pungkasnya. (#)