Jember – Jempol. Persoalan keterwakilan perempuan yang sepertinya diabaikan dalam rekruetmen Panitia Penyelenggara Kecamatan (PPK) di Kabupaten Jember, ditanggapi Mantan Komisioner KPUD Jember Ketty Setyorini Kamis (20/02/2020).
Baca juga :
PPK 10 Kecamatan Tak Ada Keterwakilan Perempuan, KPUD Jember Dinilai Acuhkan UU No 1 Th 2017
Ketty menyayangkan tidak terakomodirnya quota perempuan di 10 Kecamatan dalam komposisi PPK.
“Kita kan sama-sama tahu dari sejak undang-undang penyelenggara pemilu yang diatur tahun 2003 itu kalimat “dapat /memperhatikan” itulah yang menjadi alibi para penyelenggara untuk tidak mempertimbangkan sebagai keharusan,” kata Ketty.
Apalagi jika pengguguran peserta PPK justru terjadi pada tahapan wawancara, biasanya sudah 10 besar.
“Nah, kalau menurut saya jika sudah ada di dalam 10 besar, maka itu tergantung komitmen dan cara pandang dari semua pihak baik itu perempuan maupun laki-laki yang memutuskan,” katanya.
Mantan Komisioner Komisi Penyiaran Informasi (KPI) Propinsi Jawa Timur itu, berpendapat selama tidak punya komitmen terhadap keterwakilan perempuan, maka selamanya akan menjadi sebuah wacana “suka-suka”.
Ketty membandingkan dengan tegas antara penempatan perempuan pada PPK dan komposisi Calon Legislatif. Kalimat “memperhatikan” atau “dapat” dalam masalah penyelenggara memang berbeda dengan aturan untuk pencalegan, kalau keterwakilan perempuan dalam pencalegan sudah menjadi keharusan, bahkan satu daerah pemilihan pun kalau tidak ada perempuannya tentu saja konsekuensinya harus dicoret artinya dalam satu Dapil akan ada masalah,” tegasnya. Komposisi Perempuan dalam pencalegan, penempatannya juga sudah diatur sedemikian rupa, bahwa 3 nama itu harus terdapat 1 perempuan .
“Nah ini salah satu wujud sudah adanya komitmen bersama secara tertulis,” tandasnya.
Menurut Ketty, kalimat memperhatikan memang terbuka untuk dimainkan. Selama ada keinginan bermain-main dengan kalimat itu selamanya akan mempunyai dalil bahwa itu tidak menjadi keharusan.
“Sekali lagi memang tergantung cara pandang dan komitmen, saya yakin perempuan jika sudah masuk 10 besar secara kualitas dia sudah menunjukkan bahwa dia sudah mampu berkompetisi,” tandasnya.
Ketty menyakini kapasitas dan kualitas perempuan tidaklah lebih buruk dibanding laki – laki.
“Saya yakin kalau diberi kesempatan dan kepercayaan serta adanya komitmen untuk masuk dalam 5 besar saya pastikan bahwa kualitas ataupun kinerja perempuan itu akan lebih Istiqomah,” tegasnya.
Bahkan, Ketty sudah mencermati, perempuan memiliki kelebihan dibanding laki – laki.
“Maaf selama ini yang saya amati dan sudah terbukti, perempuan itu lebih teliti perempuan itu lebih sistematis dan lebih rapi dalam segala hal,” pungkasnya. (*)