Jember _ Jempolindo.id _ Sebagai daerah yang bernama pandhalungan, masyakarat Kabupaten Jember, merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku dan memiliki bahasa khas Jemberan.
Baca juga: Jember Dinobatkan Sebagai Kabupaten Peduli HAM
Ada sedikitnya 6 suku, yang turut serta memberikan kontribusi terbentuknya masyarakat Jember, diantaranya Suku Jawa, Madura, Osing, Sunda, Arab dan Cina.
Mereka bisa bisa hidup saling berdampingan, bahkan tak jarang yang sudah menjalankan perkawinan silang.
Menariknya, antara suku satu dan lainnya bisa hidup bersamaan, tanpa ada permasalahan krusial, yang biasanya menjadi konflik antar suku.
Selama ini, belum ditemukan sebuah fakta yang menunjukkan adanya konflik antar suku.


Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Jember Ir HM Sujatmiko, pernah menyebut bahwa masyarakat Jember merupakan entitas yang unik.
“Kami bisa lebur, hidup saling berdampingan satu sama lain, tanpa mempermasalahkan asal sukunya,” ujarnya.
Bahkan, Sujatmiko menyebut bahwa Jember merupakan miniatur Indonesia. Karena, di Jember hidup berbagai suku bangsa.
“Itulah menariknya masyarakat Jember,” ujarnya.
Interaksi kehidupan sosial masyarakat, yang berlangsung dengan nyaman itu, bukan hanya menghasilkan perkawinan silang antar suku, tetapi juga menciptakan ujaran yang unik pula.
Seperti dikatakan pengamat Sejarah Jember Indra Gunawan Martowijo, yang menyebut masyarakat Kabupaten Jember memiliki bahasa sebagai alat komunikasi yang khas, dan berbeda dengan daerah lainnya.
“Terbentuknya ke Khasan bahasa itu, akibat dari interaksi hubungan antar suku, yang setiap suku memiliki bahasanya sendiri,” katanya.
Bisa jadi, lanjut Indra terbentuknya bahasa itu merupakan serapan yang mengalir begitu saja dalam kehidupan sehari-hari.
“Sehingga bahasa antar suku satu dengan lainnya terjadi saling menyerap,” katanya.
Karenanya, kata Indra lambat lain, mengubah dengan sendirinya cara mengungkapkan bahasanya masing – masing. Orang Madura di Jember , menjadi tidak seperti suku Madura di daerah asalnya.
“Begitupun dengan suku Jawa, menjadi tidak seperti suku Jawa pada umumnya, bahkan bahasa Arab juga diadopsi sebagai bahasa pergaulan,” paparnya
Berikut beberapa contoh, bahasa khas Masyarakat Kabupaten Jember.
– Enjek Mon kamu, merupakan bahasa ungkapan gabungan antara Madura dan Bahasa Indonesia. Tidak ada makna yang tepat, yang bisa mewakilinya. Yang mungkin hanya bisa dipahami oleh sesama orang Jember saja.
– Mau kemanaah kamu ?, Merupakan Bahasa Indonesia yang berdialek Maduda, artinya Kamu akan pergi kemana ?
– Tak dimana satu, sepertinya merupakan Bahasa Indonesia yang melekat arti bahasa Madura, artinya menjadi khas “Semua sama saja” .
– Ayo kumlaku Nang lun alun ? , Bahasa Jawa yang diucapkan dengan dialek Madura, yang cenderung mengulang suku kata. Artinya, Ayo jalan jalan ke Alun – alun .
– Ente Kate Nang Endi Yik ? , Merupakan serapan dari Bahasa Arab, yang artinya Kamu mau kemana kawan.
– Bedeh dimana kamu ? , Serapan dari Bahasa Indonesia, yang artinya Ada Dimana kamu ?.
Dan masih banyak lagi, ungkapan Bahasa Jemberan yang khas, yang menjadi daya tarik Masyarakat Kabupaten Jember. (#)