Jempolindo.id – Jember. Kemah budaya internasional yang diselenggarakan Pusat Layanan Internasional Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember terlihat sangat meriah. Acara berjudul Universitas Jember International Cultural Camp (UJICC) bertaraf internasional itu, menunjukan budaya dari dari Indonesia yang dihadiri mahasiswa dari 11 negara.

Kemah berlangsung 16 s/d 31 juli 2019 dimeriahkan dengan menampilkan kearifan lokal Indonesia seperti seni bela diri pencak silat.
Diantara perguruan silat di Jember, UKM Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Universitas Jember berkesempatan emas menjadi perwakilan.
UKM PSHT menampilkan peragaan kedisiplinan latihan fisik, membentuk kuda-kuda yang baik, berlatih pukulan dan tendangan, juga beberapa peragaan latihan lainnya


Dilansir dari radarjember.id, Direktur Internasional Office Unej Adhitya Wardhono PhD mengatakan, UJICC yang kelima diikuti 19 peserta dari 11 negara berbeda.
Peserta berasal dari Myanmar, Bhutan, Malaysia, Brunei, Korea Selatan, Jepang, Polandia, Laos, Filipina, Kamboja, dan Maldives.
“Sebenarnya ada 10 negara, tapi negara Mongolia tidak bisa ikut,” katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan itu merupakan aktivitas akademik yang bersifat kultur budaya Indonesia.
“Mengenalkan Indonesia secara umum kepada mahasiswa luar negeri. Secara khususnya mengenalkan Unej. Budaya Indonesia yang beragam patut dikenalkan,” pungkasnya.
Testimoni Ketum UKM PSHT Unej
“Fiba Granza Al Ghifari – Ketua Umum UKM PSHT Uiversitas Jember periode 2019”
Ditemui Jempol, Jumat (2/8/19) Fiba menuturkan bangga diberi kesempatan mengikuti kegiatan itu, terlebih apresiasinya kepada UKM PSHT Universitas Jember.
“Menjadi kebanggaan tersendiri bagiku, khususnya kepada PSHT UNEJ, bisa mendapat kesempatan menjadi perwakilan menunjukkan seperti apa silat itu kepada dunia,” kata Fiba
Fiba menyadari betapa pentingnya memperkenalkan silat, setidaknya dapat memulihkan kembali menurunnya esistensi pencak silat di Indonesia yang selama diresahkannya.
“wong ya pencak silat itu dari Indonesia, lha kok masyarakat kurang minat, melihat acara kemarin para mahasiswa asing merasa begitu senangnya dan sangat tertariknya dengan silat, iki kok malah warga asing yang seneng kenal silat, kuwalik, tapi aku yo bangga seh sebagai pribadi pendekar ternyata silat dapat diterima,” tandasnya.
Menggeliti dunia UKM dan pencak silat dengan segala aspeknya, Fiba merasa masih harus menjalankan peran dalam mencari bibit unggul pendekar silat disamping memperkenalkannya pada dunia.
“Event itu menjadi salah satu kesempatan memperkenalkan silat, tapi gak selesai disitu saja, saya rasa dunia sudah kenal silat, tinggal minat dan tidaknya. Lah untuk memicu minat masyarakat kita harus membuktikan bahwa silat punya keunggulan, salah satu caranya ya mencari dan melatih bibit unggul,” ungkapnya.
Menurut Fiba agar cita – cita itu bisa diwujudkan , maka pelatihan dan pemantapan para atlit UKM PSHT untuk memenangkan berbagai kompetensi dirasa cukup penting.
“para atlit-atlit potensial saya rasa harus terus dilatih untuk memenangkan berbagai kompetensi, Alhamdulillah kemaren di Surabaya UKM PSHT UNEJ bisa mendapatkan peringkat, saya sebagai ketua merasa sangat bangga kepada mereka,” katanya.
Lebih lanjut Fiba menuturkan akan membuat event khusus Jember untuk mencari bibit unggul.
“insyaallah kedepan kita akan membuat event PSHT khusus Jember, yo untuk mencari bibit-bibit unggul lainnya yang belum terdeteksi,” pungkasnya (*)