22.5 C
East Java

Wisata Banyuwangi Berkembang Sayangnya Masyarakat Lokal Terdepak Investor

Loading

Banyuwangi_Jempolindo.id_ Ditengah menggeliatnya pembangunan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, pegiat pariwisata lokal justru terdepak dengan masuknya investor dari luar daerah.

Sebut saja Lieha, salah satu mantan pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)  pantai Boom menuturkan kepedihannya. Selasa(12/11/19).

Perempuan itu mencoba mengenang kembali masa teraksesnya masyarakat untuk ikut mengelola keindahan Pantai Boom. Sekurang- kuranganya 50 orang bisa turut menikmati mendapatkan rejeki.

Kini, memang sektor pariwisata di Kabupaten Banyuwangi terus tumbuh, wisatawan lokal maupun mancanegara berdatangan, sayangnya malah menutup kesempatan masyarakat untuk mengais rejeki.

Lieha menuturkan kisahnya memulai rintisan mengelola Pokdarwis sejak era  pemerintahan Bupati banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang bermula dari kelompok karang taruna.

Pantai Boom yang awalnya dikenal kotor dan kumuh, perlahan mulai terlihat bersih sejak dikelola Pokdarwis. Tak hanya itu, pantai Boom pun mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal.

Tak merasa puas, pelaku pokdaewis  terus melakukan inovasi pengembangan wisata pantai Boom.
Namun sayang,  jerih payah kelompok masyarakat tersebut seakan lenyap ketika pihak investor PT Pelindo Property Indonesia ( PPI ) mulai masuk.

Masyarakat yang awalnya menjadi pengelola tempat wisata, kini justru hanya sebatas pekerja. Bahkan mekanisme dan persyaratan rekruitmen tenaga kerja justru malah mempersempit kesempatan masyarakat lokal untuk bekerja.

“ Pokdarwis harusnya menjadi lembaga mitra dalam pembangunan dan pengembangan tempat wisata pantai Boom. Namun kenyataannya, para pemuda yang selama ini merintis wisata di pantai boom hanya menjadi karyawan, ya kita tidak bisa berbuat apa apa, karna memang kawasan tersebut miliknya BUMN dalam hal ini Pelindo,” ujar Lieha yang juga pengelola Gandrung Outbond itu.

Menurut Lieha, masyarakat pada prinsipnya tidak antipati pada pihak investor. Namun alangkah baiknya jika investor yang masuk itu melibatkan masyarakat sejak awal, baik perencanaan maupun pengembangannya. Sehingga masyarakat turut serta merasa memiliki dan tidak ada permasalahan antara masyarakat lokal dengan pihak investor.

“Kita siap bekerjasama dengan investor bahkan kita menunggu investor yang masuk, tapi seyogyanya antara masyarakat dan investor duduk bersama, merumuskan bersama dan membuat aturan bersama, sehingga kepentingan investor dan masyarakat bisa sama sama terakomodir,” urai wanita yang kini aktif di Pokdarwis Kampung Mandar itu.

Sementara itu, Koordinator seksi Pengembangan usaha Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Banyuwangi, Arif, mengaskan bahwa selama ini pihak Asosiasi Pokdarwis tidak pernah di ajak bicara tentang pengembangan pantai Boom.

“Malahan ada beberapa usulan dari teman teman kampong mandar justru ditolak,jadi pengembangan apapun didalam kawasan pantai boom ya apa kata perusahaan itu,” tegas arif yang sehari harinya turut membantu pengelolaan kawasan wisata pantai cacalan.

Senada dengan Arif, Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Banyuwangi, Sukirno menjelaskan bahwa pihaknya belum pernah di ajak berbicara terkait dengan pengembangan tempat wisata pantai Boom baik oleh Pemkab Banyuwangi maupun pihak Pengelola pantai Boom. Kesulitannya memang kata Sukirno, pantai Boom masuk dalam kawasan milik BUMN.

“ Mungkin belum saatnya, tapi kita akan membangun komunikasi dengan pihak pengelola kawasan pantai boom bersama dengan teman teman pokdarwis pantai Boom,” kata pria yang akrab disapa pak Wildan itu.

Pokdarwis sendiri,  kata Sukirno,  bertugas sebagai pendamping kepariwisataan sebagaimana aturan kementrian Pariwisata. Baik sebagai mitra dinas pariwisata kabupaten banyuwangi ataupun pengelola masing masing destinasi wisata.

“Kalau di Banyuwangi, selain bertugas sebagai pendamping Pokdarwis juga selaku pengelola,” jelas Sukirno.

Saat ini terdapat 53 destinasi wisata di kabupaten Banyuwangi yang dikelola  Pokdarwis, yang kesemuanya berkembang dengan baik dan melibatkan masyarakat sekitar.

Karenanya Sukirno dan pengurus Pokdarwis bersepakat menolak kehadiran investor yang berkeinginan mengelola tempat wisata. Namun dirinya tidak menolak kehadiran investor penunjang pariwisata, misalkan perhotelan.

“ Kami berharap dan bertekad agar pengelolaan tempat wisata yang ada dikabupaten Banyuwangi di kelola oleh Pokdarwis bersama warga sekitar, karna semangat kita adalah pemberdayaan masyarakat, dan itu mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar jika yang mengelola tempat wisata tersebut adalah masyarakat,” tandas pria yang mengelola tempat wisata rumah apung Bangsring itu. (Amar)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img