Siswa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo Kunjungi Kampung Edukasi Sampah

Loading

Sidoarjo_ Jempolindo.id _ Sebanyak 150 siswa kelas SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, kunjungi kampung Edukasi Sampah, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Giat Komisi Anak GKI Sidoarjo Edukasi Sampah

Mereka  mengikuti kegiatan pembelajaran lapangan, tentang pemilahan dan pengolahan sampah dari rumah.

Jempolindo, Sidoarjo, SD Muhammadiyah, Kampung Edukasi Sampah
Keterangan: Siswa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo

Kegiatan itu, merupakan pembelajaran lapangan, yang merupakan bagian dari pelaksanaan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Menurut Haryanto, Ketua RW 07 Kelurahan Sekardangan dan juga merupakan kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah menjelaskan, bahwa kunjungan pembelajaran siswa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, untuk dikenalkan mulai dari pemilahan sampah berdasarkan sifatnya.

Siswa belajar memilih dan memilah sampah, yang digolongkan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

“Sampah organik yaitu sampah yang dapat membusuk dan terurai, seperti sisa makanan, dedaunan, buahan dan sayuran. Sedangkan sampah anorganik yaitu sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai seperti botol plastik, kertas bekas, karton, dan kaleng bekas”, kata Hari.

Mereka juga dikenalkan tentang pengolahan sampah secara sederhana.

“Seperti pengolahan sampah dengan komposter Takakura, komposter komunal secara aerob maupun anaerob serta pemanfaatan sumur resapan sebagai sarana pengomposan”, jelasnya.

Tak hanya dikenalkan tentang pemilahan dan pengolahan sampah, anak-anak juga diajak untuk bermain aneka permainan tradisional.

“Yang tersedia di Kampung Edukasi Sampah seperti : gobak sodor, engklek dan ular tangga,” ujar Hari.

Sedangkan menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo Nana Liesdiana, S.Pd, MM, saat mendampingi para siswa, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah yang telah diberikan kesempatan kepada para siswa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo belajar.

“Kesan kami luar biasa tempat ini karena mampu menjadi contoh dalam pengelolan sampah di masyarakat, hal ini semoga menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi anak-anak kedepan,” ujar Nanam

Pembelajaran yang didapatkan hari ini, kata Mana tak hanya sekedar mendapatkan materi, namun juga melihat, merasakan serta mengalami (praktek) secara langsung..

“Anak-anak telah banyak mendapatkan pendidikan dan bahkan ketrampilan yang akan menjadi pengelaman berharga dalam kehidupan masa depan mereka. Belajar kelihatannya sambil bermain, namun kami yakin anak-anak ini pada 10-20 tahun kedepan akan mampu menjadi generasi penerus dan pemimpin bangsa yang peduli terhadap lingkungan”, pungkasnya.

Sedangkan menurut Edi Priyanto, pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah, mengaku sangat gembira, karena semakin banyak sekolah yang mengajak para siswanya mengikuti pembelajaran lapangan dalam pemilahan dan pengolahan sampah.

” Tentunya dalam kurikulum telah dikaitkan dengan profil pelajar Pancasila, yaitu pelajar Indonesia yang yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Edi melanjutkan bahwa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian pembelajaran lintas disiplin ilmu.

Pemahaman yang didapat berguna untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

“Tematik gaya hidup berkelanjutan merupakan hal yang sangat sesuai, karena saat ini yang perlu mendapatkan perhatian dan diterapkan dalam dunia pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pendidikan tinggi yang paling dominan dalam lingkungan kita adalah permasalahan pengelolaan sampah”, kata Edi.

Melalui dunia pendidikan, kata Edi diharapkan akan mengubah pola pikir masyarakat untuk dapat memilah dan mengelola sampah.

“Sehingga secara mandiri ataupun komunal, siswa dapat merawat lingkungan untuk mengembalikan ekosistem alam agar dapat terus terawat dan terjaga,” pungkas Edi. (Rilis)

Table of Contents