Jember_Jempol. Menjawab kehausan seniman tradisi bereskpresi di tengah tantangan jaman, Dialog Silaturahmi Jember Idea ke.XXI mencoba mewadahi dengan menggagas berdirinya Paguyuban Seniman Tradisi Nusantara (PasenTraN). Selasa(3/11).
Dialog yang diselenggarakan di Rumah Tokoh Kesenian Kecamatan Panti Satoha itu diawali dengan pertanyaan Ansori yang ingin tahu lebih jauh tentang gagasan Pasentran.
“Saya kan baru mengikuti kegiatan dialog hari ini, saya ingin tahu lebih banyak maksud dan tujuannya,” tanya Ansori.
Lalu dialog mengalir seperti tabuhan rancak gending, seolah menjawab kegelisahan seniman tradisi dalam perjalanan menemukan muaranya.
“Kita berhimpun dengan niatan positif membangun kebersamaan diantara seniman tradisi,” kata Satoha.
Budi Harijanto mencoba mengarahkan dengan muneruskan gagasan perlunya didirikan wadah bagi para seniman tradisi, sehingga gerakan kesenian tradisi diharapkan mampu lebih ekspresif.
“Saya kira tantangan jaman ini musti dijawab,” kata Budi.
Tak dapat dipungkiri peradaban terus berkembang, kesenian tradisi harus bertarung dengan perkembangan jaman yang tak dapat dihindari. Karenanya Seniman Ludruk Cak Noyo menilai perlunya wadah bagi para seniman, setidaknya untuk melakukan inovasi suguhan kesenian agar tidak terjebak dalam corak yang tidak inovatif.
“Kesenian tradisi sudah harus berani melakukan perubahan sesuai dengan jamannya,” kata Cak Noyo.
Sementara Ari Arjes menginginkan agar Pasentran mampu menjadi wadah bagi para seniman tradisi dalam melakukan eksperiman kesenian dan kebudayaan.
“Saya sengaja menciptakan tarian Gedruk Jemberan sebenarnya ingin agar kesenian Jember punya karakter yang inovatif,” kata Ari Arjes.
Pernyataan Ari Arjes mendapat dukungan Agung Suyo Alam yang juga menghendaki agar Pasentran mampu mengarahkan arah gerak seniman dalam mewujudkan harapannya.
“Saya kira Pasentran harus terus bergerak menyatukan tekad dalam tekanan jaman,” tuturnya.
Sedangkan Pendiri Kesenian Pencak Silat Panji Nusantara Cak Nung lebih menghendaki agar Pasentran menjadi lembaga yang bisa menyelesaikan salah tafsir diantara pelaku seni.
“Sehingga kesenian menjadi kekuatan besar dalam melakukan gerakan kebudayaan,” tandasnya.
Inisiator Jember Ideal Dima Akhyar bersepakat agar Jember Ideal bisa menjadi rumah yang nyaman bagi seniman tradisional dalam mengikuti jaman yang terus berubah.
“Melalui Jember Ideal mari kita bangun kesenian yang tidak sekedar diekspresikan, tetapi lebih adaptif dan mampu menjawab tantangan jaman,” pungkasnya. (*)