14.9 C
East Java

Senang Di Sunat Tapi Nelongso

Loading


Jempol fun – Jember. Soal Khitanan Massal yang digelar Pemkab Jember, Rabu (25/12/18) di Alun Alun Jember, tak semua peserta merasa senang. Sebut saja Fulan warga asal Taman Sari Gentengan Wuluhan mengaku kecewa setelah putranya ikut khitanan massal. Janji sebelumnya ternyata hanya mendapat kopyah dan sarung.


“Nelongso kulo pak, mumet mulai mau enjing mboten mari mari (redaksi : sedih saya pak, pening mulai tadi pagi gak selesai selesai),” keluhnya.


Pria tua itu mengaku tidak mengharapkan apa – apa sebenarnya, asal putranya sudah disunat sudah terima terima kasih. Masalahnya ada janji yang disampaikan kepada anaknya langsung.


“Kulo saget mawon nyunat dewe, tapi gak enak kadung nyanggupi purun. Menawi kulo sunataken nang omah kan akeh sing salaman (Red : aku bisa saja menghitan anak saya di rumah, tapi gak enak terlanjut bersedia ikut sunat massal. Kalo saya hitankan dirumah kan lumayan banyak yang salaman),” kelakarnya sambil menahan keluh.


Tidak jelas apa yang dijanjikan petugas yang mengajaknya ikutan sunatan masal. Pria itu tidak memgaku soal janji janji yang dimaksud.
“Pokoknya ya janji macam macam, gak enak diomongkan, gak pantas,” katanya.

TARGET 5000 ANAK DISUNAT 535
Kegiatan khitanan massal ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Jember dr Siti Nurul Qomariah ditargetkan sebanyak 5.000 anak pada tahun 2018. Sementara kegiatan khitanan masal di alun alun, Rabu (26/12/18) diikuti 535 anak.


“Untuk kelanjutannya kita lakukan di tiap – tiap Puskesmas yang ada di Jember hingga total sebanyak 5.000 anak yang ditargetkan selesai akhir tahun 2018 ini,” katanya.


DIKRITISI FORMAT
Sementara Ketua Format Kustiono justru mempertanyakan penggunaan anggaran yang menurutnya harusnya transparan.

Pelaksanaan terpusat di alun alun juga disoroti Kustiono sebagai upaya pelaksanaan yang kurang pada tempatnya.


Kustiono menyesalkan pernyataan target 5000 anak yang ternyata terealisasi hanya 535 anak. Sementara informasi terpercaya yang disampaikan kepada Kustiono, semalam sudah disiapkan 5000 kotak mamin.


“Ini benar benar kegiatan yang layak dipertanyakan,” tegasnya.


KHITANAN MASSAL BUKAN BERARTI MELAS
Sementara KH Syaifil Rijal (Gus Syef) berpendapat khitanan massal jangan dimaknai untuk mengkhitan anak kurang mampu, sehingga kesannya menjadi memprihatinkan, melainkan bagaimana membahagiakan anak anak yang sudah wajib sunat.


“ada nuansa siar dalam pelaksanaan khitanan masal. Jadi jangan sampai yang dikhitan malah merasa sedih,” Gus Syef mengingatkan. (#)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img