Komitmen Turunkan Stunting, DP3AKB Jember Studi Tiru Ke Pemkot Surabaya 

Loading

Jember _ Jempolindo.id_ Dalam rangka menanggulangi percepatan penurunan angka Stunting, DP3AKB Kabupaten Jember, melaksanakan giat Studi Tiru TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Jember ke TPPS Kota Surabaya, bertempat di ruang Rapat Lantai 5 Pemerintah Kota Surabaya, pada Rabu (20/12/ 2023).

Baca juga: Disnaker Jember Kerja Keras Selamatkan Korban TPPO  

Mengikuti kegiatan tersebut, diantaranya Wakil Bupati Jember KH MB Firjaun Barlaman, Kepala Bidang Dalduk DP3AKB Kabupaten Jember, Kepala Bidang KBKS DP3AKB Kabupaten Jember, TA Satgas Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim Pelaksana Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan Pelaksana Dinas Komunikasi dan Informatika.

Studi Tiru
Keterangan Foto: Kegiatan studi Tiru DP3AKB Kabupaten Jember ke Pemkot Surabaya

Menurut Plt Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Poerwahjoedi, kegiatan Studi Tiru, merupakan upaya Pemkab Jember untuk mempercepat penurunan stunting.

“Sesuai petunjuk Bapak Bupati Jember (It H Hendy Siswanto ST IPU ASEAN Eng), agar dilakukan percepatan penurunan stunting, maka telah kami laksanakan Studi Tiru ke Pemkot Surabaya,” ujar Poerwahjoedi.

Kegiatan studi tiru itu, kata Poerwahjoedi, dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam memperkaya upaya penanganan Stunting di Kabupaten Jember pada Tahun 2024 mendatang.

“Dengan demikian, maka kebijakan penanganan Stunting dapat lebih terarah dan terukur,” tegasnya..

Studi Tiru,  Turunkan Stunting Libatkan Segenap Elemen

Kegiatan Studi Tiru itu, dibuka oleh Fauzie Mustaqiem Yos SE MM, selaku

Staf ahli kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota Surabaya.

Menurut Fauzie, Komitmen Kepala Daerah merupakan kunci utama dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya.

“Perencanaan dan Penganggaran Stunting dengan tagging anggaran stunting, telah di sesuaikan dengan 164 Indikator Capaian Percepatan Penurunan Stunting,” ujar Fauzie.

Selain itu, kata Fauzie, juga dibantu dengan Optimalisasi Forum CSR, pihak swasta hingga ke tingkat Kelurahan.

“Partisipasi itu menjadi salah satu faktor keberhasilan percepatan penurunan stunting,” ujarnya.

Fauzie menjelaskan, bahwa keberhasilan dalam penanganan Stunting, juga didukung oleh seluruh unsur kader dari berbagai perangkat daerah dan lembaga, menjadi Kader Surabaya Hebat, yang bekerja menggunakan Aplikasi Sayang Warga.

“Kinerja Kader Surabaya Hebat dipantau dan didampingi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Surabaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fauzie menjelaskan bahwa Aplikasi Sayang Warga, merupakan Sistem Layanan Pendampingan dan Perlindungan Warga Kota Surabaya yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di lapangan.

“Sehingga dapat memberikan intervensi yang lebih cepat dan tepat sasaran,” tegasnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya, dalam pencegahan pernikahan anak, telah membuat MOU dengan Pengadilan Agama untuk pengajuan pernikahan dibawah usia 19 tahun

“Kerjasama itu bertujuan untuk menurunkan tingkat pernikahan dini,” katanya.

Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas untuk mendampingi kelompok sasaran prioritas PPS (Percepatan Penurunan Stunting) setiap tim masing- mading ada Tenaga Kesehatan, baik dari ASN maupun dari Swasta

“Sedangkan dalam pengelolaan data Percepatan Penurunan Stunting yang menjadi Leading Sektor adalah Dinas Komunikasi dan Informatika,” ujarnya.

Bukan hanya itu, kata Fauzie Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dilakukan secara rutin mingguan dan terus menerus dalam menyamakan persepsi dan pencapaian indikator kinerja TPPS

“Dinas Pendidikan Kota Surabaya, juga memegang peran penting dalam terlaksananya Konsumsi Tablet Tambah Darah bagi Remaja,” jelasnya.

Agar tujuan dapat tercapai, Pemkot Surabaya, juga melibatkan Mahasiswa Magang dalam pendampingan Percepatan Penurunan Stunting hingga sampai tingkat RW.

“Dengan kerjasama semua elemen itu, maka percepatan penurunan stunting di kota Surabaya, dapat terealisasi sebagaimana diharapkan,” ujarnya. (Anas)