Jember _ Jempolindo.id_ Pengurus HMI Komisariat Sastra Unej, periode tahun 2023 – 2024 didominasi perempuan. Terdapat 9 orang perempuan dari 10 pengurus yang telah dikukuhkan di aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, pada Sabtu (17/06/2023) sore.
Pelantikan Pengurus HMI Komisariat Sastra Unej itu berbarengan dengan digelarnya seminar bertajuk “Peran Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Budaya Lokal dan Ekonomi Kreatif”, dengan menghadirkan Narasumber Pelaku Ekonomi Dr Rendra Wirawan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Herry Agustriono dan Pemerhati Budaya Miftahul Rachman.
Acara pelantikan Pengurus HMI Komisariat Sastra Unej itu, juga dimeriahkan dengan penampilan Opera Wong Jember, Kang Noyo dan Kang Arjes.
Jempolindo _ Kesataraan Gender
Ketua Cabang HMI Jember Ikhlasul Malik Fajar, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kepemimpinan perempuan dalam Kepengurusan HMI Komisariat Sastra Unej, bukanlah yang pertama.
“Kalau gak salah, ada lima atau enam perempuan yang pernah menjadi ketua,” jelasnya.
Bagi Ikhlasul, kepemimpinan perempuan bukanlah masalah. Sambil menyitir ayat Alquran Surat An-nisa 34.
“Bagi saya ok saja, yang dimaksud dalam surat an-nisa, adalah kepemimpinan keluarga bukan dalam sosial kemasyarakatan,” tandasnya
Sehingga, menurut Mahasiswa UIN KH Ahmad Siddiq itu, perdebatan soal gender, sudah bukan lagi jamannya.
“Saya kira sudah bukan jamannya untuk dipersoalkan,” ujarnya.
Menurut Ihlasul, yang lebih penting justru bagainana Pengurus, yang telah disumpah dibawah Alquran, dapat mempertanggungjawabkan sumpahmya.
“Sumpah itu, merupakan bentuk tanggung jawab yang harus dipertanggung jawabkan hingga di aherat kelak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ikhlasul berpesan agar pengurus yang telah dilantik dapat menjalankan roda organisasi, untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya
“Jika hidup sekedar hidup, kera di rimba juga hidup, jika kerja hanya sekedar kerja, kerbau di sawah juga bekerja,” kata Ihlasul, mengutip perkataan Buya Hamka.
Menyanyangkan Ketidak hadiran Disparbud
Ashabul Mukminin, saat memberikan Stadium General pada acara itu menegaskan bahwa Pelantikan Pengurus HMI yang baru sudah luar biasa.
“Menjadi semakin istimewa karena juga diselenggarakan bersamaan dengan seminar,” jelasnya.
Namun, Ashabul menyayangkan ketidak hadiran Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, tanpa alasan yang jelas.
“Harusnya beliau datang, karena ini untuk kepentingan Jember, sehingga semua persoalan bisa terkonfirmasi,” ujarnya menyesalkan.
Kabupaten Jember, menurut Ashabul, memiliki kekayaan budaya lokal, yang menjadi karakter Jember, yakni budaya pesantren yang santun.
“Jangan sampai Jember tersobek akar budaya lokalnya,” ujarnya.
Ashabul mengakui ada upaya mendiskreditkan budaya lokal, melalui upaya mempertentangkan dengan nilai – nilai agama.
“Ada sekelompok orang yang menurunkan nilai akar budaya lokal, dengan mencoba mencampuradukkan, ajaran agama dan budaya,” ujarnya.
Upaya itu, kata Ashabul memungkinkan terjadinya konflik horizontal.
“Jangan sampai berbenturan dengan budaya lokal, sehingga memicu konflict of interest,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Ashabul berpesan agar pengurus HMI mampu memainkan perannya dengan baik.
“Bisa saja dengan menjadi politisi, itu sah sah saja. Tetapi bisnis juga seni dari segala kemungkinan,” ujarnya.
“Sukses tidak datang tiba tiba. Tidak ada makan siang gratis,” imbuhnya.
Upaya Terbaik
Sementara, Ketua HMI Komisariat Sastra Fahmi Aulia Azzahra, menegaskan dalam sambutannya bahwa semua yang pernah menjadi Ketua HMI Komisariat Sastra Unej, tentu menginginkan yang terbaik.
“Semua ketua umum menginginkan yang terbaik untuk anggotanya,” ujarnya.
Begitupun dengan Fahmi, juga menginginkan untuk mewujudkan HMI Komisariat Sastra menjadi lebih baik.
“Ini bukan tentang saya, kita, tetapi tentang kita semua,” tandasnya.
Dalam kepemimpinannya, Fahmi menegaskan akan berupaya mencetak insan yang berkualitas dan kompeten.
“Karenanya, kami tidak takut untuk mencoba, agar kelak tidak menyesal,” pungkasnya. (Gilang)