Sigli _ Jempolindo.id _ Khanduri Laot, merupakan wujud syukur para nelayan atas berkah Rahmat Allah SWT, yang dilimpahkan melalui laut, kata Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, saat memberikan sambutannya, di Kuala Bhom, Pantai Pelangi, Kota Sigli, Kabupaten Pidie Aceh, Rabu (01/11/2023).
Kehadiran Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, didampingi Penjabat Ketua TP-PKK Kabupaten Pidie Ny. Suaidah Sulaiman, Forkopimda Kabupaten Pidie, serta para Panglima Laot dan Panglima Lhok, Tokoh Adat, serta Tokoh Masyarakat se Kabupaten Pidie.
Selain itu, juga dimeriahkan dengan Tarian Tarek Pukat, dan Lomba Dayung, yang akan diselenggarakan pada sore harinya.
Saat bersamaan, juga diberikan santunan kepada 120 Anak Yatim dan Tausyiah dari Tgk H Zainal Abidin (Abi Zainal Langgo).
Pada kesempatan itu, Penjabat Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, menyampaikan bahwa Khanduri Laot merupakan bentuk jalinan kasih sayang antara manusia (nelayan) dengan Tuhan, hubungan kasih sayang antara sesama manusia dan hubungan kasih sayang antara manusia dengan alam.
“Ini merupakan tiga bentuk silaturahim yang tak dapat dipisahkan,” katanya.
Hubungan kasih sayang itu, kata Wahyudi dapat dikenali dari warna warni yang ada di Aceh.
“Saya teringat seorang budayawan, yang menjelaskan bahwa Warna kuning itu warna emas, melambangkan kemuliaan, yang pada jaman dahulu di China, hanya boleh dipakai oleh raja raja. Kalau dijelaskan dalam keyakinan Islam, bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah,” ujarnya.
Kemudian, kata Wahyudi, warna hijau itu adalah melambangkan hubungan manusia dengan alam. Sedangkan warna merah adalah warna darah, yang melambangkan tali persaudaraan.
“Barangkali Khanduri Laot ini hanya ada di Aceh, yang dititik beratkan di Kabupaten Pidie. Filosofi Aceh Ini perlu disampaikan dan perlu diajar – ajarkan di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Khanduri Laot Pj Bupati Pidie Curhat
Wahyudi menjelaskan bahwa dirinya menjabat sebagai Pj Bupati Pidie selama 1 tahun, yang kemudian diperpanjang kembali. Selama itu pula, dirinya hanya bicara tentang kasih sayang, sebagai pondasi dasar dalam melaksanakan tugas nya.
“Karena, saya menyakini, dengan kasih sayang, semua masalah dapat diselesaikan,” ujarnya.
Dalam menjalankan tugasnya, kata Wahyudi, pada tahun kedua mengacu pada paradigma pembangunan Ibu-ibu, pemuda dan santri.
“Dalam paradigma itu, ada prinsip – prinsip dasar, yaitu silaturahim, kembali kepada agama dan dibawah bimbingan pada alim ulama,” ujarnya.
Wahyudi menyatakan kesepakatannya dengan ucapan Panglima Laot Hasan Basri (Toke Hasan), yang menyampaikan petuahnya, dengan getaran batin yang mendalam.
“Semoga dengan Khanduri Laot ini, kita semua diberikan berkah yang melimpah oleh Allah SWT,” tandasnya.
Panglima Laot Minta dibangunkan Kolam Labuh
Sebelumnya, Panglima Laot Hasan Basri, menyampaikan keinginannya, agar Pemkab Pidie bersedia membangunkan Kolam Labuh. Karena dengan adanya Kolam Labuh, maka akan meningkat kesejahteraan nelayan dan masyarakat.
“Untuk itu, kami mohon Pj Bupati Pidie, bersedia membangunkan Kolam Labuh, yang memang sangat dibutuhkan masyarakat nelayan,” pintanya.
Toke Hasan juga meminta kepada seluruh Panglima Lhok, dan masyarakat pada umumnya, untuk menjaga kawasan pesisir.
“Terutama dari kemungkinan dijadikan sebagai pintu masuk Narkoba. Mari kita jaga, demi generasi muda kita kedepannya,” himbaunya. (MMT)