JEMBER – JEMPOLINDO.ID – Menantu Pengasuh Ponpes Nurul Yakin, M Kholid Mahrus, Warga Desa Nogosari meninggal, diduga terpapar Virus Covid-19, di RSUD dr Soebandi, Senin (29/6/12) pukul 02.00 WIB.
Ponpes Nurul Yakin, berada dibawah asuhan KH Ahmadi, beralamat di dusun Gumuk Gebang desa Nogosari.
Pemakaman jenasah almarhum dilakukan pukul 9.30 di TPU Dusun Tugusari Desa Kaliwining, dengan menerapkan standart protokol covid-19.
Menurut data Laporan Kematian RSD Soebandi, pada tanggal 27 juni 2021, Kholid yang menantu Ponpes Nurul Yakin itu, masuk rumah sakit, karena mengalami gejala klinis sesak napas.
Setelah melakukan diagnosa awal, diketahui terdapat gejala dyspnea (sesak napas) dan kemungkian covid atrial fibrillation (AF) Congestive Heart Failure (CHF).
Sedangkan data penunjangnya, berasal dari hasil Swab Antigen tangal 26/06/2021, hasil Positif dan Swab PCR pada tanggal 28 juni 2021 hasil positif (RSDS), dari Laboratorium Parahita.
Berdasarkan keterangan dari Babinsa Desa Nogosari, Sertu Sujud anggota Koramil 0824/13 Rambipuji, bersama Tim Satgas Covid-19 Desa Nogosari, mendapatkan informasi tentang meninggalnya salah satu warga Ponpes Nurul Yakin, pihaknya segera mengadakan penyemprotan disinfektan di lokasi Ponpes Nurul Yakin.
“Guna mencegah penyebaran virus covid-19, kami bersama satgas Covid-19 Desa Nogosari, segera melakukan antisipasi,” ujarnya.
Penyemprotan disinfektan di lakukan bersama tim PPKM Mikro Desa Nogosari, guna mencegah kemungkinan penyebaran virus berbahaya itu.
“Sampai saat ini, Kecamatan Rambipuji masih zona oranye,” terang ketua PPKM Desa Nogosari yang juga Kepala Desa Nogosari Esa Hosada, saat ditemui di Balai Desa Nogosari.
Kasus ini menjadi perhatian publik, ada yang berpendapat tidak seharusnya berita ini diterbitkan, karena akan berdampak pada psikologis masayarakat sekitar.
“Ahirnya banyak masyarakat yang ketakutan, karena kabar Covid-19 yang terus dibesar-besarkan,” ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Menurut sumber itu, belum tentu juga semua yang meinggal, memang terpapar covi-19, ada juga yang hanya sakit biasa.
“Jangan semua dipukul rata sudah terpapar covid-19, ini kan malah membuat teror,” tegasnya. (Gito)