JEMBER – Dua tahun berselang, jalan rusak berlokasi sekitar Dusun Sumberejo, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan sempat makan korban, seorang aktivis harus berurusan dengan pihak berwajib, gegara mengkritisi pembangunan jalan itu, yang dinilainya kualitasnya jelek, dan cenderung akan mudah rusak.
Aktivis itu harus menjalani proses hukum, dengan tuduhan melanggar UU ITE, hingga ditetapkan bersalah melalui persidangan pengadilan negeri Jember.
Kini, jalan itu benar – benar telah rusak parah. Sebuah akun Instagram bernama @munir_gess87 memviralkannya melalui unggahan di media sosial. Saat menggunggah video amatir yang berdurasi 30 detik itu Kkemudian di repost (sebarkan kembali) oleh akun Instagram @infojember. Video itu diunggah pada hari Rabu (5/1) kemarin.
Dalam video tersebut, tampak suara laki-laki saat berucap kepada pengendara yang hendak melewati jalanan yang kondisinya rusak dan becek.
“Awas mbak, awas kepleset mbak. Loh mantap (sambil memperlihatkan jalanan yang rusak) dan ditanami bibit padi di pinggir jalan),” ucapnya sambil merekam di jalanan.
Hingga saat ini, akun @infojember itu menuai 288 komentar.
Salah satunya, terlontar komentar dari akun @kholidiel “semoga jalan yang rusak di desa bisa diperhatikan terlebih dahulu”.
Sementara itu, dari akun @safarudinridwan berkomentar “3 bulan lagi panen nih min”.
Dan juga akun @zidanfahmi37 “ini namanya jalanan tol-ngantol”
Terkait viralnya video itu, Kapolsek Wuluhan AKP Solekhan Arif, membenarkan kejadian yang ada di sekitar Dusun Sumberejo, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan. Aksi itu dilakukan karena warga ingin jalan tersebut segera diperbaiki.
“Yang ditanami padi ada sepanjang kurang lebih 50 meter. Karena memang banyak lubang dan jalanannya rusak. Itu sendiri sebagai bentuk protes warga,” ucap Arif, Kamis (6/1/2022).
Namun demikian, lanjut Arif, pihaknya langsung memberikan pemahaman kepada warga untuk tidak melakukan aksi yang justru mengganggu keamanan dan kenyamanan warga lainnya. Sebab hampir separuh badan jalan ditanami padi.
“Alhamdulilah, setelah kita berikan pemahaman, warga akhirnya membersihkan tanaman padi itu yang ditanam di jalan,” tandasnya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Bupati Jember Hendy Siswanto mengetahui bentuk protes dari warga. Akan tetapi, pihaknya menilai seharusnya jangan sampai terjadi hal itu.
“Ya seharusnya jangan begitulah. Masih butuh proses dan waktu untuk perbaikan jalan. Tapi tahun ini akan diperbaiki semua jalanan rusak di Jember,” ujar Hendy saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya.
“Kita kan mengikuti regulasi. Jika semua buru-buru malah nanti melanggar hukum bagaimana?” Sambungnya.
Kata Hendy, dengan adanya aksi protes tersebut, bisa membahayakan pengguna jalanan.
“Lakukan kritik dengan cara yang baik dan mungkin bisa berkomunikasi dengan perangkat desa setempat,” ujarnya.
“Tahun ini semua jalan akan diperbaiki, kita ikuti regulasi dan semuanya (jalan) akan baik,” imbuhnya.