Pertumbuhan Ekonomi Jember Terus Naik, dari Minus 2,98 Persen Hingga Menjadi 4,53 Persen

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Sejak pertama kali menjabat sebagai Bupati Jember Ir Hendy Siswanto ST IPU, pada tahun 2020, kondisi Pertumbuhan ekonomi  Jember minus 2,98 persen. Kondisi itu terus merangkak, pada 2021 tumbuh menjadi 4, dan tahun 2022 menjadi 4,53 Persen.

Baca juga: Pentas Seni Kemerdekaan di Kelurahan Gebang Libatkan PKL dan UMKM   

Pernyataan itu disampaikan oleh Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU saat dialog di Kompas TV, pada Senin (11/09/2023) pukul 14.00 WIB.

Yang menarik, Kabupaten Jember berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonominya justru pada tahun tahun sulit, saat masa pandemi Covid-19.

“Salah satu aspek yang kita dorong pertumbuhannya, adalah sektor pertanian,” kata Hendy.

Penduduk Jember, kata Hendy, dadi sekira 2,6 juta jiwa, sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani, yang mencapai 20 persen lebih

“Karenanya sektor pertanian merupakan sektor strategis, yang bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pada masa sulit,” jawab Hendy.

Selain sektor pertanian, menurut Hendy sektor UMKM, pedagang kecil juga merupakan sektor yang cukup strategis. Jumlahnya mencapai 20 persen. Sedang, yang bergerak dibidang konstruksi hanya 7 persen.

“Karenanya, dimasa pandemi Covid-19, tahun 2021, kita pada level 1, sektor UMKM punya peranan penting, untuk menjaga stabilitas ekonomi,” jelasnya.

Jumlah UMMM di Kabupaten Jember, kata Hendy mencapai 647 ribu, merupakan jumlah terbesar di Provinsi Jawa Timur.

“Yang lebih penting bukan jumlahnya, namun kualitasnya juga terus kami tingkatkan,” katamya.

Untuk meningkatkan kualitas, kata Hendy dilakukan melalui pelatihan, yang bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Tinggi di Kabupaten Jember.

*Kami lakukan pelatihan kepada 2000 UMKM, sehingga mereka bisa memiki ketrampilan, yang memadai,” ujarnya.

Agar UMKM bisa terus berkembang, kata Hendy, juga diberikan kemudahan perijinan, serta akses ekspor, sehingga produk UMKM bisa masuk pasar luar negeri.

“Dengan demikian, kelas UMKM bisa lebih meningkat, tidak hanya mengandalkan pasar lokal saj,” tegasnya.

Meski secara kuantitas besar dan kualitasnya baik, namun menurut Hendy yang lebih penting adalah pasarnya.

“Jadi jangan sampai tidak ada yang membeli,” katanya.

Pertumbuhan Ekonomi Dengan Menggelar Event 

Agar pasar lokal bisa optimal, Hendy membuat kebijakan dengan mewajibkan setiap even yang digelar disemua tingkatan, agar melibatkan UMKM.

“Ini cukup membantu menciptakan pasar, agar daya serapnya sebanding dengan produk UMKM,” katanya.

Orang nomor satu di Jember itu, juga menyebut dibuatnya event event, baik yang level lokal maupun internasional. Seperti pasar Ramadhan, sedangkan yang level Internasional seperti Jember Fashion Carnaval (JFC).

“Pada kesempatan ini, kami berterima kasih pada almarhum mas Dinan Faris, yang telah menggagas JFC, hingga bisa menjadi seperti sekarang,” katanya.

Saat gelaran JFC, kata Hendy, Kabupaten Jember malah berhasil meraih rekor Muri, untuk dua katagori, yang Pertama UMKM terbanyak dan kedua, lampu lighting jalan terpanjang.

“Pada saat JFC, ada lebih dari 2700 UMKM yang terlibat, dan mereka bisa saling bergantian berjualan. Ketika satu pedagang, barang dagangannya sudah, segera diganti yang lainnya,” katanya.

Sedangkan Lampu Jalan terpanjang, terpasang di jalan yang dilalui kegiatan JFC, sepanjang 4 Km.

“Jadi kalau dilihat dari atas, lampunya seperti saling bersambungan, sepanjang 4 km,” katanya.

Tak kalah spektakulernya, Hendy bercerita ketika gelaran Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember meraih keuntungan sebesar Rp 12,7 Miliar.

“Darimana keuntungan itu didapat, kami menugaskan Dinas Koperasi dan UMKM, untuk mencatat semua kegiatan UMKM, selama gelaran Porprov Jatim,” ujarnya.

Pertumbuhan Ekonomi Jember Dapat Bantuan Kemenkeu

Ditanya terkait anggaran dadi Kementerian keuangan sebesar Rp 10,6 Miliar, Hendy menjelaskan bahwa anggaran tersebut terbagi kepada semua OPD di lingkungan Kabupaten Jember.

“Peruntukannya, khusus nya dalam hal pengendalian inflasi. Jadi jangan sampai deflasi, nanti gak ada yang beli, dan sebaliknya jangan terlalu tinggi, karena akibatnya harga barang menjadi mahal,” paparnya.

Hendy mencontohkan, beberapa program bantuan, untuk pengendalian inflasi, diantaranya di Dinas Peternakan, Perikanan dan Dinas Pertanian.

“Di dinas peternakan dan perikanan, kita berikan bantuan bibit ikan, seperti lele, sedangkan di Dinas Pertanian, kita berikan bantuan 450 ribu bibit cabe,” ujarnya.

Sistem Digitalisasi

Lebih lanjut, untuk meningkatkan kualitas UMKM, Hendy mulai memperkenalkan sistem digitalisasi, melalui kerjasama dengan Bank Indonesia, serta lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Jember.

“Bank Indonesia, selain sudah terbiasa dengan sistem digitalisasi, juga memiliki jaringan yang cukup luas. Sehingga kami harapkan juga turut mendorong meningkatkan UMKM,” katanya.

Hendy mengaku tidak mudah mengajari UMKM , yang masih belum mengenal dunia digital. Untuk itu, juga dirangkul Perguruan tinggi.

“Kemarin, Perguruan Tinggi di Jember mengadakan KKN Kolaboratif, yang jumlahnya mencapai 3500 orang. Para mahasiswa itu yang juga mengajari pelaku UMKM untuk mengenal dunia digital,” ujarnya. (Gilang)