Sambut Era Baru, KAUJE, IKAUNAIR dan KAGAMA Bergerak Kuatkan Ekonomi Jember

Jember, Jempolindo.id Menyambut awal tahun baru 2025, perwakilan pengurus tiga unsur alumni di Jember, diantaranya Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA UNAIR), Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE), menggelar silaturahmi dan diskusi terfokus bertema “Perspektif Ekonomi Jember ke Depan”, di Cafe Tebing, Taman Botani Jember, Kamis (09/01/2025).

Diskusi para alumni perguruan tinggi itu bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan saling support program kegiatan dari ketiga lembaga itu, untuk di bawa ke Jember serta memberikan masukan tentang agenda ekonomi periode Bupati Jember 2025 – 2030 mendatang.

Diketahui, bertindak selaku Ketua IKA Unair Khofifah Indar Parawansa, yang juga Gubernur Jawa Timur, Ketua KAGAMA M Basuki Hadimuljono yang juga mantan Menteri PUPR, dan Ketua Umum KAUJE Muhammad Sarmuji yang juga anggota DPR RI.

Diskusi tersebut terasa guyub dan istimewa. Sebab pada saat bersamaan Bupati Wakil Bupati Jember, Gus Muhammad Fawaid dan Djoko Santoso, baru saja ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jember.

“Jadi kita sebagai alumni Unair dan UGM dimana Gus Fawait kuliah, dan kita KAUJE selaku alumni tuan rumah, kiranya bisa memberikan masukan positif,” papar Rendra Wirawan, Sekretaris KAUJE Korda Jember, selaku moderator di acara FGD.

Gagasan pertemuan diantara para alumni tersebut dilatarbelakangi satu keinginan yang sama, agar Jember mendatang lebih maju dan lebih baik.

“Jember ini ibarat becak, sudah ada becak dan sopirnya akan tetapi banya kempos. Jadi sulit jalan. Mari kita dorong bersama”, kata I Nyoman Semita, Ketua IKA UNAIR yang juga dokter spesialis tulang di Rumah Sakit Umum Dokter Soebandi Patrang Jember.

Ketua KAGAMA Jember, Soetanto Abdullah menyampaikan bahwa selama ini alumni UGM di Jember sudah bergerak di bidang peternakan, yakni dengan membentuk usaha bersama masyarakat.

“Kita ada peternakan di Gumuk Mas Jember, ada 500 ekor sapi kita besarkan dengan sistem inti plasma dan anak plasma yang saling menguntungkan antar pihak,” jelasnya.

“Jadi Jember ini sementara gerakan ekonominya masih ditopang oleh dunia Pendidikan, ada UNEJ, POLIJE yang bisa memutar uang puluhan milyar rupiah per bulan. Lebih dari itu, kita pertanyakan kembali,” imbuh dr Burhansyah dari IKA UNAIR.

Ketua KAUJE korda Jember Martius juga menyampaikan pentingnya penguatan pendidikan non Formal vokasi untuk mengatasi kemiskinan dan penganguran serta pendampingan UMKM yang cukup besar di Jember .

“UMKM wajib dikuatkan dan di bantu dari sertifikasi halal dan HAKInya sehingga jember menjadi sentra ekonomi di wilayah timur di jatim terbesar,” ujarnya.

Secara terbuka, ketiganya saling bertukar pengalaman, pengetahuan serta koreksi dan harapan terhadap Jember kedepan.

Mulai indeks pendidikan rendah, kawin dini yang menjadi sumber anak kurang gizi (stunting), sektor pariwisata yang tidak jelas prioroitasnya, membangun jalan protokol, bahkan juga lebih jauh kesiapan rumah sakit tourism di Jember sebagai rumah sakit unggulan.

Lebih khusus misalnya saja, pariwisata Jember mereka menilai seharusnya Pemkab Jember bisa menuntaskan ekosistem baik pariwisata di Pantai PAPUMA.

Tujuanya agar menjadi pembuka daya tarik bagi lokasi tempat wisata yang lain. Wisata Rembangan juga menjadi sorotan mereka karena lokasi tersebut seharusnya bisa meningkatkan kunjungan wisata di Jember karena dekat dengan kota, sekitar 13 kilo meter.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga tak luput dari sorotan, terkait lembaganya yang seharunsya bisa dikembangkan menjadi beberapa badan usaha daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Ini Wisata Rembangan sudah kerjasama dengan kita (POLIJE), kita tingkatkan lagi supaya ke depan bisa menjadi wisata andalan Jember,” kata salah satu peserta dari KAGAMA.

Bidang perikanan juga menjadi perhatian sebab beberapa progam yang berjalan selama ini, lebih seremonial semata.

“Sepertinya hanya soal pengadaan yang serius akan tetapi bagaimana proses sasaran dan outputnya seringkali meleset dari tujuan. Kalo kita mau evaluasi misalnya tentang pengadaan sarana prasarana untuk kelompok pembudidaya ikan (POKPADAKAN), maupun progam kolam gizi untuk mengantisipasi kurang gizi,” lanjut peserta lainya dari KAUJE.

Peserta juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi agar pembangunan di Jember semakin cepat.

Pada kesempatan diskusi tersebut, juga menghadirkan Ketua relawan Rumah Cinta, Dima Akhyar dan Sumpomo pendukung Bupati Wakil Bupati terpilih Gus Fawait dan Djoko Santoso.

“Kita tugasnya lebih banyak mendengar, kita catat apa yang menjadi masukan dan koreksi selanjutnya kita sampaikan kepada Bupati yang ditetapkan KPUD hari ini. Tugas bupati pada garis besarnya ada dua, pertama kinerja bertanggung jawab ke publik dan kedua, pertanggung jawaban keuangan,” ujar Dima.

Dima mengatakan bahwa pihaknya berterimakasih kepada para alumni perguruan tinggi yang telah berkomitmen aktif mensukseskan progam Kabupaten Jember mendatang.

“Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan kebersamaan antara semua elemen,” pungkasnya. (*)

Table of Contents
- Advertisement -

Berita Terkait

Exit mobile version