Jempolindo.id – Jember. Kabarnya budaya Merpati Totta’an ( red : diterbangkan bersama – sama) berawal sejak tahun 1960 an. Sebagai simbol masyarakat Jember yang cinta damai.
Tak heran, jika Putra Mangli dibawah bimbingan Suharyono juga telah berupaya merawat tradisi itu, seperti acara Merpati Totta’an yang digelar di depan rumahnya, jalan Imam Sukari Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Jember, Minggu (30/6/19).

“Sejak sebulan lalu saya ditunjuk membina teman teman pecinta burung merpati untuk sama – sama berupaya melestarikan tradisi bareng kelompok pecinta Merati Putra Mangli,” katanya.
Acara itu diikuti dari berbagai daerah sekitar Jember dan luar Jember, masing membawa merpati piaraannya.
“tak kurang 200 kurungan burung, yang setiap kurungan terdapat 25 pejodon (pasangan burung merpati),” ucapnya.
Lebih jauh Suharyono mengatakan, kegiatan itu diselenggaralan setiap sebulan sekali secara bergiliran dari rumah ke rumah anggota.
“Ya tujuannya menjalin silatutahmi agar terjalin rasa kekeluargaan,” katanya.
Diiringi Musik Patrol “Bekoh Kerreng”
Seperti asal mulanya, budaya Merpati Totta’an selalu dilengkapi dengan alat musik kentongan yang terbuat dari kayu, lalu berkembang menjadi Musik Patrol.

Tampak Grup Musik Patrol “Bekoh Kerreng” turut memeriahkan acara itu. Musik rancak yang dimainkan Fathurrosi dan grupnya, makin memeriahkan suasana.

“Ya mas kami turut mendukung, buat saling menjalin keakraban diantara teman- teman,” kata Rosi. *)